BAGIAN 33 : Lavender

689 33 28
                                    

"Phi Barcode kha!"

Perempuan itu memanggil Barcode yang berjalan ke arah lokasi syuting. Khun Moon menyenggol lengan Barcode dengan sikunya, "Berteman baik na, Barcode."

Barcode hanya menyungging senyum. Ia melambai tangan pada Sunny, lalu memberi hormat seraya menyapa beberapa orang kru yang ia temui. Khun Sutradara dan Khun Produser bahkan Barcode datangi untuk sekedar menyapa dan menunjukkan kehadirannya. Barcode tidak lupa meminta maaf karena datang terlambat, ia tidak bisa berkompromi dengan perkuliahan dan semua orang memahami itu.

"Hei, luk," bisik Khun Sutradara. "Kamu tahu postingan semalam di BIH?"

Barcode menatap sang Sutradara dengan mata berkedip cepat. Ia menoleh pada Khun Produser, sedikit bingung untuk menjawab. "Ee ... Ngab, Phi," jawab Barcode pada akhirnya.

"Kenapa cepat sekali hilang? Biasanya, sesuatu antara kamu dan Jeff akan langsung trending na."

"Itu bukan apa-apa na, Phi." Khun Moon tiba-tiba saja menyela. "Barcode memang memiliki jadwal pemeriksaan kesehatan semalam, dan sebagai Phi, Jeff menemaninya."

"Pemeriksaan kesehatan?" Timpal Khun Produser. "Kamu sakit, Nong?"

"Enggak na, hanya pemeriksaan kesehatan biasa."

"Harus malam hari dan bersama Jeff?"

"Jeff mengenal dokternya. Dan Barcode baru sempat ke sana setelah syuting na kha, Khun Paa."

"Tapi, kemarin syuting enggak sampai jam tujuh."

Barcode mengembus napasnya. Apa yang dikatakan Manajernya tidak sepenuhnya salah, tapi seharusnya Khun Moon tidak perlu berbohong. Sekarang dirinya harus membuat alasan juga. "Papa, Phi Jeff sangat sibuk na. Ehehehe. Aku mengikuti jadwal Phi Jeff."

Khun Paa. Atau yang dipanggil Papa oleh Barcode dan artis lainnya itu mengangguk paham. Ia menepuk-nepuk lengan atas Barcode. Usianya tidak jauh berbeda dengan usia Papa Barcode dan Jeff, karena itu Barcode pun nyaman memanggilnya Papa. Sebenarnya nama pria dengan kulit putih dan badan tinggi sedikit gemuk itu adalah Sushar Thanapatpisal, namun ia lebih dikenal dengan nama Aom. Beberapa series dan film yang diproduserinya kebanyakan berisi artis-artis muda, sehingga ia kadang terlihat seperti seorang Ayah yang sedang mengasuh anak-anaknya. Karena itu, dia juga sering dipanggil Papa, Papa Aom, atau Khun Paa.

"Kamu artis di series ini," kata Khun Aom. "Papa sudah berinvestasi na. Papa enggak ingin peran kamu diganti tiba-tiba karena ternyata kamu sakit. Naskah ini dibuat untuk kamu, luk."

"Aw, Papa." Barcode tersenyum haru. "Aku sehat na, baik-baik saja. Phi Jeff itu berlebihan kadang-kadang. Aku pasti menyelesaikan series ini na, Papa."

"Bagus na. Lalu, kenapa sepertinya Jeff marah pada kamu, Nong?"

"Oh! Itu karena aku sedikit keras kepala, malas minum obat. Ehehehe."

"Hanya karena itu Jeff terlihat marah?"

"Ehehe. Ngab."

"Ngomong-ngomong, apa kamu memiliki kendala selama syuting series yang Phi arahkan, Nong?" Tanya Khun Sutradara.

"Enggak ada na, Phi. Aku senang. Phi banyak membantu aku untuk mengembangkan kemampuan aktingku na."

Khun Aom tersenyum, ia bangkit dari duduk lalu menepuk-nepuk bahu Barcode. "Kamu belum makan siang, kan? Cepat makan na."

"Ngab. Terima kasih na, Papa."

Khun Aom pun pergi, ada kegiatan lain katanya. Dia akan kembali lagi nanti. Sementara itu Barcode sedikit berdiskusi dengan Khun Sutradara tentang emosi yang ia miliki dalam series ini, apakah kurang, sesuai, atau bahkan berlebihan. Namun, Khun Sutradara mengatakan bahwa Barcode dapat memakan peran Wave dengan sangat baik, melebihi ekspektasinya.

The Voice | JeffBarcode [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang