BAGIAN 8 : Think too much

1.2K 66 35
                                    

Kedua mata berbinar terang saat kakinya turun dari mobil hitam. Sebuah gedung di sisi jalan itu berdiri gagah dengan logo perusahaan yang menempel di tubuhnya. Ciri khasnya adalah lingkaran bercincin. Pun jika nama tak menyertai, semua dapat mengira siapa pemilik gedung empat lantai itu.

"Phi Jeff, cool na!"

Jeff tertawa halus sambil menggeleng melihat reaksi Barcode. Pria itu mengambil kartu akses yang diberikan oleh Khun Venus, Manajernya, sesaat setelah turun dari mobil. Keduanya tidak datang bersamaan, karena Jeff meminta Khun Venus untuk naik mobil bersama dengan bodyguard dan stafnya yang lain.

Tubuh yang masih tegap berdiri dengan kepala mendongak itu Jeff usap halus punggungnya. Ia mengangguk kecil, mengajaknya masuk ke dalam setelah salah satu stafnya membuka kunci pintu masuk utama.

"Rencananya lantai dasar untuk kafetaria," jelas Jeff saat mereka masuk ke dalam. "Resepsionis, di sana." Ia menunjuk meja tinggi dan panjang di depan logo Studionya yang berada antara lift dan tangga berpintu kaca di sudut ruang.

Sisi kiri bagian lantai dasar adalah kafetaria, dan yang sebelah kanan adalah meja resepsionis. Memang belum di isi apa pun, oleh karena itu Jeff mengajak Barcode ke sini sebelum mereka belajar mengemudi.

"Nanti ada Phi Mile," kata Jeff yang berjalan ke arah lift, diikuti Barcode dan juga Khun Venus. Staf lainnya dan dua orang bodyguard-nya menunggu di bawah sementara yang dua ikut bersama Jeff.

"Phi Jeff ... Apa kita akan lihat setiap lantai?"

"Iya. Semua lantai sampai atapnya kalau kamu mau."

Seringai Barcode naik kaku, ia menggeleng tidak menganggap candaan itu lucu. Namun tiga orang yang mengekor pada mereka tertawa, bukan karena Jeff, melainkan ekspresi Barcode. Jeff berdecak, lalu memukul lengan Barcode pelan.

"Phi sedang mencoba romantis na."

Barcode menggeleng cepat, "Not your character, Phi. Jangan mencoba na."

"Aw!"

"Ehehe."

Barcode sangat antusias, terlihat dari pantulan pintu lift bagaimana wajahnya lebih cerah daripada wajah Jeff. Seolah ia tengah menyurvei rumah yang akan ia beli.

"Uuh ... Semuanya tap-tap."

Barcode mengerucutkan bibirnya saat Jeff menempelkan kartu di sisi pintu lift hingga akhirnya pintu perak itu terbuka.

"Nanti kamu dapat kartu akses juga na, Nong. Jangan khawatir," timpal Khun Venus saat mereka semua berjalan masuk ke dalam lift.

"Ehehe, benar, Phi Venus?!"

Secepat kilat bibir Barcode berubah. Semringah senyum itu membuat setiap pasang mata menjadi begitu terang.

"Benar na. Mustahil enggak dapat kartu akses. Di Studio yang lama saja kamu bisa datang kapan pun. Enggak ada batasan na untuk Nong Ngod."

Barcode memeluk Jeff cepat. "Terima kasih na. Cinta Phi Jeff banyak-banyak."

Pria dua delapan itu hanya tersenyum sambil mengangguk. Dia senang jika Barcode merasa senang. Dan semua orang senang jika President senang.

Denting lift menggema tidak lama. Mereka bisa saja naik tangga hanya untuk naik satu lantai, tapi tidak, Jeff terlalu malas meski dia berniat menambah massa ototnya.

Saat mereka keluar lift, sebuah ruang terbuka dengan sofa dan kursi-kursi sudah ada di sana. Di belakangnya ada sebuah dinding dengan satu pintu berwarna hitam menjadi latar ruang terbuka tersebut. Saat Barcode mengedar pandang, nuansa cerah dengan warna oranye dan kuning menarik atensi Barcode.

The Voice | JeffBarcode [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang