BAGIAN 31 : The Voice [1]

890 42 40
                                    

"Ehehehe."

Menatap bingung Jeff pada kekasihnya. "Code, luk."

"Ngaaab, Phi Jepp ...."

Naik tinggi alis Jeff dengan mata membelalak singkat. Tawa dengus keluar dari bibir tipisnya. "Sudah enggak marah pada Phi, hm?"

Mengedik bahu Barcode. Ia lalu tertawa. Dengan gemas Jeff tangkup wajah kekasihnya, ia merunduk, lalu mengecup bibir ranum yang tebal. Bibir Jeff lari pada kening yang lebar, hangat Barcode rasakan menyapa kulitnya. "Maafkan Phi na," kata Jeff dengan tatapan penuh penyesalan.

"Phi Jeff tahu na."

"Tahu apa na, Barcode?" Kembali keangkuhan Jeff itu. Begitu percaya diri dirinya. "Phi tahu apa na?"

"Uuh, Phi Jepp!" Barcode pukul paha kekasihnya itu.

"Hm?" Kekeh Jeff menagih jawaban. "Phi tahu apa na? Phi tahu apa, Barcode?"

"Uuh ... Phi Jeff tahu, aku takut karena aku sangat mencintai Phi Jeff."

Tersenyum Jeff dengan lembut dan lega. Ia memang tahu jawaban yang akan Barcode berikan, tapi mendengar langsung dari bibirnya sangat menenangkan untuk telinga Jeff. Pria itu mengangguk kecil. "Hm. Phi tahu," katanya. Suaranya rendah dan tegas, namun Barcode bisa merasaka kelembutan di sana.

"Aku mencintai Phi Jeff na, sangat."

"Phi love Barcode na, so much." Jeff belai lembut pipi sang kekasih dengan ibu jarinya. "Sekarang Phi dan kamu harus mandi na."

"Aw!" Jatuh manik Barcode pada organ Jeff di antara sela paha. "Ehehehe. Hanya Phi Jepp yang mandi na."

"Oh?" Tertawa Jeff seraya memasukkan miliknya ke dalam celana, lalu ia menepuk-nepuk tangannya di pipi Barcode. Tanpa Barcode sadari, sejak tadi tangan Jeff masih menyisakan cairan yang ia muntahkan tadi. "Kamu lengket dan bau cinta." Jeff bahkan dengan sengaja menyapu leher Barcode.

"Uuh, Phi Jepp!"

"Mandi. Setelah itu kamu harus makan."

"Sudah makan na."

Jeff melempar tatapannya pada piring di atas meja belajar Barcode. Porsinya tidak berkurang, bahkan posisi sendok tidak berubah. "Apa yang kamu makan? Es krim bukan makanan na, Khun Tinnasit."

"Khun ..? Huy ...." Berdecak Barcode sambil tertawa, ia menggeleng kecil. "Aku sudah makan na, Khun Worakamol."

Jeff mengulum bibirnya dalam. Tawanya pecah tidak kuasa menahan gairah yang menggelitik telinganya.

"Kenapa tertawa?" Tanya Barcode. Ia bahkan ikut tertawa meski bertanya.

"Terdengar aneh na." Jeff menarik napasnya dalam. Ia mencoba untuk mengendalikan tawanya.

"Ehehehe." Barcode peluk pinggang Jeff, lalu bertopang dagu pada perut pria itu. "Khun Worakamol ngaaaab~"

"Barcode ...." Jeff mendengus sambil mengulum bibirnya dalam. Pipinya ia isap hingga decak lolos dari bibirnya.

"Aku hanya memanggil na, kenapa Phi Jepp merasa frustrasi?" Kekeh Barcode.

Mengembus napas Jeff berat. Ia peluk tubuh kekasihnya itu, lalu mencium puncak kepalanya berkali-kali. "Jangan membuat Phi frustrasi na. Kita enggak bisa melakukan seks sekarang-sekarang ini."

"Tangan?"

Jeff menggeleng kepala. "Harus menurut pada Khun Dokter na, Khun Tinnasit."

"Ngab, Daddy."

The Voice | JeffBarcode [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang