Maura berjalan sepanjang koridor sambil menghentak-hentakkan kakinya karena kesal dengan Noah dan dirinya yang terbuai sesaat. Bisa-bisanya Noah mencium lehernya, apalagi meninggalkan kissmark di lehernya. Rambut Maura hanya sebahu jadi tidak bisa menutupi tanda itu dengan sempurna. Maura masuk ke kelasnya dan duduk di bangkunya, mengabaikan sekitarnya.
"Zidan pulang sekolah nanti jadi kan main sama aku sama nia?"
"Jadi dong manis."
"Ihh Zidan bisa aja."
Maura mengabaikan percakapan Zidan dan cewek-cewek di kelasnya. Zidan emang terkenal supel dan hal itulah yang menjadi daya tariknya, semua cewek suka berteman dengan Zidan, jika beruntung Zidan akan mengajak mereka kencan. Maura mendengus, itu namanya playboy bukan supel.
Zidan melirik Maura yang memasang ekspresi jutek sedari tadi dan sesuatu yang menarik perhatiannya. Zidan mendekati bangku Maura lalu duduk di depan gadis itu. Maura tentunya cuek saja karena tidak mau berurusan lagi dengan pemeran-pemeran di novel ini.
"Gak lanjut bunuh diri?" tanya Zidan sambil tersenyum manis ke arah Maura yang syok mendengarnya. Zidan menyuruhnya mati? Eh, tapi memang Maura yang pernah berucap ingin mati di depan Zidan.
"Gue udah ke dukun, katanya umur gue panjang!"
Zidan tertawa mendengar jawaban Maura. "Kalau mau mati, mati di tangan Noah aja lebih cepet."
Maura menyipitkan matanya, "jangan nyebut nama cowok itu di depan muka gue!"
Zidan menaikkan salah satu alisnya, "bukannya lo suka sama Noah?"
"Dulu! sekarang gak sama sekali!" Suara Maura menggebu-gebu, ia ingin seluruh orang tau bahwa Maura Kanaya sudah tidak menyukai Noah Jaxston yang suka seenaknya itu.
Zidan terkekeh lalu menjulurkan lengannya kearah leher Maura, Zidan mengusap leher Maura tepat di bagian kissmark yang dibuat oleh Noah, "it's him, right?"
Maura segera menepis tangan Zidan dan menutupi lehernya. "Siapa?"
"Noah."
Maura menggeleng cepat, "i–ini digigit lebah di belakang sekolah."
Sekali lagi Zidan tertawa mendengarnya karena tebakan Zidan pasti benar kissmark tersebut dibuat oleh Noah.
=======
Maura berjalan dengan cepat menuju gerbang sekolah karena takut bertemu dengan Noah atau yang lainnya. Tetapi Aksara sudah lebih dulu menghadang jalannya. "Apa?"
Aksara tidak menjawab, dia hanya menatap Maura datar lalu melirik kissmark di leher Maura. Aksara dengan cepat menarik tengkuk Maura lalu menggosokkan tangan yang satunya di bagian kissmark. Maura mendorong Aksara cepat.
"Sakit, bego!" Maura mengusap-usap lehernya pelan.
"Nyamuk mana yang ninggalin bekas itu?" Aksara menatap Maura tajam.
"Gue!" Noah mendekati Maura dan Aksara. "Nyamuk itu gue!" ucapnya dengan bangga. Noah tersenyum kemenangan ke arah Aksara. Seolah mengatakan kalau Maura milik Noah bukan Aksara.
Maura memutar kedua bola matanya malas, kenapa ia harus terjebak di antara Noah dan Aksara lagi.
"Jangan deketin dia Ra, dia lebih licik daripada setan." Aksara memperingatkan Maura. Maura menautkan alisnya bingung, bukannya selama ini Maura yang lebih dahulu mengejar-ngejar Noah.
"For your information, Maura yang duluan suka sama gue." Noah mengangkat dagunya sombong kepada Aksara.
"Gak kok! gue gak suka lagi! geer!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Relationship [END] [TERBIT]
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP!] [Sudah terbit di Teori Kata Publishing] Maura harus menerima nasib kalau dia bertransmigrasi ke dalam novel yang baru saja di bacanya. Bukan pemeran utama maupun pemeran antagonis, tapi seorang gadis yang bahkan namanya tidak p...