Anjelly Stephanie Loman atau biasa dipanggil Jelly. Anjelly atau Jelly, sosok yang terbiasa melakukan semuanya sendiri, hidup mandiri dengan hasil kerja kerasnya selama ini. Ditinggal orangtua yang sudah lama berpisah dan tinggal bersama oma opanya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ada gerangan apa nih tiba tiba lo ngajak kita jalan? mana ditraktir lagi" komen Haikal saat keduanya sudah berada di dalam sebuah mall besar di kawasan Jakarta Pusat. Pasalnya sepulang kantor, di awal minggu tepatnya hari senin, Jelly tiba tiba mengajak Shanette dan Haikal menonton film dan makan malam bareng dengan seluruh biaya di cover oleh Jelly.
Sesama pegawai intern yang masih bisa disebut sebagai anak bawang, hal ni merupakan hal yang langka buat mereka. Mungkin kalau ditraktir makan di restauran kecil dengan harga menengah ke bawah, mereka masih biasa. Tapi kalau tiba tiba di traktir di restoran mall dengan harga makanan yang bikin pusing sampai dibelikan tiket sekelas premier, apa tidak heran mereka?
"Gak ada gerangan apa-apa, cuman pengen ngajak jalan aja. Is it that weird sampai sejak dari kantor sampai sekarang kalian ngerasa aneh?" tanya Jelly dengan santai menggandeng kedua lengan sahabatnya, sehingga tiga orang itu begitu menempel berjalan menyusuri koridor mall.
"It is, I mean ini bukan awal bulan dimana kita baru terima gaji, ini akhir bulan di masa kta lagi seret-seretnya duit. Terus lo tiba tiba muncul bagai malaikat penyelamat yang mau bayarin kita makan malam dan nonton?" cerocos Shanette yang diangguki setuju oleh Haikal.
Jelly tertawa, "Kalian ini gue baikin aneh, giliran gue sedang fase hemat juga dicecar mulu"
"Habis aneh sih"
"Ish, katanya lo mau coba pakai CRV merah gue" cebik Jelly.
"Nah itu juga, lo habis ketiban durian runtuh dari mana tiba tiba dapat CRV merah?" tanya Shanette mendahului Haikal yang ingin merespon.
"Gak dari mana mana, emang gue semiskin itu? itu—"
"Ngomong ngomong soal CRV merah, gue dengar rumor kalau Pak Margo baru beli mobil CRV merah juga di GIIAS kemarin" sahut Haikal.
Baru juga Jelly ingin berucap karena rumor—yang sebenarnya bukan rumor—itu kembali muncul di permukaan, Shanette sudah menyela "Oh ya? Gue juga dengar itu. Saking gak nyangkanya orang orang departemen gue. Mana katanya Pak Margo rela ngocek 50 juta lebih biar gak masuk waiting list"
Jelly diam-diam panik. Ia tersenyum kikuk, makin mengeratkan pegangannya pada lengan-lengan sahabatnya.
"Kebetulan macam apa tuh Pak Margo dirumorin beli CRV merah di GIIAS sama elo yang tiba tiba punya CRV merah, Jell?" makin paniklah Jelly mendengar pertanyaan selidik Haikal.
Dua temannya ini tidak bodoh untuk menduga-duga dan menyambungkan benang merah yang ada, hanya saja Jelly berharap temannya belum akan mengetahui hal tersebut sampai sebelum Jelly mengungkapkannya sendiri.
"Cuman anehnya, Pak Margo dirumorin beli CRV tapi ke kantor gak pernah tuh kelihatan pakai CRV. Pasti kalau ga mobil kantor ya pakai range rover jagoannya itu" sambung Haikal.
"Damn, lo bener juga"
Sebelum mereka semakin larut dengan teori-teori mereka, Jelly dengan cepat mengalihkan topik, "Bisa gak kita gak ngomongin soal kantor? kan kita lagi happy happy gini" mohonnya, "Mending kalian saranin bentar makan malam dimana? karena sampai sekarang gue masih bingung nentuinnya" lanjut Jelly.