BAGIAN 19 : Hopes

738 37 42
                                    

Jeff dan Barcode kembali melakukan syuting Wuju Bakery. Keduanya mengambil adegan dengan pemain lain lebih dulu, karena selama tiga hari kemarin pemain lain mengambil adegan masing-masing. Dan saat mereka libur, Jeff dan Barcode akan mengambil adegan berdua.

Sutradara mengerut keningnya saat melihat Barcode di layar kamera. Tidak ada yang salah dengan akting pemuda itu, namun ia merasa janggal lantaran Barcode mengenakan turtleneck padahal mereka syuting di latar belakang musim panas dan ini bukan malam hari.

"CUT!"

Barcode yang sedang mengucapkan dialognya kepada Kyu itu terbuka bibirnya dengan kaku. Ia menoleh ke asal suara dengan bingung.

"Barcode-shi. Kamu baik-baik saja? Tidak enak badan?"

"Aku baik-baik saja, Sutradara-shi."

"Aah ...." Sutradara menggumam paham. Kepalanya mengangguk-angguk layaknya burung pelatuk. "Barcode-shi ganti kostum."

"Hah?" Panik wajah Barcode seketika. Tanda cinta yang Jeff berikan padanya belum pudar sempurna. Jika ia berganti pakaian, maka secara tidak langsung dirinya mengekspos hubungannya bersama Jeff.

"Okay. Break for twenty minutes!"

"Nong Ngod."

"Phi Venus."

Khun Venus menarik tangannya saat penata busana menghampirinya. "Aku akan menemani Barcode berganti pakaian," jelas Khun Venus. Ia ikut bersama penata busana ke ruang wardrobe.

Jeff sedang tidak di lokasinya, tapi sang Manajer pria muda itu menemani Barcode karena Jeff memintanya. Hanya Khun Venus yang mengetahui hubungan mereka, jika terjadi sesuatu pada kekasihnya, Jeff hanya percaya kepada sang Manajer.

Sementara itu, Khun Moon mengerut kening bingung lantaran Manajer Jeff yang bersikap bahwa dirinyalah Manajer Barcode. Ia pun membuntut pada mereka.

"Ini pakaiannya."

Khun Venus mengambil pakaian yang diberikan penata busana. Lalu, Khun Venus meminta untuk meninggalkan Barcode sendiri.

"Phi Venus," keluh Barcode, bingung dan panik. "Masih ada na."

"Phi tahu. Jangan cemas."

"Ada apa?" Khun Moon akhirnya buka suara. "Khun Venus, biarkan aku mengurus artisku sendiri na."

"Aah, sebenarnya, Khun Moon. Barcode sedikit pemalu, dia masih menyesuaikan diri dengan orang lain tapi denganku dia sudah terbuka jadi ... Kita harus cepat," tukas Khun Venus. Ia mendorong Barcode ke dalam ruangan dan mengunci pintunya dari dalam.

"Khun Venus!"

Menggedor keras Khun Moon. Ia mendengus kesal dan pasrah saja pada akhirnya.

"Lepaskan turtleneck-nya," pinta Khun Venus. "Enggak perlu malu. Kamu sudah berkali-kali menunjukkannya pada Phi na, Nong."

"Uuh ...." Barcode menarik pakaiannya ke atas leher. "Itu enggak sengaja."

Tertahan napas Khun Venus di paru-parunya. Bibirnya mengulum dalam. Dia tidak bisa mengatakan satu patah kata pun saat melihat tubuh putih Barcode penuh dengan tanda. Sudah gila memang President-nya itu.

"Phi Venus ...." Terdengar rasa malu dan keluhan yang berbaur dalam panggilan Barcode.

Mengembus akhirnya napas Khun Venus. Matanya mengerjap cepat, lantaran terkejut dan juga malu. Jeff bahkan tidak memberi ruang bagi pusar Barcode untuk bernapas.

"Sudah diberi salep?" Tanya Khun Venus pada akhirnya.

"Su, sudah na."

Khun Venus mengembuskan napasnya, lagi dan lagi. Ia mengambil concealer, lalu menyapukannya di atas tanda yang Barcode miliki. Tidak semuanya, hanya yang mungkin akan terkekspos-leher hingga dadanya.

The Voice | JeffBarcode [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang