copet ( revisi )

32 2 0
                                    


" Apa ada seorang ibu yang berbicara seperti itu pada anaknya? Saya heran, kenapa para ibu seperti itu pada anaknya. Padahal dia sudah bersusah payah melahirkannya "

~ umi khulsum hanumi Al khallal ~

.
.
.
.
.

" Gue harus kemana dulu sekarang? Kalo gue pulang sekarang, ibu pasti ngamuk lagi, gue males kalo harus ngeladenin dia " gumam selina.

" Ckk bodo lah " Selina pun pergi dari sekolah berjalan tanpa arah tujuan.

Selina berjalan mengikuti langkahnya sambil mendengarkan musik menggunakan earphone ditelinganya.

Brukkkk

" Awss... Kalo jalan liat liat dong " sewot Selina ketika ada yang mendorongnya dari belakang.

" Ckkk " pria itu langsung pergi tanpa menghiraukan Selina.

" Tolong... Nak tolong umi di copet sama preman itu " ucap wanita paruh baya meminta tolong pada Selina.

" Hah... Cowo yang tadi Bu? "

" Iya... Tol " ucapan umi itu terpotong karena Selina langsung lari mengejar preman itu.

" Woyyyy berhenti Lo " teriak Selina mengejar preman itu.

" Ahhaaaa... Gue punya ide " gumam Selina.

" Bang dompetnya jatuh tuh " teriak Selina itu membuat preman itu berhenti dan berbalik mencari dompetnya yang jatuh.

Brughhhh

Selina langsung menendang aset preman itu sampai tersungkur dan langsung mengambil tasnya.

" Apaan si Lo anak kecil jangan ikut campur yaa balikin sini tas nya... Aduh mana sakit banget nih aset gue " ucap preman itu kesakitan.

" Lo kalo nendang jangan keras keras Napa sakit nih nanti klo gue gak bisa punya keturunan gimana " ucapnya lagi.

" Karma " singkat Selina langsung pergi dari sana meninggalkan preman itu.

" Itu tuh pak copetnya " tunjuk perempuan paruh baya itu ke arah preman namun arahnya itu sama dengan posisi Selina, membuat orang salah mengira kalo pencopet itu Selina.

" Oh ini yaa... Kamu masih sekolah aja udah berani copet orang ya gimana nanti kamu udah dewasa. Apa kamu tidak di ajari oleh orangtua kamu " ucap salah satu bapak - bapak disana.

" Jaga omongan Lo ya " sewot Selina tak terima jika orangtuanya dibawa bawa.

" Gak sopan juga kamu ya jdi anak "

" Terserah gue "

" Ayo kita bawa ke kantor polisi " ucap pria itu menyeret Selina. Sedangkan wanita paruh baya yang di copetnya itu baru sampai dari jalannya karena tadi ditinggal oleh bapak bapak itu.

" Ehh ehh ini kenapa dia diseret pak " ucap wanita itu mencegahnya.

" Ini kita mau bawa dia ke kantor polisi Bu "

" Eh kenapa di bawa ke kantor polisi "

" Kata ibu kan dia yang udah nyuri tas ibu "

" Bukan dia pak tapi preman yang dibelakangnya itu tuh " jelas wanita itu menunjuk ke arah belakang Selina namun tidak ada orang disana.

" Lo kemana dia? " Ucapnya lagi.

" Kabur " singkat Selina.

" Lagian kalo mau nangkep itu liat liat dong pak, jangan asal main tuduh aja. Jadi kabur kan tuh preman nya " ucapnya lagi.

" Udah udah pak gapapa, makasih ya bapak bapak udah bantuin saya " ucap wanita itu.

" Iya Bu sama sama lain kali ibu harus hati hati disini rawan soalnya, kalo gitu kami permisi dulu assalamualaikum "

"  Waalaikumsallam "

" Ehh kamu mau kemana? " Tanya wanita itu ketika melihat Selina akan pergi.

" Ya mau pulang atuh Bu mau ngapain lagi " jawab Selina.

" Kamu jangan dulu pulang, temenin Umi dulu " tidak tahu kenapa wanita itu ingin sekali dekat dengan Selina.

" Emm itu Bu "

" Panggil umi aja " potongnya yang disebut umi itu bernama khulsum hanumi Al khallal.

" Eh iya Bu eh umi ini itu apa aduh " ucap Selina terbata karena bingung harus menolaknya seperti apa.

" Kenapa hmm "

" In... " Ucapnya terpotong oleh dering ponselnya.

Drrrrtt drrrrtt

" Bentar ya mi saya angkat telpon dulu " izin Selina diangguki wanita yang disebut umi itu.

" Ha.lo "

" Dimana kamu cepat pulang beresin rumah, kamu ini pulang sekolah itu langsung pulang bukan malah kelayapan kaya gini mau jual diri kamu hah " marah Melisa di sebrang sana dengan nada tinggi sampai sampai Selina menjauhkan telponnya.

" Iya Bu aku pulang sekarang " jawab Selina langsung memutuskan panggilannya.

" Kenapa nak? " Tanya umi.

" Gapapa umi, emm umi kayanya saya gak bisa ikut sama umi Karena sudah disuruh pulang sama ibu saya. Maaf ya umi " ucap Selina tak enak .

" Emm iya gapapa, kamu pulang aja "

" Kalo gitu saya pamit dulu assalamualaikum" ucap Selina mencium tangan umi dan langsung pergi dari sana.

" Waalaikumsallam" jawab umi.

" Apa tadi ibunya yang telpon? Tapi kenapa ibunya itu bilang seperti itu pada anaknya " gumam khulsum ambil menatap punggung Selina yang sudah jauh.

" Astagfirullahaladzim " ucapnya menggelengkan kepalanya tak percaya.

🌸

Selina pov

" Mana sih ni angkot dari tadi gak ada yang lewat apa " keluh selina.

" Udah jam segini lagi, bisa bisa gue di omelin lagi sama ibu "

" Harus siapin mental ni gue "

" CK mana sih ni angkot yaelah "
Cerocos Selina yang kesal menunggu angkot yang tak kunjung datang.

" Arggghhh sial banget hidup gue "

Pov end

Tinn tinn

" Butuh tumpangan? "


Partnya udah author revisi ya...

Jangan lupa vote trus komentar baik kalian juga tinggalin disini..

Jangan lupa follow juga akun WP nya karena masih banyak lagi cerita yang bakal author publish



garis takdir hidup Selina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang