Maura keluar dari gramedia, setelah mengetahui bahwa novel yang berjudul Loving You tidak ada di dunia ini. Maura menepuk jidatnya, ini kan dunia novel itu sendiri, mana mungkin ada. Maura berjalan ke depan gramedia berniat untuk memesan taksi, karena dia tidak bisa mengendarai mobil dan segan untuk menelepon sopirnya.
"Anak SMA Rubby, boss!"
"Tangkap!"
Maura melotot setelah mendengar itu, dia segera berlari kembali menuju gramedia. Tetapi terlambat, karena salah satu dari dua orang tadi menangkap ranselnya. "Mau kemana manis?"
"Kenapa ya?" tanya Maura memelas berharap segera dilepaskan.
"Lo anak SMA Rubby, kan?" Maura menggelengkan kepalanya, dia harus berbohong demi keselamatannya. "Wah, nih cewek berani bohong boss!"
Lelaki yang dipanggil boss tadi maju sambil menghisap rokoknya, lalu menghembuskan asapnya tepat di depan wajah Maura, membuatnya terbatuk-batuk. "Lo kalo merokok jangan depan gue dong, bisa bengek nih gue!"
Lelaki itu terkekeh, lalu –
bugh!
Lelaki yang memegang ranselnya tadi tersungkur jatuh, karena tendangan seseorang. Maura dan si boss tadi langsung menoleh. Aksara. Maura memutar kedua matanya, sudah tahu ini pasti musuhnya Aksara, siapa lagi yang suka berantem selain Aksara?
"Anjing lo, Callisto! beraninya sama cewek!" Aksara menarik kerah si boss yang bernama Callisto itu.
Callisto melepaskan tangan Aksara dari kerahnya dengan pelan sambil terkekeh, "emang gue ngapain? gue mukul lo?" tanya Callisto pada Maura.
"Enggak sih, tapi kan–,"
"Tuh denger sendiri kan?"
"Tapi lo berniat macem-macem kan bangsat?!"
Aksara menarik tangan Maura, mengajaknya menaiki motornya. Mereka berdua pergi menaiki motor Aksara, sementara Callisto menaikkan satu alisnya melihat Aksara yang begitu emosi.
=======
Aksara mengantar Maura sampai depan rumahnya. "Thanks." ucap Maura singkat dan langsung membuka pagar rumahnya.
"By the way, ada hubungan apa lo sama Noah?" Aksara melepaskan helmnya dan menatap Maura yang ingin menutup pintu pagar rumahnya. "Apa akhirnya Noah suka sama lo?"
Maura mengibaskan tangannya kedepan, "eng–enggak! kami cuma ada masalah dikit."
Aksara menaikkan alisnya, lalu memakai helm kembali dan menjalankan motornya. Maura menghembuskan nafas lega, Aksara terasa sangat berbahaya, auranya sangat mendominasi membuat Maura tegang sepanjang jalan.
Maura menghentak-hentakan kakinya, baru beberapa hari ke dunia ini saja, dia sudah berhadapan dengan keempat pemeran utama pria. Semoga saja mereka semua tidak terobsesi pada Maura. Maura tidak mau repot-repot memikirkan percintaan di dunia ini. Dia cuma mau kembali ke tempat asalnya.
=======
Maura duduk di bangkunya tepat setelahnya seorang guru masuk. Maura mengelap keringatnya di dahi karena tadi berlari dan hampir telat masuk sekolah.
"Anak-anak, kelas kita kedatangan murid baru."
"Hai, kenalin nama aku Azura Eiliya. Pindahan dari SMA Angkasa."
Maura menutup mulutnya karena terkejut dengan kedatangan anak baru atau lebih tepatnya pemeran utama wanita di novel Loving You. Berarti novelnya baru dimulai sekarang. Kalau kalian berpikir karakter Azura adalah cewek menye-menye yang suka menangis, kalian salah besar, malah sebaliknya. Azura terkenal berani karena itula yang membuat kelima tokoh utama pria menyukainya.
"Azura kamu duduk disebelah Maura, yang dibelakang sekali sebelah kiri."
Azura tersenyum hingga matanya membentuk bulan sabit, lalu berjalan kearah Maura dan duduk di sebelahnya.
"Hai nama aku Azura," Azura tersenyum manis kepada Maura.
Maura membalas senyuman Azura dengan senyuman kaku, "Maura."
Cantik! Azura cantik seperti deskripsi di novel. Badannya mungil dan harum. Rambut Azura panjang berwarna hitam. Maura berdecak kagum dalam hati menatap Azura. Maura memang cantik, tetapi Azura lebih cantik lagi. Dengan begini, pasti para pemeran pria langsung mendekati Azura dan Maura tidak perlu repot-repot lagi menjauhi mereka.
Bel istirahat berbunyi, laki-laki di kelas Maura langsung mendekati meja Azura, ingin meminta kenalan atau sekedar meminta nomor ponsel gadis itu. Azura tersenyum canggung melirik Maura seperti meminta pertolongan.
"Eh kalian minggir sana, gue mau jajan sama Azura!" Maura mengusir mereka membuat Azura benapas lega.
"Thank you, Maura."
Azura tersenyum, Maura merasa terpesona tiap gadis itu tersenyum, benar-benar bukan main daya tarik pemeran utama. Azura merangkul lengan Maura dengan akrab menuju kantin.
Maura mencoba mengingat apa yang terjadi di novel, jika ini hari pertama Azura, sepertinya Azura pertama kali bertemu dengan Noah. Sebelum sampai di depan kantin, sebuah bola basket menggelinding ke arah Maura dan Azura.
Scene ini. Maura mengingatnya. Azura mengambil bola basket lalu mendribble bola basket itu tiga kali lalu melemparnya ke ring basket dan masuk. Semua pemain basket menatap Azura kagum, dari jarak sejauh itu seorang gadis bisa memasukkan bola ke dalam ring basket.
Jangankan laki-laki, Maura saja terpana dan melongo melihat secara langsung aksi Azura, selama ini dia hanya membaca dan membayangkannya saja. Tetapi, Maura akui Azura memang keren. Noah yang sedang bermain basket pasti juga terpana melihat Azura, Maura melirik Noah yang berdiri di lapangan basket yang sedang menatap–Maura?!
Tidak! seharusnya Noah jatuh cinta pada pandangan pertama pada Azura tetapi kenapa lelaki itu malah menatap Maura? Noah menyeringai membuat Maura mengalihkan wajahnya. Apa-apaan lelaki itu? Kenapa berbeda dari novel? apa karena Maura yang seharusnya tidak berada disini? Seharusnya saat kejadian ini, Azura memang sendirian.
Sementara itu di lapangan basket, Noah masih menatap Maura yang sudah berjalan masuk ke dalam kantin.
"Cantik juga tuh cewek."
"Anak baru itu."
"Namanya Azura."
Noah yang mendengar itu cuek saja dan melanjutkan permainan basketnya. Entah kenapa Noah jadi memikirkan Maura semalaman karena perubahan sifat gadis itu.
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Relationship [END] [TERBIT]
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP!] [Sudah terbit di Teori Kata Publishing] Maura harus menerima nasib kalau dia bertransmigrasi ke dalam novel yang baru saja di bacanya. Bukan pemeran utama maupun pemeran antagonis, tapi seorang gadis yang bahkan namanya tidak p...