Chapter 28

29.8K 2.7K 74
                                    

"Gue masih mau di sini," bisik Maura. Ia menenggelamkan wajahnya di dada Kairi, berusaha menetralkan napasnya yang masih tidak beraturan.

Kairi semakin mengeratkan dekapannya, membiarkan Maura merasa aman di lengannya. Untuk di kehidupan kali ini, Kairi akan berusaha agar Maura selalu berada di sini, di sisinya, apapun resiko yang akan dihadapinya nanti.

⚠️⚠️⚠️

Maura membuka matanya, keringat dingin membanjiri tubuhnya. Ia menatap sekeliling kamarnya dan meraba tubuhnya sendiri lalu bernapas lega saat tahu dia masih berada di tubuh Maura Kanaya.

Maura mengusap dahinya yang penuh keringat karena mimpi buruk yang baru saja terjadi. Kejadian di dunia asli yang sempat dia lupakan sejenak. Saat Maura berumur dua belas tahun.

Ibunya yang sedang hamil saat itu ketahuan bahwa anak dalam kandungannya ternyata hasil dari perselingkuhan, membuat Ayahnya marah besar pada malam itu. Ayah Maura adalah seorang penjudi dengan kebiasaan mabuknya, hal itulah yang membuat Ibunya berselingkuh.

Kemarahan Ayahnya pada hari itu membuat Ibunya keguguran dan Maura yang mendapat luka jahitan di dahinya dikarenakan lemparan benda tumpul dari Ayahnya.

Maura memegang dahinya, luka itu jelas tidak ada karena sekarang dia berada di tubuh Maura Kanaya. Tidak ada lagi yang dirindukannya dari dunia itu. Itu sebabnya keinginan Maura untuk kembali sudah menghilang dalam sekejap.

Maura pergi ke meja belajarnya dan mengambil buku pink yang sama dengan milik Kairi lalu menuliskan semua yang terjadi padanya selama dia berada di sini. Berharap akan ada yang menemukan buku ini lalu mengingat Maura dengan versi yang sekarang.

⚠️⚠️⚠️

Maura menguap sepanjang hari karena setelah mimpi buruk itu, dia tidak tidur sama sekali. Jadi, Maura memutuskan ke UKS untuk istirahat sejenak.

Tetapi saat masuk ke UKS, ada Noah di sana. Tangan kanan lelaki itu dipenuhi dengan perban.

"Kenapa tangan lo?" tanya Maura. Gadis itu mendekati Noah yang sedang duduk di atas ranjang UKS.

"I've been fighting," ujar Noah. Dia menatap kantung mata Maura yang terlihat gelap.

Maura menautkan alisnya, "dengan siapa?"

"Myself."

Maura menatap Noah tidak mengerti, apa lelaki itu sengaja melukai dirinya sendiri? Wajah lelaki itu tampak datar seperti biasanya.

Maura diam tidak bertanya lagi, dia ingin tidur sebentar di UKS tetapi akan sangat berbahaya jika masih ada Noah di sini. Lelaki itu bisa melakukan apa saja padanya yang sedang tertidur.

"Lo mau tidur?" tanya Noah. Ia berdiri dari duduknya, lalu mendudukkan Maura di atas ranjang. "Tidur aja. Gak akan gue ganggu."

Maura menaikkan sebelah alisnya curiga. Tidak biasanya lelaki itu bersikap normal. Biasanya Noah tidak bisa tidak mengganggu Maura sebentar saja. Maura melirik UKS yang sepi, hanya ada mereka berdua di sana. Terakhir kali Maura berduaan saja di UKS bersama Noah, lelaki itu malah mengecup lehernya.

"Serius?" tanya Maura. Noah menganggukkan kepalanya. Tetapi Maura masih merasa curiga karena Noah tampak menatap bibirnya sedari tadi dengan wajah datar sehingga Maura tidak bisa menebak isi pikiran lelaki itu.

Apakah Maura lari saja sekarang?

