Chapter 17

46.5K 3.6K 80
                                    

"Arion."

Arion melirik Vanya sebentar lalu kembali fokus pada laporan anggaran acara pekan olahraga. Ia tidak menyahut panggilan Vanya. Vanya mendekati Arion yang sedang duduk di dalam ruangan osis sendirian. Dia menanti Arion sendirian sedari tadi.

Vanya mendekatkan kepalanya pada Arion berniat mencium Arion, tetapi diluar dugaannya Arion mengelak dengan cara menolehkan kepalanya ke samping. Vanya merasa sakit hati dengan penolakan Arion barusan. Arion tidak pernah menolaknya selama ini.

"Jadi benar apa kata Celine? Lo udah beneran suka sama cewek itu?"

Vanya menggigit bibirnya menahan rasa marah dan kecewa. Sudah hampir dua tahun dia mengenal Arion dan selama itu juga Arion tidak pernah menaruh perasaannya pada siapapun. Arion tidak boleh dimiliki oleh siapapun.

"Benar."

Vanya keluar dari ruangan osis, tanpa mengucapkan apapun lagi. Arion menghembuskan napas lega setelah Vanya keluar, ia membereskan kertas-kertas di atas meja lalu melangkah keluar dari ruang osis. Arion berhenti melangkah saat melihat Maura yang sedang duduk bersama Noah dan juga Aksara.

Maura terlihat tersenyum, senyuman yang tidak pernah ditujukan padanya. Jujur saja, Arion cemburu, dia tidak ingin membohongi perasaannya. Mulai saat ini Arion menginginkan Maura, walaupun membutuhkan waktu selamanya untuk mendapatkan Maura, Arion akan menunggu.

Aileen mendekati Arion yang berdiri kaku di tempatnya, Aileen tahu Arion sedang melihat Maura. Arion sadar saat Aileen mendekatinya, tetapi tatapannya tidak lepas dari Maura.

"Jadi gimana dengan tawaran gue waktu itu?"

Arion melirik Aileen tajam. "Gue gak butuh bantuan lo."

Aileen mengangkat bahunya. "Terserah."

Arion tidak peduli pada rencana apapun yang ada di kepala Aileen, karena dia akan memenangkan hati Maura walaupun harus berhadapan dengan Noah ataupun Aksara.

*****

Hari sudah malam, sebentar lagi kembang api akan dihidupkan. Tetapi Maura lebih memilih mencari Kairi daripada melihat pertunjukkan kembang api. Tetapi setelah beberapa menit dia belum juga bertemu dengan Kairi.

Maura berhenti berjalan saat melihat Noah dan Aileen di samping sekolah. Aileen terlihat berbicara sesuatu lalu Maura membulatkan matanya saat melihat Aileen memeluk Noah.

Mata Maura mendadak di tutup oleh tangan seseorang, Maura bisa mencium aroma mint dari tubuh lelaki yang sedang menutup matanya.

"Jangan dilihat." Lelaki itu berbisik dan Maura tahu suara itu. Suara milik lelaki yang sedang dicarinya sedari tadi. Kairi.

Kairi membalikkan badan Maura lalu menariknya menjauh. Saat Kairi melepaskan pegangan tangannya, Maura sudah tidak bisa membendung rasa penasarannya lagi.

Kairi berusaha menilai ekspresi Maura, tetapi Maura tidak menunjukkan ekspresi apapun. Padahal Kairi yakin Maura mempunyai hubungan dengan Noah.

"Lo tahu semuanya kan?" Tanya Maura tanpa basa basi. Maura ingin segera mengetahui semuanya sebelum ia mencintai salah satu dari mereka. Karena sekarang Maura tahu ada sedikit rasa sesak di dadanya.

Kairi terlihat diam, tidak menampilkan ekspresi apapun dan Maura yakin kalau Kairi mengetahui semuanya. Kairi berdiri dengan raut wajah datar seolah dia tahu Maura akan datang mencarinya cepat atau lambat.

Maura mengepalkan tangannya, memutuskan akan menerima apa saja kenyataan yang akan diberitahu Kairi, termasuk menerima jika ia tidak bisa kembali ke dunia aslinya.

Dangerous Relationship [END] [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang