NOTe: Enggak jadi kalian maki-maki aku di bagian ini. Tadinya mau 20K Words, tapi akan lebih lama updatenya karena butuh konsentrasi dan feel yang kuat.Enjoy bagian singkat sebelum baday♡
○○○
"Apa? Sepertinya Phi salah dengar. Kamu bilang apa tadi? Minum apa?"
"Vodka."
"Hah? Sekali lagi?"
"Vod ... ka."
Lebar senyum Jeff ditarik, "hm ...?"
"Uuh. Vodka na, Phi Jepp."
"Minum vodka?" Jeff cubit pipi itu sedikit keras, "Jangan bercanda na." Menggeleng kepala Jeff dengan tawa yang masih renyah.
Pemuda itu merengek sambil mengusap-usap pipinya sendiri, "Aku serius na, Phi Jeff."
"Hmm... serius?" Goda Jeff.
"...." Pemuda sembilan belas itu diam dengan tatapan yang meyakinkan.
"Barcode?"
"Serius."
Jeff telan kaku salivanya, bibirnya ditarik datar dengan dengus tipis.
"Aku ingin tahu seperti apa Phi Jeff saat mabuk."
"Ha, hah?"
"Ingin lihat Phi Jeff mabuk. Na?! Na? Naaaa ...?"
"Ka, kamu ... kamu enggak ingin kelapa saja?"
"Enggak, enggak. Aku ingin minum vodka!"
"Untuk apa minum vodka na? Phi akan belikan kamu kelapa sepuluh truk. Phi bahkan sudah beli perkebunannya juga untuk kamu."
"Aw?" Barcode tiba-tiba terdiam. "Apa?"
Membalas Jeff dengan bingung, "apa?"
"Phi ...." menelisik tatapan Barcode tajam. "Phi Jeff, bilang apa tadi?"
"Hah?"
"Phi Jeff sudah belikan aku apa?" Tuntut Barcode.
"Ha, ha, ha," kaku Jeff tertawa. Ia berdeham-deham sedikit keras. "Phi, tenggorokan Phi gatal na."
Pria dua sembilan itu dengan cepat beranjak dari duduknya, lalu pergi ke area dapur.
"Phi Jeff belikan aku perkebunan kelapa?" Tanya Barcode. Pertanyaan itu sukses membuat Jeff tersedak dengan air yang diminumnya.
"Phi Jeff?!"
"Phi bilang begitu?" Dalih Jeff yang lalu berdeham dan kembali minum. Ia mengekor pandang pada sang kekasih yang merengut tajam matanya. "Bu, bukan perkebunan. Kamu salah dengar na."
Pemuda itu hanya diam, namun matanya tegas menuntut jawaban.
Jeff letakkan botol minumnya, mengembus napas ia dengan sedikit bingung. "Barcode ...." Jeff berujar lemah. Ia pijat tengkuknya yang tidak pegal, namun terasa begitu dingin.
"Berhutang sesuatu padaku, Phi Jeff?"
Jeff menggeleng kepalanya. Ia kembali pada sang kekasih di karpet bulu. "Kamu salah dengar na. Kalau pun kamu minta dibelikan perkebunan kelapa, Phi akan belikan. Itu maksud Phi."
"Bohong."
"Hei, bagaimana bisa Phi beli perkebunan kelapa untuk kamu disaat seperti ini? Kalau bisa, Phi akan membawa kamu saja langsung ke SOS."
Barcode terdiam, dia tidak tahu harus menimpali apa.
"Dengar na, My mature young man. Kamu akan berusia dua puluh tahun bulan depan, kamu bisa meminta apa pun pada Phi. Tapi, kalau minum vodka ...." Jeff mengerut hidung sambil menggeleng halus, "Enggak na."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Voice | JeffBarcode [COMPLETED]
FanfictionMusik adalah kehidupan Jeff Satur, dan suara adalah nyawanya. Untuk meraih mimpi yang ia tanam sepuluh tahun lalu, bahkan tahun-tahun sebelumnya, Jeff harus mundur dari agensi yang menaungi karier beraktingnya. Agensi yang secara tidak langsung mela...