BAGIAN 12 : The mood [18+]

2K 60 61
                                        

W A R N I N G 18+
Sedikit saja.
Jangan berharap banyak.

×××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××

"Aku yang di bawah?"

Jeff duduk terdiam dengan tangan yang masih memegang pelumas. Bahunya turun dengan lemas. "Code ...." Pria itu kehilangan kata-katanya. Sudah hilang ketegangan di bawah sana Jeff rasakan, kini berpindah ke kepalanya. Saraf di otaknya menegang hingga tak mampu berpikir.

"Phi Jeff," sergah Barcode. "Jadi, Phi berpikir aku yang di bawah?"

"Enggak. Bukan begitu. Tapi ...." Jeff mengembus napasnya keras. Pria itu mengelap tangannya yang terlanjur basah dengan pelumas ke seprai begitu tergesa.

Selimut Jeff tarik untuk menutupi kepolosan dua tubuh. Mungkin Barcode tidak merasakannya, tapi dinginnya pendingin ruangan kini terasa seperti kutub utara. Membekukan aliran darahnya hingga ke otak.

"Phi Jeff," panggil Barcode. Suaranya bingung, ada rasa takut yang tipis. Menghentikan tangan Jeff yang sibuk menutup tubuhnya dengan selimut hingga hanya menyisakan kepala. "Phi ...?!" Sergah Barcode kesal, seraya menyibak selimut yang telah Jeff rapatkan.

Pria dua delapan itu memijat keningnya. "Kamu bilang siap. Itu karena kamu berpikir kalau kamu yang di atas?" Tanya Jeff, nada suaranya terdengar bingung dan tertekan.

Barcode mengangguk halus, membuat Jeff lagi-lagi mengembuskan napas. "Code .... Phi ... Phi, enggak bisa di bawah. Phi merasa kalau jiwa Phi dominan na, Code." Jeff mengambil tangan Barcode, menggenggamnya hangat. "Kamu takut kalau di bawah?"

"Itu masuk ke sana," keluh Barcode. Bibirnya mengerucut, dengan wajah terlihat panik. "Phi Jepp ...." Pria muda itu merengek pada kekasihnya. Barcode pun tidak tahu harus bagaimana. Membayangkannya saja sudah membuat tubuhnya merinding.

Jeff mengembus napas halus. Senyum kecil terpatri di wajahnya. Pria dua delapan duduk maju lebih dekat di hadapan kekasihnya, mengusap lembut jemari pada pipi Barcode. "It's okay na. It's okay, Barcode," ujar Jeff, mencoba menenangkan. "Mu, mungkin sedikit sakit awalnya, tapi nanti sakitnya enggak akan terasa."

Wajah Barcode mengerut penuh. Sudut bibirnya naik dengan kaku, seringaian itu tampak tidak yakin dengan apa yang Jeff katakan. "Mungkin?"

"Phi akan pakai pelumas, jadi ... Jadi masuknya lebih mudah."

Barcode menggeleng cepat, "Enggak mau, Phi Jepp. Aku enggak mau na," tolaknya sambil merengek. Ia bisa merasakan rasa ngilu hingga ke tulang punggungnya, apalagi setelah melihat milik Jeff.

"Punya Phi besar."

Jeff tidak tahu apakah harus merasa senang atau merasa miris dengan perkataan Barcode.

"Uuh, Phi Jepp ...." Barcode memukul bahu pria itu, lalu menunduk karena terlalu malu dengan ucapannya sendiri.

Pria itu mengusap wajahnya seraya mengembuskan napas. "Lalu, bagaimana? Kamu enggak ingin melanjutkan?"

Barcode terdiam, tidak langsung menjawab. Jeff sungguh bisa melihat rasa takut di wajah kekasihnya. Dia tidak ingin memaksa, Jeff tidak ingin hanya dirinya yang menikmati semua ini. Pria itu mengusap pipi Barcode, mencium bibirnya singkat.

"Kita tidur na? Istirahat."

"Phi ...."

Jeff hanya tersenyum lembut seraya mengangguk. Ia mengambil posisinya di sisi Barcode, lalu merebahkan diri sementara Barcode masih menyandar pada headboard. Pria muda itu menatap Jeff penuh dengan kebingungan dan sedikit perasaan sedih.

The Voice | JeffBarcode [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang