Chapter 40

21.7K 1.9K 63
                                    

Maura masih menunggu dalam hening, air matanya sudah mengering. Ia tidak tahu sudah berapa jam dia belum kembali ke dalam novel. Maura bahkan bisa mendengar perutnya berbunyi karena lapar di dalam keheningan.

Wajahnya terlihat sangat lelah dan pucat. Maura kembali menekuk lututnya dan melipat tangan di atas lutut. Ia menenggelamkan wajahnya, berharap ada titik terang untuk dirinya.

Sayup-sayup Maura mendengar suara sirine polisi serta teriakan-teriakan yang memanggil namanya. Maura mengangkat kepalanya dan melihat wajah cemas Azura yang sedang berbincang dengan salah satu polisi.

Maura berdiri dengan susah payah, matanya yang sayu menatap Azura dengan berbinar.

"Azura," panggil Maura pelan.

Azura berhenti berbicara lalu menolehkan wajahnya pada Maura yang memanggilnya dan disaat itu juga ia berlari dengan kencang ke arah Maura.

"Maura!" Azura berteriak dan memeluk erat Maura yang tampak sangat berantakan. Azura menangis, ia kehilangan Maura selama dua setengah jam.

Teriakan Azura menarik perhatian beberapa orang di sekitar sana, termasuk Kairi, Aksara, Arion, dan Noah yang langsung mendekat pada Maura.

Maura melirik mereka berempat yang menatapnya penuh khawatir. Ia bahkan tidak menyangka kalau Noah ikut mencarinya, bahkan lelaki itu masih memakai baju basket.

Kairi melepaskan jaketnya lalu memasangkan pada pundak Maura yang masih berpelukan dengan Azura yang menangis.

Mereka diam tidak bertanya karena ingin menenangkan Maura terlebih dahulu.

⚠️⚠️⚠️

Maura pulang bersama orang tuanya, setelah berbincang dengan polisi untuk memberikan keterangan. Maura sudah menjelaskan bahwa kejadian yang menimpanya adalah percobaan pembunuhan atau pelecehan.

Tetapi kasus tersebut tidak bisa dilanjutkan karena kurangnya bukti dan dianggap hanya kasus orang hilang.

Maura mengepalkan tangannya dengan erat, hingga pulangpun, ia tidak melihat sama sekali adanya wartawan. Maura belum bisa berpikir lebih lanjut karena dirinya masih kelelahan.

Agni, Ibunya memegang tangan Maura yang terkepal. Mereka sudah berada di dalam rumah. Wanita itu bisa tahu kalau banyak yang dipikirkan anaknya.

Sang Ayah mendekati mereka berdua, ia mengelus pundak Maura. "Sebaiknya kamu istirahat dulu, Maura. Badan sama pikiran kamu butuh istirahat. Untuk selanjutnya baru kita pikirkan nanti."

Maura menatap Ayahnya, apa selanjutnya? Emangnya ia harus melanjutkan kejadian ini bagaimana lagi? Bukankah ini adalah karma untuknya karena menginginkan kehidupan sempurna milik Maura Kanaya?

"Ada hal yang terasa berat untuk dilalui, tapi tetap harus dilalui, nak. Don't let anyone put you down, keep your head up."

Maura menatap Agni yang mengelus luka pipinya yang tergores ranting pohon, ia bisa dengan jelas mengingat raut wajah mereka berdua yang panik karena kehilangan Maura tadi. Ia tahu ucapan Ibunya barusan mengarah kemana, kedua orang tuanya seakan tahu bahwa akan ada masalah yang dilalui oleh Maura.

Benar, Maura tidak bisa diam saja dan menunggu masalah lainnya datang. Ia harus mengangkat kepala, menghadapinya, dan melakukan sesuatu.

⚠️⚠️⚠️

Acara perkemahan terpaksa dihentikan karena kegaduhan yang diakibatkan olehnya. Admin dari akun sekolah di aplikasi x bahkan sempat menyindirnya yang mengatakan bahwa Maura hanya mencari perhatian dan menyalahkan Maura karena kegiatan mereka harus berhenti.

Dangerous Relationship [END] [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang