Tekan ⭐️ sebelum baca.
Selamat membaca <3
⚠️⚠️⚠️
Noah menyenderkan punggungnya di dinding, ia mengenakan baju basket karena sehabis berlatih basket untuk persiapan semifinal minggu depan. Lelaki itu melirik Aileen yang sedang menyapa beberapa orang yang memuji resital pianonya barusan.
Aileen tersenyum merekah lalu menghampiri Noah yang tampak mencolok dengan baju basketnya. Gadis itu tahu kalau Noah terpaksa datang ke sini, terlihat dari raut wajah dan juga baju yang dikenakan lelaki itu.
"Lo dat–"
"Udah kan? Jangan ngerengek lagi ke bokap gue cuma gara-gara beginian. Lo bukan anak kecil."
Noah menegakkan dirinya, tubuh tingginya menjulang di depan Aileen. Senyum gadis itu memudar saat mendengar ucapan Noah.
"Bisa gak lo ngeliat gue sekali aja?" tanya Aileen, kedua matanya menatap Noah dengan luka. Ia menyukai Noah sedari dulu, dengan sabar menunggu lelaki itu membuka hatinya yang tertutup sejak lama.
Noah memang membuka hatinya, tetapi bukan Aileen yang mengisi hati lelaki itu.
"Lo udah tau siapa yang gue suka." Noah berucap dingin, berharap Aileen mengerti dan melepaskannya.
"Cewek itu?" tanya Aileen sinis. "Mungkin sekarang dia udah digilir oleh banyak cowok."
Noah mengatupkan rahangnya dengan tangan yang terkepal kuat hingga jarinya memutih. Terlalu ramai di sini, ia tidak bisa membuat kekacauan dengan memarahi gadis di depannya.
"Jaga ucapan lo."
Aileen mengangkat bahunya, sorot matanya seolah menantang Noah dengan ucapannya barusan. Pembuluh darah Noah berdenyut, ia merasakan perasaan cemas pada Maura.
"Apa yang lo lakuin?" Noah menatap Aileen dengan sangat tajam.
"Emang apa yang bisa gue lakuin? Gue aja disini."
Napas Lelaki itu bergemuruh, ia segera berlari tanpa memperdulikan Aileen. Noah mengambil ponselnya lalu menelepon nomor Maura, tetapi tidak aktif. Ia segera berlari ke arah parkiran.
Satu jam perjalanan menuju perkemahan, Noah hanya berharap semoga perasaan cemasnya bukanlah sesuatu yang ia khawatirkan sekarang terjadi pada Maura.
⚠️⚠️⚠️
Maura melirik tujuh laki- laki di depannya. Jantungnya berdetak dengan cepat, ketakutan dengan cepat menguasai dirinya. Tidak ada satupun lelaki di kenalnya.
Tetapi ada satu lelaki yang pernah dia lihat, salah satu anak buah Callisto. Sementara yang lainnya, Maura yakin bukanlah lelaki sebaya-nya. Wajah mereka benar-benar menakutkan, bahkan ada yang membawa benda tumpul yang mengerikan.
Maura meneguk ludahnya, ia melihat sekeliling, tetapi tidak menemukan Lia di manapun. Apa Lia bersekongkol dengan para lelaki di depannya? Tetapi untuk apa?
Dengan tubuh gemetar, Maura mundur selangkah. Belakang sepatunya mengenai air sungai. Ia terjebak.
"Tangkap!"
Maura segera membalikkan badannya, ia melangkah ke dalam air dengan cepat, tidak memperdulikan sepatu hingga lututnya basah. Tidak ada apapun lagi di dalam pikirannya selain berlari dengan sekuat tenaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Relationship [END] [TERBIT]
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP!] [Sudah terbit di Teori Kata Publishing] Maura harus menerima nasib kalau dia bertransmigrasi ke dalam novel yang baru saja di bacanya. Bukan pemeran utama maupun pemeran antagonis, tapi seorang gadis yang bahkan namanya tidak p...