Selamat membaca ❤️
"Gue pastiin gak bakal kehilangan lo lagi. Apapun caranya bakal gue cari."
Maura membalas tatapan Kairi dan merasakan keseriusan lelaki itu. Maura juga bertanya-tanya, adakah cara untuknya untuk tetap di sini selamanya?
Yang pasti Maura berharap jawabannya adalah iya.
Maura merasakan pusing menderanya, hingga pandangannya buram lalu kesadaran hilang sepenuhnya.
Kairi segera mendekap tubuh Maura, gadis itu pingsan dengan wajah yang sudah terlihat pucat. Ia segera mengangkat Maura menuju mobilnya.
⚠️⚠️⚠️
Maura membuka matanya dan melihat sekeliling ruangan yang sangat asing. Ia melirik seorang gadis yang baru saja masuk melalui pintu.
"Udah bangun?" tanya gadis itu. "Gue panggil Kairi dulu."
Setelah mengucapkan itu, gadis tersebut pergi meinggalkan Maura yang masih meraih kesadarannya. Kepalanya masih terasa berat, Maura mengerang lalu mencoba untuk duduk.
Maura menoleh saat melihat Kairi datang dengan seragam kerjanya. Lelaki itu mendekat pada Maura lalu duduk di ranjang, tepat di sebelah Maura yang sudah berada dalam posisi duduk.
"Ini di tempat lo kerja?" Maura memperhatikan sekeliling ruangan yang tampak sempit, hanya diisi dengan ranjang dan satu lemari.
"Hm." Kairi memegang dahi Maura lalu beralih ke pipi gadis itu yang masih dibalut oleh perban, mengusapnya cukup lama. "Lo pingsan udah tiga jam."
Maura hanya diam, dia bingung kenapa Kairi membawanya ke tempat kerja lelaki itu, bukannya membawanya pulang. Tetapi jika Kairi membawanya ke rumah dan orang tuanya mengetahui Maura yang pingsan tiga jam lamanya pasti akan segera membawa Maura ke rumah sakit, karena normalnya pingsan hanya terjadi sekitar 15 sampai 20 menit saja.
"Ayo bertemu di kehidupan yang lain," ucap Maura. Dia menatap Kairi yang sedang menatapnya tidak setuju. Kairi merasa Maura kasihan pada dirinya yang akan kehilangan Maura lagi untuk kesekian kalinya.
"Gak ada kehidupan yang lain. Ini yang terakhir." Kairi berucap tegas, dia tidak ingin Maura mengucapkan kalimat seolah gadis itu sudah bersiap pergi dari hadapan Kairi.
Tubuh Maura masih terasa lemah dan sedikit pusing, tetapi dia masih bisa mencerna dengan cepat ucapan Kairi. "Gimana kalau gue emang bakal kembali?"
"Gak akan gue biarin."
Maura menghela napasnya dengan Kairi yang keras kepala, lelaki itu tidak mungkin bisa menahan Maura untuk tetap di sini. "Tapi–"
Maura membelalakkan matanya saat Kairi mencium bibirnya dengan cepat tanpa sempat Maura menyelesaikan ucapannya. Lelaki itu memegang rahang Maura agar lebih mendekat padanya, sementara tangan yang satunya memeluk pundak Maura.
Maura seperti tersengat, dirinya tidak bisa berpikir apapun sekarang. Ia merasakan tangan besar Kairi yang bergerak dari rahangnya menuju tengkuk Maura, masih melumat bibir Maura.
Kairi memundurkan wajahnya beberapa senti, hidungnya bersentuhan dengan hidung Maura. Napas keduanya beradu. Maura masih mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi, tubuhnya masih terasa lemas karena baru bangun dari pingsan. Ia terlalu terkejut dengan tindakan Kairi yang tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Relationship [END] [TERBIT]
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP!] [Sudah terbit di Teori Kata Publishing] Maura harus menerima nasib kalau dia bertransmigrasi ke dalam novel yang baru saja di bacanya. Bukan pemeran utama maupun pemeran antagonis, tapi seorang gadis yang bahkan namanya tidak p...