Aksara memasangkan helm full face miliknya pada Maura, mereka baru saja selesai makan karena kelaparan menunggu hujan reda bahkan hari sudah berganti malam saat mereka pulang.
"Lain kali gue bakal bawa helm dua."
Aksara menarik lengan Maura untuk memeluknya, sementara gadis itu tidak menolak sama sekali atau dia akan jatuh jika tidak berpegangan pada Aksara.
Aksara memberhentikan motornya saat beberapa motor mengepung mereka berdua. Aksara terlihat menghembuskan napasnya dengan berat seolah sudah biasa menghadapi hal ini.
"Jangan ngehindar hari ini, dateng ke tempat biasa sekarang!"
"Nanti gue nyusul, gue nganter cewek gue dulu." Aksara menunjuk Maura yang berada di belakang dengan ibu jarinya. Sementara Maura sedang bingung dengan situasi sekarang, karena tidak pernah dijelaskan di dalam novel mengenai kenakalan Aksara diluar sekolah.
"Lo mau kabur lagi?" tanya salah satu dari mereka yang menggunakan tindik di bibirnya. Ada total enam motor dan sepuluh orang pria dengan wajah menyeramkan yang mengelilingi mereka.
Aksara berdecak, "gue gak bakal kabur."
"Kalo gitu sekarang ikut kami."
Maura hanya menelan ludahnya gugup, suasana tampak sangat mencekam, ia bahkan tidak bisa memikirkan apa yang sedang terjadi sekarang.
Aksara melirik Maura yang menggenggam erat seragamnya. "Apapun yang terjadi jangan pernah buka helmnya."
******
Mereka berhenti di arena balapan liar yang sudah sangat ramai dipenuhi dengan orang-orang yang tidak dikenal Maura. Mereka berhenti dan beberapa orang tampak menghampirinya.
"Lo tau udah berapa lama Joker nyari lo terus, dia masih gak terima lo udah ngalahin anak buahnya waktu itu."
Seorang lelaki berbicara, rambutnya berwarna pirang dengan banyak tindikan di kedua telinganya.
Aksara lagi-lagi menghembuskan napasnya dengan berat, sebenarnya saat ini bukan waktu yang tepat, karena ia masih memakai seragam sekolah ditambah ia membawa Maura. Gadis itu akan dalam bahaya.
"Gue selesaiin malam ini," ucap Aksara. Ia menyuruh Maura turun dari motornya. "Jagain kesayangan gue, jangan sampai lecet."
Teman-teman Aksara tampak bersiul mendengar ucapan Aksara. Selama mereka mengenal Aksara, tidak pernah sekalipun lelaki itu membawa seorang gadis.
"Siapa namanya?"
"Lo gak perlu tahu, yang penting lo jagain dia aja."
Maura hanya diam mematung ditempatnya, tidak tahu harus berbuat apa. Helm milik Aksara masih dipakainya sedari tadi, karena perintah Aksara untuk tidak melepaskannya. Asap rokok mengepul di mana-mana, tetapi untungnya Maura memakai helm, jadi dia tidak menghirup asap rokok secara langsung.
Teman Aksara menuntun Maura untuk berdiri ke pinggir jalan untuk bersiap menonton balapan yang akan dilakukan Aksara dan pria yang dipanggil Joker itu.
"Lo gak engap apa pakek helm terus?" Tanya salah satu wanita dengan rambut berwarna birunya.
Maura menggeleng tanpa mengeluarkan suara. Sepertinya ia mengerti sekarang kenapa Aksara meminta Maura untuk tidak melepaskan helmnya. Balapan ini bisa dikatakan ilegal dan beberapa orang yang berkumpul tampak lebih mengerikan daripada preman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Relationship [END] [TERBIT]
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP!] [Sudah terbit di Teori Kata Publishing] Maura harus menerima nasib kalau dia bertransmigrasi ke dalam novel yang baru saja di bacanya. Bukan pemeran utama maupun pemeran antagonis, tapi seorang gadis yang bahkan namanya tidak p...