Chapter 41

20.9K 1.9K 69
                                    

Arion berhenti melamun saat seseorang menepuk pundaknya. Radit, wakil ketua osis menunjuk pembina osis yang sudah keluar karena rapat dadakan sudah berakhir.

Arion mengusap wajahnya, ia tidak sadar bahwa dirinya melamun sejak tadi. Ia terus memikirkan Maura. Gadis itu pasti sangat ketakutan karena beberapa orang mengejarnya hari itu, hingga tersesat di hutan selama dua setengah jam.

Sebenarnya kenapa para pria menyeramkan itu bisa ada di sana, seharusnya tempat perkemahan tersebut adalah tempat yang aman karena sudah sering digunakan untuk acara perkemahan sekolah lain. Arion dan anggota osis lainnya juga sudah survey lokasi terlebih dahulu.

Ada yang janggal dan Arion tahu itu. Bukan hanya itu, bahkan polisi dan wartawan juga terasa janggal, seperti ada seseorang yang sangat berkuasa di belakang mereka.

Arion mengetukkan jarinya di atas meja, mencoba berpikir keras. Ada dua orang yang berkuasa di sekolah ini yang tentunya mengenal Maura, Noah dan Aileen, sepupunya.

Arion tiba-tiba teringat dengan rencana Aileen yang pernah mengajaknya untuk memisahkan Maura dan Noah. Ia pikir Aileen hanya akan sekedar menggoda Noah. Tetapi, Apakah Aileen benar-benar melakukan hal keji itu?

Ia menghentikan gerakan jarinya dan menyuruh Radit untuk menutup pintu ruang osis dan menyuruh yang lainnya untuk tidak keluar.

"Siapa yang megang akun sosmed SMA Rubby?" tanya Arion membuat keheningan mencekam di dalam ruangan.

"Anak medinfo."

Arion menatap tajam Vanya yang menjabat sebagai ketua divisi medinfo, gadis itu mengatupkan bibirnya rapat.

"Vanya," panggil Arion.

"Y-ya?" Vanya menatap Arion yang menautkan kedua alisnya tajam. Gadis itu tahu bahwa Arion sedang marah.

"Sini hape lo."

Vanya memberikan ponselnya pada Radit yang duduk di sebelah Arion, lalu lelaki itu memberikannya pada Arion.

Arion menerima ponsel Vanya lalu tanpa aba-aba melemparkannya ke dinding di belakang gadis itu.
Ponsel Vanya menghantam dinding dengan keras hingga terpental dan kondisinya hampir hancur.

Semua anggota osis terkejut, mereka diam tak berkutik melihat ketua osis yang sedang terlihat murka.

Arion adalah sosok ketua osis yang paling disegani karena wibawa dan karakternya yang dapat memisahkan perasaan emosional dan tugasnya sebagai ketua. Lelaki itu biasanya sebisa mungkin mengontrol emosinya tetapi kali ini Arion tidak menyembunyikan emosinya sedikitpun.

Arion yang tenang dan tidak pernah menyalahi ataupun membentak anggota yang lainnya sefatal apapun kesalahan mereka, ketimbang meluapkan emosi, lelaki itu biasanya mencari solusi lain dengan otaknya yang cerdas.

Tetapi lelaki itu menunjukkan emosinya dengan jelas, rahangnya mengeras dengan sorot mata yang tajam.

"Acara pekemahan gagal karena cewek yang cari perhatian?" Arion mengulangi kalimat yang di posting oleh Vanya di aplikasi x kemarin. "Otak lo di pake dikit! Bahkan saat rapat tadi lo malah mempermasalahkan duit lo yang terbuang karena berhentinya acara?"

"Ma—"

"Lain kali pikirin dulu gimana kalo lo di posisi orang itu." Dada Arion naik turun, menandakan lelaki itu sangat emosi. Ia mengeluarkan dompet dari saku celananya lalu mengeluarkan beberapa lembar uang dengan nominal seratus ribu. "Nih duit lo gue ganti, sekalian otak lo disuciin."

Dangerous Relationship [END] [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang