"Jangan menghindar. It hurts me."
Maura menatap Arion yang memasang ekpresi seolah lelaki itu terluka. Walaupun mereka hanya karakter fiksi, tetapi mereka hidup berdampingan dengan Maura. Ia tidak bisa mengabaikan atau menyakiti mereka begitu saja.
Maura berdeham, "gue gak bakal ngehindar lagi. Sorry."
Maura tidak akan menghindari Arion ataupun yang lainnya, ia akan menghadapi mereka semua hingga mereka menyerah padanya suatu saat nanti atau hingga Maura kembali ke dunianya. Hanya satu hal yang Maura harapkan, semoga hatinya tidak akan jatuh dengan mudah.
Maura melepaskan tangan Arion lalu keluar dari ruang osis. Ia menghirup udara sebanyak-banyaknya karena merasakan tegang berduaan saja dengan Arion. Maura berjalan menuju kelasnya tetapi seseorang menarik tangannya.
Maura memutar kedua bola matanya saat melihat Aksara yang menahan tangannya. Ia masih kesal dengan kejadian di aula tadi. Bisa-bisanya lelaki itu menggigit telinganya.
"Kenapa?" tanya Maura dengan melotot. Aksara menyeringai, matanya melirik bagian badge name gadis itu. Maura segera menyilangkan kedua tangannya di depan dada saat tahu kemana mata lelaki itu. "Aksara mesum!"
Aksara membelalakkan matanya saat mendengar teriakan nyaring Maura. Murid-murid di sekitarnya menatap Aksara curiga. Aksara menghembuskan napas dengan keras karena kesalah pahaman ini, padahal ia hanya melihat badge gadis itu yang bertuliskan Arion.
Aksara ingin memberikan penjelasan, tangannya bergerak ingin menutup bibir Maura tetapi Kairi datang terlebih dahulu mencengkram tangannya. Kairi menatap Aksara tajam lalu menghempaskan tangannya dengan keras.
Aksara menjilati ujung bibirnya, ini pertama kalinya ia melihat Kairi bertindak menghampiri Maura. "Slow. Cuma salah paham. Gue cuma mau liat nama di seragam Maura."
Kairi melirik seragam gadis itu dan melihat nama Arion di sana, sedangkan Maura mengatupkan bibirnya karena salah paham pada Aksara. Tetapi tetap saja Aksara tadi juga berbuat mesum padanya di aula.
"Maaf," ucap Maura pelan. Ia tidak enak hati pada Aksara yang dituduhnya.
Bukannya marah, Aksara malah terkekeh. Tetapi ia tetap penasaran kenapa gadis itu memakai seragam milik Arion. Aksara melirik Kairi yang masih berdiri di tempatnya.
"Lo udah bisa pergi sekarang."
Kairi menatap Aksara tidak terima karena lelaki itu mengusirnya. Kali ini Kairi tidak akan diam saja melihat Maura, ia juga akan berjuang seperti sebelum-sebelumnya. Kairi menggenggam erat tangan Maura dan menatap Aksara tajam.
Aksara menaikkan sebelah alisnya melihat itu, sejak kapan Kairi dekat dengan Maura tanpa sepengetahuannya.
"Kalo gitu gue pergi sama Maura," ucap Kairi. Ia menggenggam Maura lebih erat seakan tidak ingin melepaskan tangan gadis itu. Sementara Maura hanya diam karena tidak tahu harus memilih siapa.
"Don't you dare!"
Mereka kompak melihat Noah yang sedang berjalan bersama Zidan ke arah sini sambil membawa bola basket di tangannya. Maura meneguk ludahnya, bisakah mereka semua membiarkan Maura bernapas sebentar saja?
Noah menatap Kairi tajam, demi apapun di dunia ini, ia sangat tidak rela Maura berdekatan dengan Kairi. Apalagi melihat Kairi menggenggam tangan Maura, membuat hatinya memanas. Noah menarik Maura hingga pegangan Kairi terlepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Relationship [END] [TERBIT]
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP!] [Sudah terbit di Teori Kata Publishing] Maura harus menerima nasib kalau dia bertransmigrasi ke dalam novel yang baru saja di bacanya. Bukan pemeran utama maupun pemeran antagonis, tapi seorang gadis yang bahkan namanya tidak p...