Anjelly Stephanie Loman atau biasa dipanggil Jelly. Anjelly atau Jelly, sosok yang terbiasa melakukan semuanya sendiri, hidup mandiri dengan hasil kerja kerasnya selama ini. Ditinggal orangtua yang sudah lama berpisah dan tinggal bersama oma opanya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ada yang berbeda dari hari ini. Tidak banyak memang, tapi perbedaannya begitu terasa buat sosok Anjelly. Sejak pagi ia merasa kebingungan karena Margo sama sekali tidak menghubunginya untuk sekadar menyapa, "Pagi Anjelly, mau minum kopi hari ini?" via aplikasi pesan. Sudah sebulan lebih Jelly didekati Margo secara sat-sat-sat-set seperti itu. Jelly tidak bohong kalau dia pun mulai terbiasa dengan kehadiran, perhatian, pesan, hingga suara via telepon seorang Margono Permadi Halimputra. Well, 45 hari memang waktu yang singkat untuk terbiasa pada sebuah rutinitas.
Keabsenan pesan pagi Margo pun coba Jelly tidak pedulikan. Mungkin Pria itu mengalami kesibukan sehingga tidak sempat pegang ponsel atau juga Pria itu terburu buru ke kantor. Yah, pokoknya mungkin ada kondisi yang membuat Pria itu tidak bisa mengirimkannya pesan seperti biasa. Lagian ya, Jell. Sehari tanpa pesan Margo tuh gak bakal bikin elo sesak nafas! tegur Jelly dalam hatinya.
Kebingungannya makin memuncak ketika hari ini tidak ada kiriman makan siang dari Margo. Padahal sejam sebelum makan siang, otaknya sudah sibuk menebak nebak makanan apa yang kali ini akan ia dapatkan dari Pria tersebut. Apakah Steak? nasi padang bermerk mahal itu? piza? atau berbagai macam olahan ayam yang harganya bisa menguras dompet? Namun, tebak-tebakannya sia sia. Karena 15 menit jam istirahat siang berlalu, tak ada satpam ataupun resepsionis yang menelponnya untuk mengambil pesanan di bawah.
"Kenapa sih lo ngelamun mulu?" tanya Haikal saat mereka hendak memasuki lift.
"Hah? ngelamun? gak kok, gue gak melamun"
"Tuh, lo ngelamun aja lo gak sadar" komen Haikal.
Jelly hanya bisa menghela nafas panjangnya, "Kal, hari ini kita makan di foodcourt aja ya? gue lagi malas keluar kawasan kantor" celetuk Jelly. "tolong chat si Barbie ya, kita makan di kantor aja"
Setelah memesan makanan serta minuman di tenant yang ada disana, lantas dua orang itu mengambil duduk yang tepat berada di tengah tengah foodcourt, memutuskan menghindari bangku yang ada di tepi dinding kaca karena matahari sedang terik-teriknya.
"Besok jadi?" tanya Jelly pada Haikal.
"Jadi apa nih?" tanya Haikal sembari meletakkan ponselnya di depannya, memposisikan diri fokus pada apapun yang hendak Jelly bicarakan.
"Itutuh, acara Fun Marathon with Astra?"
"Jadi, Anjelly. Pasti jadi, communication department udah nyebarin infonya sejak seminggu lalu di akun sosial media perusahaan. Mereka juga udah menggebu-gebu di grup grup departemen. Broadcast message nya aja sampai ke grup futsal kantor. Masa gak jadi" jelas Haikal.
"Lo masuk grup futsal kantor?" tanya Jelly. Matanya bergerak dari atas ke bawah, meneliti sosok Pria berkulit coklat manis di depannya.
"Kenapa? Gak nyangka kan lo? gue gini gini tuh jagoan futsal di ITB dulu. Kebanggaan SBM" ucapnya menepuk dadanya yang ia busungkan sementara dagunya terangkat sombong.