Namun sebelum Maura lari, Noah tiba-tiba saja memegang tengkuk Maura lalu mencium bibirnya dengan cepat.

Maura terbelalak kaget, ia memukul dada Noah agar lelaki itu melepaskannya tetapi Noah malah memegangi kedua tangannya dengan kuat.

Noah memegang kedua tangan Maura dengan satu tangan, sementara tangan kanan yang dipenuhi dengan perban, menahan tengkuknya agar berhenti bergerak.

Maura tidak bisa berkutik karena kekuatan Noah jauh lebih besar darinya. Noah benar-benar berkuasa, lelaki itu bahkan tidak takut sama sekali melakukan hal ini di sekolah. Tentu saja tidak, karena Noah pemilik sekolah ini.

Noah melepaskan tautan bibirnya dan menatap Maura dengan mata yang berkabut. Maura menghirup udara dengan cepat karena menahan napas sedari tadi. Jantung Maura berdetak dengan cepat lalu menatap Noah yang juga masih menetralkan detak jantungnya.

"I don't want anyone else to have your heart, kiss your lips, or be in your arms because that's only my place."

Maura masih diam, detakan jantungnya bertambah cepat setelah mendengar ucapan dari Noah. Telinga lelaki itu tampak memerah, sama seperti wajah Maura.

Maura menutup bibirnya dengan tangan, agar lelaki itu berhenti menatap bibirnya. Noah benar-benar melakukan apa saja yang ingin dilakukannya tanpa pikir panjang dan Maura masih belum bisa menghadapi lelaki di hadapannya ini.

Rasa kantuk Maura sudah hilang sekarang, ia berdiri dan menatap Noah dengan tajam. Ia masih teringat jelas dengan kejadian kemarin, cepat atau lambat ia memang akan kembali ke dunia nyata, meninggalkan Noah dan yang lainnya.

Hanya Maura yang akan mengingat kejadian ini, sementara Noah akan melupakannya dan Maura benci dengan pemikiran itu. "Jangan. Cuma gue yang bakal sakit di sini."

Noah menggeleng, ia berpikir Maura menganggap perasaannya hanya main-main.

"Tolong jangan raguin perasaan gue ke lo, it's the only thing i'm sure of."

Noah menatap Maura dalam, berusaha meyakinkan gadis itu. Maura menghembuskan napas pelan karena kesalah pahaman lelaki itu. Jadi Maura hanya mengangguk karena dia tahu Noah sudah menyukainya. Ia tidak akan bisa melarang atau menghentikan perasaan seseorang.

Noah tersenyum kecil lalu membiarkan Maura tidur di UKS tanpa mengganggunya lagi.

⚠️⚠️⚠️

Maura menuju kelas untuk mengambil tasnya, dia tertidur di UKS hingga pulang sekolah dan Noah menepati janjinya untuk tidak mengganggu Maura lagi saat tidur.

Maura melihat Zidan duduk di bangku milik Maura. Zidan melirik Maura sambil tersenyum, lelaki itu seakan menunggunya sedari tadi. Zidan berdiri lalu memberikan susu kedelai dalam kotak kemasan kepada Maura.

"Buat lo. Laper kan?"

Maura mengangguk cepat, karena dia memang lapar. Tetapi kenapa Zidan memberikannya susu kedelai, bukannya makanan. Maura menerima susu kedelai dari Zidan.

"Makasih Zidan," ucap Maura.

Maura menusukkan sedotan lalu bersiap untuk meminumnya tetapi Zidan menahan tangannya dengan cepat sebelum sempat Maura meminumnya.

"Lo alergi kacang kedelai."

Maura membelalakkan matanya menatap Zidan. Ia benar-benar lupa jika Maura Kanaya mempunyai alergi pada kacang kedelai. Maura meneguk ludahnya karena Zidan menatapnya tajam dan penuh curiga.

"Who are you?"

To Be Continued

Jangan lupa vote dan comment 😻

Dangerous Relationship [END] [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang