"Barcode," Pria dua delapan itu berbisik lembut. "Code."
Pria muda yang memejam mata dengan lelap itu tidak kunjung terjaga. "Code, bangun na," katanya lagi, membangunkan.
"Enggak bangun juga?" Tanya Mama.
Jeff yang sudah lebih dari dua menit mencoba membangunkan kekasihnya itu menggeleng kepala. Lima menit lalu ia juga coba membangunkan, namun kekasihnya tetap bertahan dalam lalap. Jeff tepuk-tepuk lembut pipi Kekasihnya, "Code. Bangun na."
"Sudah setengah dua lewat na, luk. Pergi saja. Nanti Mama yang jelaskan pada Ngod."
Jeff menatap bimbang Barcode yang sangat pulas tidurnya. Tidak ada yang mengerti kenapa pemuda itu sukar dibangunkan.
"Code," Jeff masih mencoba. Ia cubit hidung Barcode, menarik-nariknya lembut. Lalu Jeff panggil pemuda itu sedikit lebih keras, "Barcode."
"Uhh."
Mengembus napas Jeff dengan lega. Ia usap-usap pelipis Kekasihnya. "Bangun na. Kenapa sangat pulas tidurnya?"
Bukannya Bangun, Barcode malah semakin menyamankan dirinya sembari memeluk Jeff.
"Ngod, Jeff harus pergi na, luk," timpal Mama. Ia tepuk-tepuk kaki putranya itu.
"Pergi?" Barcode tarik kepalanya sambil berusaha menatap Jeff. "Kemana?"
Tertawa mendengus Jeff Satur. "Konser na, Phi masih ada jadwal konser."
"Oh, benar," polos Barcode. Kepalanya menoleh ke kiri dan kanan. "Jam berapa?"
"Setengah dua lewat na."
Dengan sangat terpaksa Barcode menarik tubuhnya dari perbaringan, lalu duduk gontai. Wajah yang mengantuk itu mencebik bibirnya. "Kapan Phi Jeff akan menemuiku lagi?" Tanyanya penuh harap.
"Tiga atau empat hari lagi na," jawab Jeff lembut.
"...."
"Hei," kekeh Jeff halus. Ia genggam tangan Barcode. "Enggak akan lama. Nanti kita video call na."
"Aku enggak boleh pegang handphone," keluh Barcode mencebik bibirnya.
"Phi lupa na."
"Aku ingin lihat konser Phi Jeff."
"Khab. Nanti Phi buat vlognya. Kamu bisa menonton setelah boleh pegang handphone na."
"Uuh, oke."
"Jadi anak baik na, luk," kekeh Jeff. Ia cubit hidung Barcode dengan gemas menggunakan satu tangannya yang bebas. "Kali ini kamu harus benar-benar menyelesaikan konseling dan terapi kamu na. Sampai benar-benar sembuh. Mengerti?"
Barcode mengangguk kepala, "Ngab," jawabnya lemah. "Maafkan aku, Phi Jeff."
Senyum lembut terlempar. Tangan tegas itu membelai puncak kepala Barcode. "Menurut pada Dokter dan semuanya na, Code."
"Tapi, Phi Jeff ...."
"Enggak ada tapi na."
"Dengarkan aku dulu," katanya sambil memukul-mukul lengan atas Jeff pelan. "Beberapa hari ini aku menghilang dari sosial media. Apa penggemarku membicarakan sesuatu? Mereka pasti cemas na."
"Hm," gumam Jeff. Ia tarik bibirnya membentuk lengkung tinggi. "Mereka sangat merindukan kamu setiap hari na. This Boss," kekeh Jeff seraya mencubit pipi Barcode. "Mama-Mamanya Ngod sangat merindukan Ngodnya."
"Ehehe, Phi Jepp."
"Sudah na." Jeff usap-usap lembut punggung tangan Barcode, dengan tatap sesal ia berkata, "Phi harus pergi sebelum ditinggal pesawat."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Voice | JeffBarcode [COMPLETED]
FanfictionMusik adalah kehidupan Jeff Satur, dan suara adalah nyawanya. Untuk meraih mimpi yang ia tanam sepuluh tahun lalu, bahkan tahun-tahun sebelumnya, Jeff harus mundur dari agensi yang menaungi karier beraktingnya. Agensi yang secara tidak langsung mela...