BAGIAN 34 : Bitter Chocolate

559 44 43
                                    

Jeff mengerjap matanya cepat. Bibir tebal yang melumat bibirnya menghantarkan amarah, sedih, kekecewaan, antusias, dan keberanian. Barcode menunjukkan bahwa dirinya berhak atas Jeff, bahwa dirinya lebih dari apa pun yang bisa Lavender pikirkan, bahwa hubungannya dengan Jeff bukanlah sebuah kepura-puraan atau sebuah sandiwara belaka.

Mematung Lavender melihat betapa panasnya Barcode mencium Jeff. Napasnya tertahan saat pria dua delapan itu membalas ciuman Barcode. Tangannya dengan lembut membelai pipinya lembut, dan suara kecupan yang basah itu membuat dirinya hampir pingsan.

"Cukup!" Sentak Lavender tidak tahan. Tangannya begitu keras memegang pagar. Ia mengatur napasnya dengan sangat cepat.

Barcode yang melepaskan ciuman itu lebih dulu, menyeringai dengan perasaan puas. "Apa ini masih terlihat pura-pura?"

"Aku juga tahu kalian akan berciuman," kata Lavender masih sambil berusaha menenangkan dirinya. "Khun Maa sudah cerita."

Kesal Barcode menatap perempuan di hadapannya. "Apa kamu ingin melihat aku dan Phi Jeff melakukan seks, agar kamu bisa membedakan apa aku dan Phi Jeff hanya pura-pura atau enggak?!"

"Barcode."

Pemuda itu mendecak kesal, matanya mengerling sambil mengembus napas berat. "Dia menyebalkan," keluh Barcode. "Kalau Mama sudah memberitahu hal-hal yang akan aku lakukan dengan Phi Jeff, itu tandanya Phi Jeff enggak menyukai perjodohan kalian. Kenapa kamu masih tetap setuju dengan perjodohannya?!"

"Barcode," Lavender tertawa kecil. "Kamu benar-benar seperti anak kecil na. Phi Jeff enggak akan melupakan kamu kalau pun akhirnya Phi Jeff menikah, kamu tetap adik kesayangannya na, Nong."

"Katakan sekarang atau aku yang mengatakannya?" Kesal Barcode pada Jeff.

Jeff mengembus napas, lalu mengambil tangan Barcode. "Lavender," kata Jeff lembut. "Phi akan tetap membantu kamu untuk masuk ke agensi modelling na. Tapi, kalau untuk perjodohan yang Mama Phi atur. Phi enggak bisa na. Phi dan Barcode memiliki hubungan yang lebih dari sekedar adik atau pun teman. Phi yakin, sebenarnya kamu tahu bahwa apa yang Phi lakukan tadi bukanlah pura-pura. Phi mencintai Barcode na, dan itu bukan kepura-puraan. Meski pun Phi akhirnya mencoba untuk untuk perjodohan ini, kamu sendiri yang akan merasa sakit hati. Jadi ...."

"Dia laki-laki na, Phi Jeff," sela Lavender. "Bagaimana Phi Jeff bisa -"

"Memangnya kenapa kalau aku laki-laki?" Tantang Barcode. "Phi Jeff tetap bisa melakukan seks denganku na! Lebih puas!"

"Code ...." Jeff mengulum bibirnya dalam. Ingin sekali rasanya ia memecahkan tawa.

"Bayangkan na, kalau kamu menikah dengan Phi Jeff. Milik Phi Jeff sudah pernah masuk ke pantatku. Kamu memang enggak jijik?"

"Barcode."

"Shh! Diam, Phi Jeff." Barcode memukul lengan pria itu. "Dan kamu pasti enggak tahan kalau Phi Jeff sudah kentut. Baunya seperti durian. Phi Jeff kalau mandi bisa lebih lama dari perempuan. Kamu lihat pori-pori wajahnya, kamu pasti merasa minder karena Phi Jeff bisa lebih cantik dari kamu. Dan, oh ... Phi Jeff jarang keramas. Rambutnya bau dan berminyak, padahal Phi Jeff ambasador sampo. Ketiak Phi Jeff juga berbulu lebat, baunya ... uhh, sangat asam. Kamu pasti bisa muntah."

Baiklah, Jeff rasa Barcode mulai berlebihan. Pemuda itu melantur dengan apa pun yang ia katakan.

"Satu lagi na ...." kali ini Barcode berbicara dengan serius. "Saat Phi Jeff lelah, hanya aku yang dapat mengembalikan energinya. Bahkan tidur enggak akan pernah menang melawanku."

Barcode menatap puas lawan bicara dan lawan percintaannya itu. Lavender hanya orang asing, iya, seharusnya Barcode tidak semarah itu karena tahu Jeff pasti akan memilihnya. Tapi, rasanya menyenangkan melepaskan perkataan itu di hadapan Lavender. Perempuan itu bahkan tidak berkutik dan hanya bisa diam menatap kesal pada Barcode.

The Voice | JeffBarcode [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang