Chapter 48 [END]

35.3K 2.1K 168
                                    

"The worst feeling is being forgotten by someone you could never forget."

⚠️⚠️⚠️

Maura benar-benar kembali tepat di saat waktu pertama kali sebelum ia masuk ke dalam novel. Waktu tidak berjalan di dunianya, seakan apa yang sudah dilaluinya hanya mimpi belaka.

Tetapi maura tahu kalau semuanya bukan mimpi, semuanya nyata.

Maura sudah siap dengan seragam sekolahnya. Pagi hari ini, udara terasa begitu berat di sekitarnya, seolah-olah seluruh dunia menekan dirinya ke bawah. Maura merasakan sesak di dadanya, sebuah beban emosional yang begitu membebani. Kehilangan itu terasa begitu nyata, seolah-olah ada lubang hitam di dalam hatinya yang menarik segala kebahagiaan.

Ia sudah berusaha mencari novel loving you di kamarnya, tetapi novel itu tetap tidak ia temukan di setiap sudut kamarnya. Bahkan saat ia mencarinya melalui internet, tetap tidak menemukan apapun.

Semuanya lenyap tanpa sisa, tidak meninggalkan jejak apapun, membuat Maura hampir gila memikirkannya.

Maura keluar dari kamar lalu melihat ibunya sedang berjalan ke pintu keluar rumah, membawa koper. Maura melebarkan matanya lalu menahan lengan sang ibu.

"Ibu mau ke mana?"

"Ibu mau pergi! Ibu udah gak tahan tinggal sama pria itu!"

Maura menggeleng kuat, "kalau gitu, Maura ikut! Ibu tunggu di sini, Maura ambil barang-barang dulu."

"Terserah."

Mendengar itu, Maura bergegas kembali masuk ke dalam kamarnya dan membereskan semua barang-barangnya, memasukkannya ke dalam tas besar miliknya.

Maura keluar dengan tergesa sambil membawa tasnya, tetapi tidak menemukan ibunya di manapun.

"Ibu?" Maura mecari setiap sudut di dalam rumah, tetapi tetap tidak sahutan. Ia melepaskan tas besar dari tangannya, lalu berjalan ke luar rumah. "Ibu?"

Seorang wanita tua pemilik kontrakan mendekatinya.

"Ibu kamu udah pergi tadi." Pemilik kontrakan menatap Maura dengan prihatin. "Sebenarnya saya gak enak mau nagih ke orang tua kamu karena berantem terus, tapi tolong bayar kontrakan ya, kalian udah nunggak lima bulan."

Maura hanya mengangguk dengan kepala tertunduk lesu.

Ia berjalan ke sekolahnya dengan gemuruh di dadanya. Ibunya telah memutuskan untuk pergi, meninggalkannya. Tetapi, yang lebih sulit lagi adalah fakta bahwa ibunya pergi dengan pria lain.

Maura melambatkan langkahnya saat sudah memasuki kelas karena bangkunya dipenuhi oleh beberapa murid.

Ia mengintip sedikit dan melihat Shania, teman sebangkunya sedang menangis dengan terisak. Beberapa orang berusaha menenangkan gadis itu, termasuk pacar Shania yang sedang duduk di bangku Maura.

"Sabar ya Shania, kan bokap lo gak sengaja bentak aja kemarin."

"Ini pertama kalinya papa kayak gitu, tapi tetap aja sakit."

"Tapi seenggaknya kan mama kamu gak ikutan marah."

"Emang apa salahnya kalau gue pulang malam? Gue udah bukan anak kecil lagi."

Maura mengatupkan bibirnya, ia hanya diam mendengar itu.

"Gue mau duduk," ucap Maura pelan, tetapi dapat didengar oleh beberapa orang di sekitarnya.

"Mulai sekarang lo pindah di belakang aja, boleh kan?" Pacar Shania melirik Maura dengan malas.

Maura menggeleng karena sebenarnya, matanya agak rabun jauh, jadi ia tidak bisa duduk di belakang. "Gue gak mau."

Dangerous Relationship [END] [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang