Chapter 7

72.1K 5.2K 95
                                    

Noah berlari ke pinggir lapangan lalu mengambil botol air mineral kemasan yang tadi diberi oleh seorang cewek. Noah meminumnya lalu mengguyur sisanya ke atas kepalanya karena terasa panas setelah bermain basket di tambah teriknya matahari. Cewek-cewek di pinggir lapangan hanya berteriak tertahan melihat Noah yang badan atletisnya sudah tercetak jelas karena baju basketnya yang basah.

Noah mengusap wajah hingga ke rambutnya yang basah membuat penampilannya sekarang terlihat sangat seksi. Noah mengabaikan cewek-cewek yang sedang mencuri pandang padanya. Ia melihat Maura yang sedang berjalan dengan cepat di koridor, gadis itu terlihat mengerucutkan bibirnya lucu.

=======

Maura merasa merinding dan saat menoleh kearah lapangan, ia melihat Noah yang sedang menatapnya intens. Maura mengangkat bahunya tidak peduli, ia ingin segera pulang. Maura mengeluarkan ponselnya berniat untuk memesan taksi online.

Aksara terlihat mengejar Maura lalu dengan cepat merampas ponsel gadis itu. "Hape gue!"

Aksara terlihat mengetikkan sesuatu di ponsel Maura, lalu bunyi telepon terdengar dari kantong celana Aksara. Aksara mengembalikan ponsel Maura. "Telfon gue kalau ada apa-apa."

Maura mengambil ponselnya lalu melihat nomor Aksara yang disimpan dengan nama 'Aksara <3'.

"Kenapa ada love nya?"

"Karena hati gue udah sepenuhnya buat lo."

Maura merinding mendengar ucapan cringe dari Aksara, sangat tidak cocok dengan mukanya yang sangar. Aksara melirik leher Maura, kissmark nya sudah menghilang.

"Lebay!" Maura melanjutkan langkahnya berniat memesan taksi online yang tadi sempat tertunda, tetapi ponselnya mati karena kehabisan baterai. "Yah, mati hape gue."

Aksara melirik ponsel Maura yang mati total, "Mau minjem hape gue? Buat apa?"

Maura menoleh lalu mengangguk. "Mesen taksi online." Aksara menyodorkan ponselnya. Maura tersenyum lebar, mengambil ponsel Aksara, tetapi cowok itu malah mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Senyum Maura hilang digantikan dengan decakan kesal. "Kalo gak mau minjemin bilang dong!"

"Setelah gue pikir-pikir kayaknya mendingan lo pulang sama gue aja daripada ngabisin duit."

"Yee biarin, duit-duit gue juga." Maura berusaha meraih ponsel Aksara, tetapi cowok itu lebih tinggi darinya membuat Maura kesusahan.

"Pulang sama gue aja," ujar Aksara keras kepala.

"Ga–,"

"Maura!"

"Maura!"

Maura menoleh saat namanya di panggil secara bersamaan. Noah dan Arion. Mereka berjalan mendekati Maura. Sial! Maura tidak mau berurusan dengan mereka lagi.

"Anter gue pulang. cepet!"

Maura berjalan cepat tanpa menoleh ke belakang. Aksara mengikuti Maura dengan cara berjalan mundur sambil menatap Noah dan Arion dengan senyum miring, ia melambaikan tangannya lalu membalikkan badan dan segera menyamakan langkahnya dengan Maura.

Noah dan Arion hanya saling melirik dengan tatapan tajam. Sementara Zidan hanya melihat mereka dari lapangan basket.

========

Maura duduk di kursi meja belajar dalam kamarnya. Sudah beberapa hari dia tinggal di dunia ini dan harapan untuk kembali ke tempat asalnya masih ada. Maura memikirkan beberapa pemeran dalam novel yang hampir semuanya berubah. Arion memiliki sisi yang tidak diketahuinya selama membaca novel, Aksara dan Noah yang malah memperebutkannya, Azura yang berteman dengannya, dan pemeran antagonis yang belum bertindak apapun. Aileen–pemeran antagonis atau sepupunya Arion, Maura melihatnya beberapa kali di sekolah tetapi Aileen terlihat seperti siswa yang biasa saja.

Dangerous Relationship [END] [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang