bonus chapter ; six

3.5K 157 7
                                    

ada yang kangennnnnn siapa? penulisnyaaaa, hikskangen sama siapa? sama pak margo dan jelly :(maka, hadirlah bab tambahan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ada yang kangennnnnn 
siapa? penulisnyaaaa, hiks
kangen sama siapa? sama pak margo dan jelly :(
maka, hadirlah bab tambahan ini . . .


____________________


kilas balik detik-detik mikhaila lahir . . .

Semakin dekat dengan HPL, perut Jelly sudah kelihatan membesar. Semakin cantik dan bersinar pula wanita itu. Kehadiran anak pertama dari seorang Margono Permadi dan Anjelly Permadi membuat sanak keluarga tak sabar. Pasalnya sudah dinanti-nanti sejak lama. Apalagi mengingat, ini adalah pernikahan kedua si Pria itu, setelah gagal di kisah pertamanya.

Banyak doa yang terus digaungkan untuk kesehatan si Bayi, untuk si Ibu, pun untuk keluarga kecil itu. Beberapa kolega Margo bahkan sudah lebih dulu mengirimkan hadiah kelahiran untuk keluarga Margo, padahal HPL Jelly saja baru dua minggu mendatang.

Jelly tak bisa bohong bahwa ia senang sekali. Bagaimana bisa sedih? Kalau ternyata banyak yang menunggu kehadiran anaknya, banyak orang yang akan menyayangi anaknya, dan banyak pula yang tak lupa memperhatikannya. Apalagi Margo, suaminya, satu-satunya sosok kaum adam terbaik yang pernah ia temui.

Selama hamil, Margo tidak pernah melupakan Jelly. Meskipun senang dan girang yang membuncah akan segera menimang anak, Margo tak pernah lupa untuk memastikan sang istri merasa aman dan nyaman. Selalu menanyakan perasaan istrinya, kabar istrinya, sampai hal-hal kecil yang ternyata kadang Jelly lupa.

Semua senang.

Semua berbahagia.

Tapi, bukan berarti Jelly tak merasakan kekhawatiran sama sekali.

"Baju yang mau dibawa ke rumah sakit cuman ini, Baby?" tanya Margo tengah berdiri di depan lemari. Berkacak pinggang, melirik pada koper besar yang terbuka di lantai sebelum menoleh pada istrinya yang tengah duduk di tepi ranjang sambil sesekali mengelus perut besarnya.

Jelly terdiam menatap setumpuk pakaian barunya pemberian Diana juga Marisha di dalam koper yang sudah Margo atur. Ya meski aturnya tidak serapih Jelly, setidaknya suaminya membantunya disaat ia sudah susah bergerak dan berjongkok karena perut yang membesar ini.

"Mau nambah lagi?"

"Hmm . . . Menurut kamu itu kebanyakan ga?"

"Malah menurut aku ini masih sedikit, Babe"

"Gitu ya?"

Margo mengangguk, memunggungi Jelly kembali menghadap pada lemari besar nan tinggi yang terbuka lebar itu.

"Aku tambahin lagi ya?"

"Iya, tambahin aja dua pasang lagi. Takut kalau ternyata aku lama di rs" ucap Jelly.

The Way I AmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang