BAGIAN 24 : My King

711 41 52
                                    

NOTe: Maaf, ya ... Berkali-kali kepencet publish padahal belum selesai ngetik 😭 Kali ini benaran, kok 😭👍🏻

Nanti, kalau semisal aku tiba-tiba up, terus enggak bisa kebuka. Fix, aku salah pencet. Mau simpan malah publish. Aku yakin ini efek doa kalian yang minta cepat-cepat untuk update 👁️👄👁️

×××××××××××××××××××××××××××

Duduk Barcode di ruangan yang tenang dan nyaman. Nuansa putih dengan beberapa figura berlukiskan pantai dan pegunungan itu menghias manik Barcode. Ia cemberut karena pada dasarnya ia tidak ingin datang ke Dokter Spesialis Kejiwaan.

"Barcode Tinnasit?" Tanya Psikiater. "Ah ... Kamu yang menjadi bintang iklan shampo BPN, kan?"

"Ngab, Khun Dokter."

Psikiater itu tersenyum lembut. "Ada masalah apa?" Tanyanya.

"Enggak ada," lugas Barcode. "Aku pun bingung kenapa aku harus menemui Khun Dokter."

"Kamu enggak tahu? Tapi, kenapa kamu menangis?"

"Hah?" Barcode menundukkan kepalanya. Air matanya dengan deras jatuh ke telapak tangan. Berkali-kali ia menyeka matanya, namun air mata itu terus saja mengalir.

"Itu kursi ajaib," kata Khun Psikiater menunjuk kursi yang Barcode duduki. "Siapa saja yang duduk di situ, kalau ia memiliki masalah dia akan mengatakannya. Ada apa, Barcode?"

Terisak-isak Barcode menangis. Ia tidak menjawab pertanyaan Khun Psikiater, dan Khun Psikiater membiarkan pemuda itu menangis hingga puas. Setelah satu jam, Barcode mulai melemahkan tangisnya.

"Phi Jeff ...."

Kata pertama yang keluar dari bibirnya membuat Khun Psikiater tersenyum. "Hm, Phi Jeff? Apa dia teman kamu, Barcode?"

"Bukan."

"Oh ... Lalu, Phi Jeff kekasih kamu, Barcode?"

Barcode mengangguk, lalu menggeleng kepala. "Aku ingin bersama Phi Jeff."

"Siapa Phi Jeff itu, Barcode?"

"Safezone-ku, Rajaku."

Terdiam Khun Psikiater. Diperhatikannya Barcode dengan seksama. "Kamu dan Phi Jeff enggak bersama?"

Tersengal napas Barcode. Ia tidak menjawab, tapi Khun Psikiater bisa mendapatkan jawaban dari tangan Barcode yang gelisah, dari isak yang terdengar sesak.

"Kenapa?"

"Mama Phi Jeff dan bayi Phi Jeff."

"Phi Jeff sudah menikah?"

Menggeleng kepala Barcode, "Aku enggak bisa memberikan Phi Jeff bayi seperti yang Mama inginkan. Karena aku laki-laki, Khun Dokter," lirih Barcode. "Mama Phi Jeff ingin bayi Phi Jeff."

"Apa Mama Phi Jeff enggak menerima hubungan kalian?"

"Mama mengancam Phi Jeff dengan nyawanya. Kasihan Phi Jeff."

"Barcode ...." Panggil Khun Psikiater, lembut. "Tatap Khun Dokter na."

Menatap manik itu pada perempuan di hadapannya. Ia tersenyum lembut, "Kamu dan Phi Jeff sudah berpisah, kamu harus menerimanya."

Barcode menggeleng kepalanya cepat. "Aku masih berhubungan baik dengan Phi Jeff. Aku masih meneleponnya, bicara dengannya."

"Benarkah?"

"Apa yang kalian bicarakan?"

"Banyak hal. Aku bercerita tentang hari-hariku."

"Kha. Kalau begitu, boleh Khun Dokter melihat ponsel Barcode?"

The Voice | JeffBarcode [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang