Anjelly Stephanie Loman atau biasa dipanggil Jelly. Anjelly atau Jelly, sosok yang terbiasa melakukan semuanya sendiri, hidup mandiri dengan hasil kerja kerasnya selama ini. Ditinggal orangtua yang sudah lama berpisah dan tinggal bersama oma opanya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi yang cerah dan sejuk. Pukul setengah enam pagi, kawasan parkir GBK sudah mulai dipenuhi oleh kendaraan kendaraan para peserta marathon yang diadakan oleh kantor Jelly. Begitu pun Jelly yang tampak begitu antusias dengan kegiatan ini. Dengan senyum lebar, Gadis itu fokus mengikuti arahan tukang parkir yang sedari tadi sibuk mengarahkan mobilnya ke satu parkiran yang masih kosong.
Hah... Jelly menghembuskan nafas lega ketika mobilnya berhasil terparkir sempurna. "Iya, iya sabar.. Gue baru juga parkir nih" ujar Jelly pada orang yang sejak tadi menggantikan musik di audio mobilnya via sambungan telepon.
"Gue gak jauh dari tenantnya finance ya"
"in case you lupa, finance nya kantor kita tuh banyak"
"ACC" sahutnya cepat membuat Jelly tersenyum menggelengkan kepala sembari memperbaiki posisi ikatan ponytail nya.
Sambungan telepon itu terputus ketika Jelly hendak keluar dari mobilnya. Dengan short pants hitam sedikit longgar diatas lutut, running top berwarna light pink, dan running shoes hitam, Gadis bernama Anjelly Stephanie Loman itu melewati segerombolan orang yang berlalu lalang menuju tenant finance yang ternyata tak sulit didapat di antara puluhan tenant yang ada disana.
Melihat banyaknya peserta marathon, Jelly baru menyadari bahwa yang menjadi peserta tidak hanya seluruh karyawan di perusahaan induk dan anak perusahaan, tapi kegiatan marathon ini pun dibuka secara umum. Sehingga ada yang bukan pure karyawan kantor mereka, ada pula beberapa bule yang tingginya menjulang sibuk melakukan pemanasan ditepi jalan. Pantas saja anak perusahaan mereka ikut membuka tenant untuk mendapatkan klien klien baru. Hm, tidak heran departemen Pak Joan dan departemen yang ditempati Shanette begitu sibuk. Anak anak public affairs pun yang masuk ke dalam panitia acara ini, tak henti hentinya sibuk dan lembur menghubungi ini itu. Walau tidak sebesar Jakarta Marathon, tapi menurut Jelly untuk skala acara perusahaan, kegiatan ini sudah begitu besar.
Kalau sebesar ini, Jelly jadi penasaran grand prize nya apa ya? dan isi doorprize nya apa saja? melihat deretan nama nama sponsorship yang berjejer di spanduk besar tempat orang bergantian saling memotret untuk meramaikan tag yang dibuat oleh panitia.
"Heh! si Barbie mana?" tanya Jelly menyapa Haikal yang baru saja menyudahi pembicaraannya sama beberapa karyawan finance yang bertugas jaga di tenant.
"Dia tuh panitia, jadi bisa lo bayangin sesibuk apa dia. Apalagi posisinya sebagai kacung magang" celetuk Haikal yang membuat Jelly tergelak pelan.
"Udah pemanasan belum?" lanjut Haikal, menarik Jelly menjauh dari tenant finance setelah berpamitan dengan orang orang disana.
"Belumlah, baru banget nyampe nih gue"
"Yaudah, yuk pemanasan bareng aja" ajak Haikal.
Haikal memimpin pemanasan, ia pula yang sibuk menghitung dari satu sampai delapan sejak tadi. Sementara Jelly hanya mengikuti embari mengedarkan pandangannya, memperhatikan ratusan orang yang meramaikan kegiatan tersebut. Membaca nama nama tenant di sana, serta melihat apa yang tenant itu tawarkan dari jauh. Hingga tatapannya berhenti ketika menemukan Margo lagi lagi bersama Wanita yang kemarin.