Chapter 19

44.4K 3.6K 63
                                    

Happy reading! ❤️

******

Maura berjalan menuju belakang sekolah setelah Celine mengajaknya kesana. Maura menatap Celine dengan waspada karena takut Celine akan melakukan sesuatu padanya.

"Lo suka sama Arion?" tanya Celine tanpa basa-basi. Maura menghembuskan napasnya berat, harus berapa kali dia mendapatkan pertanyaan seperti ini.

"Gak sama sekali."

"Tapi dia suka sama lo." Hanya satu yang dipikirkan Celine saat ini, tidak mungkin seorang Arion bertepuk sebelah tangan. "Kalo lo gak suka sama dia, please tolak dia secara tegas. Buat Arion nyerah sama lo."

Maura meneguk ludahnya, sejak awal dia tidak ada keinginan untuk membuat Arion ataupun yang lainnya menaruh harapan pada Maura. Hal ini tentu sangat di luar kuasa Maura.

"Tapi gue yang gak bakal nyerah."

Arion datang dengan wajah dinginnya, matanya menatap Celine nyalang. Ia tidak suka dengan Celine yang seenaknya menyuruh Maura menolaknya.

"Arion!" Celine setengah berteriak. Dia tidak rela Arion menaruh hati pada Maura. "Itu pasti hanya ilusi sementara."

Arion tampak jengah, baik Vanya maupun Celine tidak akan pernah melepaskannya dengan mudah. Hal ini berawal dari kesalahan Arion yang tidak menolak mereka dengan tegas. Tetapi tidak untuk kali ini, karena Arion sudah memiliki Maura di hatinya.

"You know nothing about me, Celine." Arion menatap tajam Celine, ia tidak terima perasaannya pada Maura dianggap hanya sebatas ilusi. Arion lebih tahu daripada siapapun bahwa Maura nyata, gadis itu sudah menetap di hati Arion.

Maura hanya diam saja mendengar Arion dan Celine, dia merasa tidak enak hati memasuki hubungan mereka berdua. Celine pastinya sakit hati karena sudah mengenal Arion terlebih dahulu dari Maura, tetapi Arion malah menyukai Maura.

Arion menarik tangan Maura dari sana, meninggalkan Celine yang berkaca-kaca, air matanya siap jatuh kapan saja.

Maura memberontak, melepaskan pegangan tangan Arion. "Mungkin ucapan Celine ada benarnya."

Tangan Arion terkepal, ia tidak peduli bagaimana tanggapan Maura, karena yang jelas Arion tidak akan pernah menyerah mendapatkan Maura.

"Harus gimana gue nunjukkin kalau perasaan gue emang nyata?"

"Kalo Celine yang kenal lo lebih dulu aja gak tahu apa-apa tentang lo, gimana dengan gue? Arion, I know nothing about you, you know nothing about me."

Tangan Arion semakin terkepal, buku-buku jarinya memutih. Tetapi benar apa kata Maura, mereka sama-sama belum mengenal jauh satu sama lain. Tetapi hal itu tidak akan pernah membuatnya menyerah pada Maura.

"Kalo lo mau gue nyerah, you will wait forever."

Mata Arion tampak berkilat, menunjukkan keseriusan lelaki itu. Sementara Maura menegang di tempatnya, Maura tidak bisa lepas lagi dari Arion.

******

Maura memperhatikan Aksara yang sedang berdiri di depan tiang bendera, lelaki itu dihukum karena ketahuan membolos. Aksara dan kebiasaannya yang susah diubah. Semalaman Maura memikirkan Aksara karena ciuman itu. Memikirkannya saja sudah membuat Maura merasa seperti ada kupu-kupu berterbangan di perutnya.

Maura mengalihkan tatapannya lalu melangkahkan kakinya menuju kantin sendirian, karena Azura sedang menuju ke ruang guru membahas perihal olimpiade.

Dangerous Relationship [END] [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang