Takdir masa kecilku

56 3 0
                                    


" Maafkan aku ibu, aku bukan anak yang diharapkan ibu. Dan terimakasih, dulu di masalalumu, engkau tidak membuangku "


.
.
.
.
.





Dorr dorrr dorrr

" Selina bangun kamu. Udah siang masih aja tidur " teriak Melisa menggedor pintu kamar Selina.

" Mati kamu hah! Di panggil malah gak jawab jawab. Trus Bukannya bangun pagi beberes rumah, nyuci kek apa kek ini masih aja tidur " lanjutnya lagi.

" SELINA.. SELINA " teriaknya.

Cekrekk

" Apasih Bu " ucap Selina dengan mata yang setengah terpejam itu.

" Apasih apasih. Kamu bukannya bangun nyuci baju beberes rumah ini masih aja tidur. Mau jadi apa kamu nanti kamu kedepannya kalo malah begini."

" dari tadi saya aja terus yang beresin semuanya belum lagi saya harus cari uang buat kamu seharusnya kamu mikir lina " omel melisa.

" Lina capek Bu baru tidur tadi jam 2 pagi buat beresin bekas acara kemaren. Mana ngerjainnya sendiri lagi gak ada yang bantuin " jelas Selina agar dimengerti ibunya.

" Gitu aja udah ngeluh kamu apalagi kalo kamu jadi saya yang harus banting tulang cari uang kesana kemari, belum lagi beresin rumah, trus masak. "

" Sebenarnya saya capek terus terusan hidup kaya gini di tambah harus hidup sama kamu yang gak berguna ini " ucap Melisa mengeluarkan unek uneknya.

" Dulu sebelum kamu lahir , hidup saya sangat bahagia bersama keluarga saya. Tapi semenjak kamu lahir, hidup saya jdi berantakan seperti ini. Nyesel saya lahirin anak pembawa sial seperti kamu ini "

Sedangkan Selina hanya diam sambil menunduk mendengar Omelan ibunya itu.

" Apa lagi ayah kamu yang gak berguna itu, ninggalin anak tanpa memberikan uang sepersen pun. " Sambung Selina.

Degggg

Jantung Selina berdetak cepat setelah mendengar penuturan ibunya itu.

Selina mendongakkan kepalanya menatap Melisa. " Maksud ibu apa? Ayah masih hidup " tanya Selina.

Melisa langsung terdiam dengan ucapannya itu. Tidak, tidak seharusnya Melisa memberitahukan ayahnya Selina itu. dia tidak ingin mengungkitnya lagi apalagi nanti terjadi yang tidak di inginkan pada Selina.

Cukup saja dia pusing dengan tingkah anak keduanya yang sama seperti ayahnya itu yang sering mabuk mabukan dan marah marah tidak jelas, sampai sampai Melisa harus mengirimkan Hendri ke daerah saudaranya untuk di perkerjakan menjadi pegawai resto nya, agar lupa pikirnya.

" JAWAB BU " teriak Selina baru pertama kali pada ibunya itu.

Sedangkan Melisa sedari tadi hanya diam dengan air mata sudah menurun yang mengingat masalalunya itu.

" Jawab Bu sekarang dia dimana? Lina pengen ketemu ayah Bu. Lina pengen tinggal sama ayah " lesuh selina.

" Apa! Kamu mau ikut dia kesana? Silahkan sana kamu pergi dari sini kalo itu mau kamu " ucap Melisa tersulut emosi.

" Berarti emang ayah masih hidup Bu? Tapi kenapa? " Tanya Selina.

" Iya ayah kamu masih hidup. Dia ninggalin kita setelah restoran ayah kamu bangkrut. Kamu tau? Dulu sebelum kamu lahir keluarga saya hidup serba ada, serba kecukupan. Tapi apa! Setelah kamu lahir hidup saya jadi hancur, usaha ayah kamu juga hancur sampai sampai dia juga stres dan sering mabuk mabukan dan main judi apalagi sampai sering memukul saya " ucap Melisa dengan emosinya.

garis takdir hidup Selina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang