BAGIAN 6 : A way to you, away from you

998 61 58
                                    

Los Angeles, 04 xxx 2023.

"Mr. President."

Jeff yang sedang memotret jalanan dari dalam mobil itu menoleh. Dia tidak tahu jika kamera ponsel akan menembak wajahnya, cepat senyum itu mengembang. Dan, secepat itu pula senyumnya menghilang kala kamera tak lagi merekam.

Embus napas terlempar dari Manajernya, "Apa kamu yakin enggak mau lihat videonya?"

"Enggak. Posting saja," jawab Jeff lemah. Bahunya jatuh pada sandaran mobil, matanya terpejam tidak lagi tertarik dengan suasana di luar sana.

"Bukan video ini, tapi video Nong Ngod."

"Enggak, enggak," tolak Jeff mentah.

"Kenapa? Lumayan untuk mengurangi lelah."

Jeff membuka matanya. Embus napas berat itu agaknya membuat Khun Venus diam. Sang Manajer lebih tahu dari siapa pun, jika Jeff sedang lelah pria itu akan menonton hampir seluruh video Barcode dari dalam ponselnya. Entah itu yang terbaru, atau pun tahun-tahun lalu. Tapi, anehnya sekarang, saat mereka berada di negeri orang, saat wajah lelah itu tampak begitu jelas, Jeff tidak juga melihat video sunshine-nya. Mungkin yang terakhir dilihatnya adalah video Barcode yang dipotong rambutnya. Sejak mereka tiba di LA entah mengapa President-nya itu mencoba untuk tidak menggunakan ponselnya sesering mungkin selain untuk keperluan pekerjaan.

Los Angeles. 04 xxx 2023, 22.53

Pria itu melempar tasnya ke sofa, melepas sepatunya sembarang. Tubuh lelahnya jatuh tak berdaya ke atas tempat tidur. Jeff menatap langit kosong bercahaya lampu. Pesan terkahir yang Jeff terima dari seseorang di Thailand sana, membuatnya gusar tak berdaya.

Lengan Jeff mendarat sempurna di atas kening, menipiskan silau yang menusuk mata. Dalam pejamnya, Jeff selalu terbayang wajah manis dengan mata yang berpijar cerah, mengatakan bagaimana remaja itu sangat mencintainya. Dalam pejamnya juga, Jeff selalu terngiang perkataan sang adik di malam ulang tahunnya.

Jeff sungguh merindukan cahaya mataharinya, bintangnya tidak bersinar terang saat matahari itu jauh darinya. Namun di sisi lain, ia ingin menjauh, hilang dari sisinya. Bersembunyi dalam kelam malam, membiarkan bintang di sana bersinar sendirian.

Dilema dalam hatinya tidak pernah sekuat ini. Jeff sungguh mencintai dirinya sendiri, seperti yang selalu ia gembar-gemborkan. Tapi, ia bahkan tidak tahu apakah dirinya sedang mencintai dirinya sendiri atau dirinya yang menjadi terlalu egois.

Tangan di atas kening diangkat tinggi. Mengepal udara hampa begitu kuat. Tinjunya jatuh, memantul dengan keras di atas tempat tidur. Jeff takut, ia akan menyakiti bukan hanya keluarganya, tapi Barcode dan dirinya sendiri.

.... Don't you miss me, Phi Jeff?

"This was wrong, from the first place. You know it na, Jeff ...? So, why the fuck you said that you loved him back!?"

Pada akhirnya Jeff tahu, Barcode lah yang akan paling tersakiti dengan atau tanpa keluarganya tahu tentang hal ini.


×××

Thailand. 05 xxx 2023.

Phi enggak bisa kontak kamu sesering mungkin. Phi akan fokus dengan pekerjaan Phi di LA. See you na, Barcode.

Remaja delapan belas tahun yang sedang memakan makan siangnya itu menelan kasar semua yang ada di mulutnya. Rasa sedih menyelimuti hatinya secara tiba-tiba. Baru beberapa saat lalu ia tergelitik dengan pesan Jeff tentang bagaimana ia akan terlihat dengan model rambut barunya, dan bagaimana lucunya saat seseorang meminta izin untuk mem-posting fotonya. Namun, seketika pria itu berkata tidak akan bisa menghubunginya. Bagaimana Barcode harus mendefinisikan perasaannya, selain dengan rasa sedih?

The Voice | JeffBarcode [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang