BAGIAN SPESIAL 51 : The Voice [2]

1K 40 123
                                    

BAGIAN SPESIAL 22K+WORDS, aku proofread lebih dari 10x. Bagian ini bisa dibilang sebagai inti dari segala inti penpiksi The Voice. Jadi, aku harus dapat feelnya, alur yang udah aku konsep sebelum ngetik BAGIAN 1. Semua yang kalian baca di BAGIAN SPESIAL 51 ini sesungguhnya sudah tercipta saat aku buat disclaimer awal.

Makanya, aku bilang .... Meskipun kerasa mirip sama kehidupan JeffBarcode in real life, aku selalu ingetin kalau aku ini JAHAD (aku bikin jeff bangkang sama orangtuanya, aku bikin orang tua jeff paling menenatang padahal mereka paling open minded, aku bikin Jeff jadi satu-satunya harapan yang bisa kasih keturunan, aku bikin adeknya juga gay biar Jeff makin tertekan. Di sisi lain, aku buat Barcode kena sakit mental, aku buat dia dilecehin, aku buat dia jadi alkoholik, aku buat Barcode jadi anak nakal yang nakal banget yang hobinya ngeseks sama Jeff padahal dia polos. Aku buat hubungan Barcode dan orangtua Jeff tegang.)

Dan mungkin akan ada KEJAHADAN-KEJAHADAN lainnya. Dan ya, ini tuh hanya fiksi. Bebas sih kalau kalian mau anggap real, tapi yakin kalian pasti menyesal hahaha.

Intinya, mohon maaf kalian menunggu dua mingguan buat baca bagian yang cuma akan maki-maki aku.

Yang kemarin mau cerita BibbleJesse, ini dispill sedikit ya. Nanti aku mau tulis BAGIAN EKSTRA buat mereka. Tapi, ya seperti biasa. Tidak usah ditunggu 😂

Siap-siap jarinya kalau mau maki-maki aku🥰
Tenang ya, ini happy ending kok. Kalian maki-maki aku pasti pakai cintaaaaa🥰🥰🥰

=========================

Mendarat pesawat itu dengan sempurna di waktu yang semestinya. Krabi, tempat dimana Barcode akan menghabiskan satu bulannya merindu pada Jeff. Krabi, tempat dimana kerinduan Jeff tertuju.

"Jeff, kamu yakin langsung kembali?"

Pertanyaan itu terlontar dari Mile, namun mewakili hampir semua pertanyaan setiap kepala yang ada dalam rombongan.

"Hm," angguk Jeff. Ia ikat separuh rambut panjangnya. Angin kencang membuatnya sedikit kerepotan. "Aku masih ada jadwal sore ini, Phi. Setelah makan siang aku akan berangkat lagi."

Jeff bisa merasakan tangan yang memegang jaketnya mencengkeram erat. Ia menoleh pada manik yang bergetar penuh harap, "Maaf na. Kita sudah bicarakan kalau Phi enggak akan menginap," katanya sambil mengusak kepala Barcode.

Pemuda itu mengangguk dengan pasrah.

"Kamu bisa batalkan, kan?" Sela Bibble. "Seperti biasa."

"Iya," tukas Mile. "Biasanya kamu juga enggak peduli dengan penalti, Jeff."

"Ini event Warner, bukan SOS," terang Jeff. Ia mengembus napas sambil menatap kekasihnya, lalu beralih fokus pada dua pria yang mencecar seperti ayam kelaparan. "Sudah bagus mereka mengizinkan aku untuk mengundur waktunya."

"Sudah na," sergah Barcode. "Jangan menekan Phi Jeff."

"Iya, iya, iya," decak Apo. Ia usak kepala Barcode, lalu pergi pada Pond yang berbincang dengan seseorang di sisi dermaga.

Setelah tiba di pusat Krabi, mereka pergi ke dermaga untuk menyeberang ke salah satu pulau kecil. Penghuninya tidak begitu padat dan hutan di sana masih begitu asri. Hebatnya Pond dan Mile, mereka bisa mengurus perizinan untuk melakukan syuting di sana. Tentu, jika keindahan alam dan kebudayaan lokal masuk dalam layar kaca, bukan tidak mungkin wisatawan asing berbondong-bondong mengunjungi Thailand.

Sementara itu, Jeff tersenyum getir pada Barcode. Jeff usak belakang kepala sang pemuda, lalu menepuk-nepuk bahunya seraya merangkul. Ia tahu, kekasihnya ingin menghabiskan waktu lebih lama, pun dirinya. Tapi, keadaan tidak mendukung keduanya.

The Voice | JeffBarcode [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang