Anjelly Stephanie Loman atau biasa dipanggil Jelly. Anjelly atau Jelly, sosok yang terbiasa melakukan semuanya sendiri, hidup mandiri dengan hasil kerja kerasnya selama ini. Ditinggal orangtua yang sudah lama berpisah dan tinggal bersama oma opanya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Royal banget ya orangnya" komen Dahayu setelah mendengar seluruh cerita Jelly mengenai si merah cantik yang mengganti yaris putih usangnya.
"Entahlah" komen Jelly memutar tubuh menghadap dinding, agak malas sebenarnya membicarakan ini tapi dia pun ingin tahu respon sahabatnya. Apalagi setelah sahabatnya menodongnya berbagai jenis pertanyaan serta beberapa celetukan fitnah ngepet perkara kemunculan si merah cantik.
"Gas aja sih, Jell"
"Gas ges gas ges lo kira ini mobil?" sungut Jelly.
Dahayu tertawa kemudian ikut membaringkan tubuhnya di samping Jelly. Keduanya sempit-sempitan di ranjang ukuran sedang tersebut. Tapi merasa nyaman karena terbiasa. "Menurut gue..."
"Apa?"
"Dia beneran serius sayang sama elo, Jell. Maksud gue, dia sepengertian dan sesayang itu loh sama elo, sampai bought you a new car karena mobil yaris lo tuh udah tua, mesinnya udah gak enak menurut dia. Dia begitu buat menghindari his love alias elo gak kenapa-kenapa karen mobil"
Jelly menghela nafas panjangnya. Tangannya meraih guling kemudian menutup wajahnya dengan guling tersebut. Sungguh pusing memikirkan tingkah Bos Besarnya yang begitu tidak tertebak dan sangat diluar nalar menurutnya.
"Apa lagi yang lo raguin?" suara Dahayu masih terdengar.
"Apa lagi yang lo cari?" sambung Dahayu.
"Maksud gue, dia udah sejauh ini, Jell. Dia seperhatian ini sama elo, dia nunjukin keseriusan dia dengan semua tingkahnya dia, perhatiannya dia. Kalian pun udah dekat hampir dua bulan lamanya. Apa lagi yang kurang dari Pak Margo sampai dua bulan ini pun lo belum ngasih kejelasan sama dia?" Dahayu kembali mencecarnya dengan nasihat panjang yang selalu berhasil membuat Jelly sadar diri.
"Apa karena dia bukan Mas Abi atau..." Jelly menoleh mendengar pertanyaan Dahayu yang menggantung.
"Atau apa?"
"Atau jangan jangan lo sebenarnya masih suka sama Mas Abi?" Dahayu menoleh pula, membuat dua sahabat itu menatap dengan jarak yang begitu dekat di atas ranjang.
"Ngaco lo!" Jelly refleks menghantam sahabatnya dengan guling.
Dahayu mengerang, "BULU MATA GUE BABIK!"
"LO SIH NGOMONG GAK JELAS!" balas Jelly teriak.
"HABIS LO TOLOL BANGET!"
"APANYA YANG TOLOL? LO TUH YANG TOLOL, BUKTINYA SAMPAI SEKARANG MASIH JOMBLO"
"NGACA ANJINGGGGG, GUE BAWAIN KACA JUGA LO NIH!" keduanya saling meneriaki dengan topik yang jauh dari topik utama. Tak memedulikan bila suara mereka menembus dinding kamar kos lain.
"Setidaknya gue ada yang dekatin" cicit Jelly setelah perang mulut mereka berakhir, keduanya masih menyayangi suara masing-masing.