chapter thirty

1.8K 155 19
                                    

makasih yang sudah memenuhi target xixixiselamat membaca ya, semoga gak ikut kepanasan <3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

makasih yang sudah memenuhi target xixixi
selamat membaca ya, semoga gak ikut kepanasan <3

_________________


Besoknya setelah bertemu dengan orangtua Margo, Jelly diminta secara khusus untuk ikut berkenalan dengan teman-teman dekat Margo. Sejujurnya Jelly tidak masalah untuk yang satu ini. Ia kira teman-teman dekat Margo ada sederetan bule pengusaha atau teman kuliah S2-nya, hingga ia melihat sendiri siapa teman-teman Margo yang pria itu maksud. 

What should I call you? Pak or Mas?” tanya Jelly melirik pada Margo yang baru saja meminta pegawai valet untuk memarkirkan mobilnya di depan. 

“Mas dong, Love” 

Jelly menelan salivanya sendiri, “Beneran?” 

Margo mengangguk santai, “Mereka tahu kok” 

“Mas . . .” Jelly memeras ujung kemeja Margo, memunculkan wajah memelasnya dengan bibirnya yang mengerucut imut. 

“Gak papa, Love. Mama aja suka sama kamu, apa lagi mereka” tunjuk Margo pada meja bundar diujung sana yang dipenuhi oleh teman-temannya. 

“Tapi ini beda, ini bukan Mama atau Papa kamu. Ini . . . mereka . . .” Jelly melirik sekilas ke arah sana, “Mereka juga atasan aku, Pak Margo” sungut Jelly. 

“Mas” ralat Margo yang sempat-sempatnya mencuri satu kecupan di bibir Jelly karena tak tahan dengan kegemasan oleh kekasihnya. “Disana gak semua atasan kamu kok” tunjuk Margo. 

“Tetap aja banyakan atasan aku. Lagian kamu kok gak bilang sih” protes Jelly. 

“Gak papa, ini diluar jam kantor jadi mereka pun santai. Oke? Mereka yang mau ketemu kamu” 

Jelly mendengus. Kini ia mecoba merapikan rambutnya yang kali ini ia biarkan teurai dengan gelombang yang menutupi punggungnya yang terbuka. Saat Margo bilang akan bertemu dengan teman-temannya di jazz club, Jelly sengaja memilih dress yang sedikit agak pendek. Lengan panjang memang, tapi kain lengannya tipis sehingga agak transparan. Punggungnya pun terbuka indah. 

Ia bangga dan senang dengan penampilannya malam ini. Apalagi diajak ke jazz bar, salah satu tempat kesukaannya. Tapi semua berubah saat mengetahui siapa teman-teman yang Margo maksud. 

“Udah cantik, udah wangi, you are perfect as always” bisik Margo lagi lagi mencuri kesempatan dengan mengecup telinga Jelly. 

“Mas! Nanti dilihat sama teman-temanmu!” omel Jelly. 

Margo tergelak, “Trust me, they don’t even give a damn about it

Jelly hanya mengerling kesal lalu menggandeng lengan Margo saat Pria itu mengulurkan lengannya. Si Manusia Physical Touch itu bisa kepanasan sebentar saja kalau tidak bersentuhan sama Jelly. 

The Way I AmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang