BAGIAN 38 : Under control

662 40 38
                                    

"Code."

"Ihihi. Halo ngab, Phi Jeff."

"Sedang apa?"

"Main piano ngab. Phi Jeff, sedang apa na?"

"Main gitar."

"Aw. Ehehe. Phi Jeff sangat merindukan aku ya?"

"Very much na, so—"

"Phi Jeff di Studio atau di rumah?" Sela Barcode cepat.

"Di rumah na, Phi di rumah."

"Good Daddy. Ehehe."

Jeff menarik napasnya lebih dalam lagi. Meski di depan matanya grafik musik bergelombang naik dan turun, di pangkuannya sebuah gitar, tetap saja ia merasa frustrasi. Bukan karena hasratnya yang membuncah lantaran godaan sang kekasih, melainkan kerinduan dan rasa khawatirnya. Masa liburnya berakhir hari ini, dan Barcode tidak mengizinkan dirinya untuk datang ke rumah pemuda itu.

"Code, makan malam na? Na ...?"

Barcode tidak bisa menahan tawanya kala Jeff meminta dengan manja, "Ihihii. Enggak na, Phi Jepp. Enggak." Ia menegaskan. "Enggak boleh na, Phi Jepp. Enggak boleh."

"Code, please? Na?"

"Uuy ... Phi Jepp. Haha."

"Na ...? Na, baby na ...? Let Phi meet you na?"

Kali ini Barcode tidak bisa tertawa meski suara Jeff terdengar begitu manja saat memohon. Hatinya tergelitik dengan miris. Seminggu lalu, ia pernah memohon-mohon agar Jeff tinggal  bersamanya, seperti orang gila saat Jeff tidak bisa ia lihat, tidak ada di sisinya. Dan sekarang, dirinya sendiri dengan sadar meminta Jeff untuk menjauh sesaat, menahan diri untuk bertemu dengannya.

Barcode mengerti rasa khawatir Jeff, ia memahaminya lebih dari Jeff sendiri. Tapi, Barcode ingin kecemasan dan kekhawatiran itu berhenti. Dia tidak ingin membuat Jeff repot, menghabiskan banyak waktu hanya untuk dirinya. Barcode ingin semuanya kembali normal, seperti kejadian hina itu tidak pernah terjadi.

"Phi Jepp," Barcode memanggil lembut. "Aku takut tiba-tiba ingin Phi Jepp menginap. Aku harus mencoba tidur sendiri lagi malam ini na."

"Tapi, kamu tetap mimpi buruk. Kamu terbangun hampir setiap jam, Code."

Jelas terdengar rasa cemas Jeff dari suaranya. Barcode berkata dengan lembut, "Phi Jepp ... dengarkan aku na ...?" jeda sesaat dirinya tanpa meminta jawaban. "Ini enggak ada bedanya dengan saat Phi Jeff meninggalkan aku di BOC. Aku dipaksa untuk bisa melakukan apa pun tanpa Phi Jeff di sisiku. Aku harus memaksa diriku untuk melangkah dengan kakiku sendiri. Aku harus melawan ketakutan dan kegelisahan aku sendiri.

"Sekarang, aku harus berjuang seperti itu lagi na. Aku harus melakukannya tanpa Phi Jeff."

"Code, hal itu enggak sama na."

"Uuh, Phi Jepp. Dukung aku na, Phi Jepp."

"Phi mendukung kamu na, Code. Tapi, jangan tergesa-gesa seperti ini. Kamu enggak ingin bertemu Phi sejak kemarin Phi mengantar kamu pulang. Seenggaknya temui Phi sekali saja na, Code."

Panggilan itu Barcode matikan sepihak. Keningnya jatuh di atas meja belajar. Tangannya gemetar meletakkan ponsel di atas meja, namun secepat kilat ia mendapatkan panggilan masuk dari orang yang sama.

Barcode mematikannya tanpa sedikit pun keraguan. Lagi, Jeff menghubungi dirinya.

"Phi Jepp!"

"Jangan tergesa-gesa! Kamu tahu mental kamu belum stabil, Barcode!"

The Voice | JeffBarcode [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang