Chapter 34

23.3K 2.3K 91
                                    

Hope you like it!

⚠️⚠️⚠️

Noah menatap wajah Maura yang terbaring di atas ranjang miliknya, di apartemen lelaki itu. Ia masih penasaran kenapa Maura tidak ingin pulang ke rumah atau membawanya ke rumah sakit. Ada sesuatu yang disembunyikan gadis itu dan Noah tahu itu.

Noah melangkahkan kakinya keluar kamar saat mendengar suara bel apartemennya berbunyi tanpa henti. Ia melirik intercom di dekat pintu dan melihat Kairi di sana, masih memencet bel tidak sabaran.

Noah mendengus kasar lalu membuka pintu tanpa melepaskan kunci rantai hingga menampilkan sedikit wajah kesal Kairi.

"Whats up?" tanya Noah.

"Buka, gue tau Maura di dalam." Kairi menatap Noah tajam. Ia mengikuti Noah dari sekolah sampai ke apartemen lelaki itu. Kairi terlambat, ia kalah cepat dari Noah yang sudah terlebih dahulu menghampiri Maura di sekolah tadi.

Noah berdecih, "she's mine and i'm not sharing."

Setelah itu Noah menutup pintu apartemennya dengan keras tepat di depan wajah Kairi. Ia kembali berjalan menuju kamarnya, tempat di mana Maura berbaring.

Noah duduk di sebelah Maura lalu menyentuh dengan lembut bibir gadis itu, mengusapnya. Matanya menatap Maura dengan intens. Ia tidak suka berbagi apa yang sudah dia anggap miliknya. Noah hanya menginginkan Maura untuknya, hanya untuknya.

Ia sempat cemas sebentar saat melihat Maura yang mimisan dan pingsan tepat di hadapannya, yang ia tahu gadis itu bukan sakit, tetapi ada hal lain yang disembunyikannya, yang lelaki lain tahu dan ia tidak tahu.

Noah benci memikirkan hal itu, ia ingin memiliki Maura seutuhnya. Tangannya bergerak turun mengusap leher jenjang Maura. Ia menurunkan wajahnya tepat di leher Maura, menciumnya dengan lembut tanpa memberikan jejak.

Noah bergerak melepaskan dasi yang terpasang di seragam Maura dan melemparnya asal. Ia membuka kancing teratas dan mengecup tulang selangka gadis itu. Ia menghirup dalam-dalam aroma gadis itu.

Ada sesuatu dalam diri Maura yang membuatnya candu, ia sudah terlalu dalam jatuh pada Maura, entah sejak kapan. Padahal dia tidak pernah melirik gadis manapun selama ini.

Noah menjauhkan wajahnya dan melirik Maura yang masih menutup matanya. Ia mengepalkan tangannya saat memikirkan betapa berengsek dirinya saat ini, mencuri kesempatan di saat Maura tidak sadarkan diri.

Noah segera berdiri dan matanya terlihat berkabut, tetapi kesadaran masih berpegang sepenuhnya. Ia segera berjalan menuju kamar mandi dan menghidupakan shower, membiarkan air membasahi dirinya yang masih menggunakan seragam basket.

Noah memukul dinding di depannya dan memejamkan mata, menjernihkan pikirannya. "Shit!" umpatnya saat menyadari ada sesuatu yang mengeras pada dirinya.

⚠️⚠️⚠️

Maura membuka matanya perlahan, menyesuaikan cahaya. Ia melirik jam, hampir pukul delapan malam, artinya sudah tiga jam lebih ia tidak sadarkan diri.

Maura mencoba menggerakkan tubuhnya yang kaku, terasa sangat berat. Ia merasakan tubuhnya didekap dengan kuat oleh seseorang. Maura melirik tangan yang berada di atas tubuhnya, Noah. Lelaki itu tertidur dengan lelap sambil memeluk dirinya.

Maura melepaskan tangan Noah lalu berdiri dari tidurnya, kepalanya masih terasa berat. Ia berjalan dengan perlahan agar Noah tidak terbangun, mengambil tasnya lalu memakai sepatu miliknya.

Ia membuka pintu apartemen milik Noah dengan perlahan, ia akan mengirim pesan pada Noah nanti untuk mengucapkan terima kasih karena menuruti permintaannya untuk tidak membawanya ke rumah sakit atau pulang kerumah Maura dan mengucapkan maaf karena tidak berpamitan secara langsung.

Maura berjengit kaget saat melihat Kairi duduk tepat di sebelah pintu sambil bersedekap dada. Lelaki itu tampak memejamkan matanya. Apakah lelaki itu menunggunya sedari tadi?

Maura berjongkok tepat di hadapan Kairi, menyentuh pundah lelaki itu untuk membangunkannya. Kairi terdengar menggeram lalu membuka matanya dan langsung berhadapan dengan wajah Maura yang menatapnya sendu.

Kairi segera terkesiap, ia langsung menarik Maura ke dalam dekapannya. Ia menunggu Maura sedari tadi, mengkhawatirkan gadis itu yang hanya berduaan di dalam apartemen Noah.

Maura jatuh berlutut dalam dekapan Kairi, ia membalas pelukan lelaki itu. Benaknya menghangat saat memikirkan Kairi yang menunggunya sedari tadi sampai tertidur di lorong apartemen.

Kairi melepaskan pelukannya dan meneliti setiap inchi dari tubuh Maura. Ia mendengus kesal saat melihat dua kancing teratas baju gadis itu terbuka. Kairi segera mengancingkan seragam Maura yang terlihat terkejut.

"Dia gak macam-macam kan?"tanya Kairi. Mereka berdiri dan berjalan menuju lift.

Maura menggelengkan kepalanya, "gue langsung keluar pas bangun."

Maura terdiam memikirkan apa yang terjadi padanya di dalam apartemen Noah selama ia pingsan. Semoga saja lelaki itu tidak melakukan hal aneh padanya.

"Bagusla." Kairi menggenggam tangan Maura saat berada di dalam lift. Beberapa detik pintu tertutup, mereka bisa melihat Noah yang berlari menuju ke arah lift dengan alis yang mengkerut.

Pintu lift tertutup tanpa sempat Noah mencapainya, ia segera beralih ke lift sebelahnya dan memencet tombol tidak sabaran. Ia lengah, dilihat dari gerak-gerik Maura barusan, Noah tahu kalau Maura terlihat nyaman berada di samping Kairi.

Kairi dengan mudahnya merebut Maura dari dirinya, gadis yang dulu selalu menyukai Noah. Jantung Noah berdetak kencang memikirkan dirinya yang tidak dapat meraih Maura. Apakah Kairi akan mengambil seseorang yang sangat disayanginya lagi kali ini?

Noah memperhatikan layar di atas lift, mereka menuju basemen. Noah segera memasuki lift satunya dan menuju basemen. Ia berharap Maura akan lebih memilih dirinya dibanding Kairi.

⚠️⚠️⚠️

Kairi menarik tangan Maura keluar dari lift saat mereka sudah berada di basemen, ia tahu Noah akan mengejar mereka.

Mereka menuju mobil milik Kairi. Maura hanya diam saja sedari tadi, memikirkan apa yang akan terjadi padanya nanti, apa yang terjadi saat dia kembali nanti?

Kairi memperhatikan Maura yang terlihat gelisah. Ia melepaskan genggaman tangan dan menghadapkan dirinya di depan gadis itu.

"Kairi, jangan nunggu gue lagi kayak tadi." Maura menghela napas, ia tidak rela melihat Kairi yang menunggunya sedari tadi, apalagi lelaki itu sampai bolos bekerja hanya untuk menunggu dirinya.

"Lo Maura yang paling beda. Sekarang bukan cuma gue yang suka sama lo, tapi pemeran lainnya juga." Kairi menatap Maura tepat di matanya. "Kalo gue gak nunggu atau ngejar lo, gue bakal kehilangan lo, especially your heart."

Maura mendongak, menatap Kairi yang jauh lebih tinggi darinya. Jantungnya berdebar dengan kencang mendengar ucapan lelaki itu. Ia tahu Kairi akan berjuang untuknya, mendapatkannya dan kali ini akan lebih susah karena ada lelaki lain yang menyukai Maura selain Kairi.

Kairi melirik Noah yang berjalan dari arah belakang Maura, wajah lelaki itu terlihat marah dengan rambut yang berantakan.

Kairi segera mendekati Maura lalu memeluknya erat, tatapannya tidak lepas dari Noah yang tampak berhenti berjalan dan menatapnya tajam.

To Be Continued

Jangan lupa vote dan comment

Kapan mau update selanjutnyaa??

Dangerous Relationship [END] [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang