Maura mengambil tongkat teleskopik yang diujungnya dipasang jaring, ia membersihkan kotoran yang berada di dalam kolam renang tanpa memperdulikan Aksara yang menggoyangkan kakinya di kolam renang hingga beberapa air menciprat keluar.
"Maura," panggil Aksara. Maura melirik dari ujung matanya tanpa menghentikan aktivitasnya. "Mau berenang?"
"Gak, nanti baju gue basah."
"Lo kan pakek baju olahraga." Aksara berdiri dan berjalan ke arah Maura. Ia melepaskan kancing bajunya satu persatu.
Maura membelalakan matanya melihat Aksara. "Ngapain buka baju?!"
"Emang ngapain lagi?" tanya Aksara. Ia menaikkan sebelah alisnya lalu membuka baju sekolahnya, menyisakan baju kaos berwarna putih. Aksara memberikan baju seragamnya pada Maura. "Pegang."
Kini lelaki itu membuka baju kaosnya, hingga menampilkan tubuh polos lelaki itu. Maura melirik ke arah lain, dia sempat melihat sebentar badan Aksara yang memperlihatkan otot-otot lelaki itu dengan jelas.
Maura memegang kaos Aksara saat lelaki itu menyodorkan padannya tetapi mata gadis itu masih melirik ke arah lain.
"Mau gue bantu lepasin baju?"
Maura melotokan matanya, ia menggenggam kuat tongkat di tangannya. "Berenang aja sendiri!"
Maura berjalan menjauh dari Aksara, ia meletakkan baju lelaki itu di atas kursi yang tidak jauh dari kolam renang. Terdengar suara Aksara yang menceburkan dirinya ke dalam kolam renang.
Maura bernapas lega, setidaknya lelaki itu tidak memaksanya untuk berenang. Ia membersihkan kembali kolam renang, sesekali melirik Aksara yang berenang dengan lihainya.
Setelah beberapa menit Aksara berenang menuju tepi di mana tempat Maura berdiri. "Maura bantu naik."
Maura melirik Aksara yang mencebikkan bibirnya, sangat terlihat tidak cocok di wajah sangar lelaki itu. Maura menggelengkan kepalanya pada Aksara, karena ia tahu Aksara pasti bisa naik sendiri tanpa bantuannya. Ini pasti akal-akalan lelaki itu saja untuk mempermainkan Maura.
"Maura?"
Aksara memanggilnya lagi karena tidak ada sahutan dari Maura yang masih berdiri di tempatnya. Aksara mendengus lalu naik ke atas tanpa bantuan Maura.
Maura tanpa sengaja melirik badan basah lelaki itu lagi entah yang keberapa kalinya, membuatnya malu.
Aksara berdiri menjulang di depan Maura lalu menarik tangannya tanpa gadis itu sangka. Aksara menceburkan dirinya sendiri dan Maura kedalam kolam renang.
Maura merasakan seluruh tubuhnya dibasahi oleh air lalu dia melihat glitch itu lagi. Maura berusaha menggapai permukaan lalu ia menghirup udara dengan banyak saat kepalanya mencapai permukaan.
Tetapi ada yang aneh, kolam renangnya menjadi dangkal, padahal Maura tahu dengan jelas kedalaman kolam renang di sekolahnya sedalam kurang lebih 2 meter, tetapi kali ini air hanya menggenang hingga sebatas lututnya.
Maura berdiri dan melirik sekitarnya. Hanya ada dirinya seorang, Aksara menghilang. Kolam yang sedang dipijakinya berubah menjadi kolam ikan dan dirinya sekarang berada di taman sebelah rumah sakit yang waktu itu Maura lihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Relationship [END] [TERBIT]
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP!] [Sudah terbit di Teori Kata Publishing] Maura harus menerima nasib kalau dia bertransmigrasi ke dalam novel yang baru saja di bacanya. Bukan pemeran utama maupun pemeran antagonis, tapi seorang gadis yang bahkan namanya tidak p...