Kepala Maura bertambah pusing lalu tiba-tiba Noah memegang tengkuknya. Noah mendekatkan dirinya kepada Maura lalu menciumnya, bukan hanya sekedar mengecup tetapi melumatnya. Maura memejamkan matanya, tidak membalas ataupun menolak lumatan Noah. Noah melepaskan ciuman mereka lalu menatap Maura lekat, napasnya memburu.
Maura membuka matanya perlahan, detak jantungnya yang tadi bertambah cepat karena Arion, kini bertdetak lebih kencang lagi seakan-akan mau meledak. Wajah Maura merah sampai ke telinga. Dalam semalam, dia dicium oleh dua lelaki yang berbeda dan dia tidak menolaknya sama sekali. Sial! Maura merasa tidak memiliki harga diri lagi.
"Let's go home or–," Suara Noah berat dan serak. Noah meneguk ludahnya lalu melanjutkan kalimatnya, "I can't hold myself."
Mata Maura membulat lalu segera mundur menjauh dari Noah, karena gerakan yang terlalu cepat, tubuh Maura nyaris jatuh sebelum Noah memegangi tangannya. "Ayo pulang."
Maura menutupi wajahnya yang tambah memerah karena demam atau karena Noah. Kepala Maura tidak bisa berpikir apapun karena demamnya dan yang pasti dia akan menyesalinya besok.
=======
Maura menyesal. Di sekolah, Maura terus melamun sampai bel pulang berbunyi. Dia tidak bisa fokus karena kejadian kemarin. Noah tidak masuk sekolah hari ini karena demam, dia tahu dari Zidan. Noah pasti tertular darinya, sedangkan Maura merasa sangat sehat hari ini. Maura merasa tenang karena dia tidak perlu bersusah payah menghindari Noah, tetapi Arion!
Sudah seharian ini Maura menghindari Arion. Tapi sekarang dia tidak bisa menghindar lagi karena sebentar lagi akan di adakan lomba lari estafet, dan Arion sebagai panitia pasti berada disana.
"Maura ganti baju dulu gih."
Azura menepuk pundak Maura yang sedari tadi melamun. Maura mengangguk lalu keluar kelas untuk berganti baju. Azura melihat kepergian Maura dengan curiga, seharian ini Maura terlihat sangat tidak fokus dan linglung membuatnya penasaran.
Semua sudah berada di lapangan sekarang. Maura sedang melakukan pemanasan sebelum perlombaan dimulai. Lomba lari estafet di lakukan berurutan, lelaki-perempuan-lelaki-perempuan, dan seterusnya sebanyak enam orang. Maura mendapat nomor urut lari ke-enam.
Maura melihat sekitar karena takut melihat Arion, ia bingung bagaimana harus bersikap. Maura mencoba menenangkan hatinya. Seharusnya dia meninju Arion kemarin karena seenaknya menciumnya, dan Noah juga. Mengingat itu membuat Maura menjadi sangat menyesal. Kenapa dia diam saja kemarin! Maura ingin menghilang saja sekarang!
Maura melirik anak kelas sebelah dan melihat Arion disana! dengan nomor urut ke-lima. Bukankah seharusnya Aksara yang mengikuti lomba lari estafet? Kenapa diganti menjadi Arion?
Maura tegang, melihat wajah Arion saja membuatnya keringat dingin. Maura menarik napasnya perlahan lalu membuangnya. Arion melirik Maura sekilas dan terlihat biasa saja. Benar! Arion pasti banyak mencium cewek lain, selain dirinya. Seperti waktu di ruangan osis. Jadi, kejadian malam tadi pasti bukan apa-apa untuknya. Maura merutuki dirinya yang sempat mengira Arion menyukainya. Arion pasti hanya terbawa suasana, ya seperti dirinya yang hanya terbawa suasana.
Perlombaan dimulai. Setelah pelari ke-lima mengambil tongkat dan mulai berlari, Maura segera memasuki lintasan lari. Ia mengambil posisi dan mengulurkan tangannya untuk mengambil tongkat. Arion berlari pertama sekali dan hampir sampai di pergantian pemain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Relationship [END] [TERBIT]
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP!] [Sudah terbit di Teori Kata Publishing] Maura harus menerima nasib kalau dia bertransmigrasi ke dalam novel yang baru saja di bacanya. Bukan pemeran utama maupun pemeran antagonis, tapi seorang gadis yang bahkan namanya tidak p...