alam bawah sadar Selina ( revisi )

31 3 0
                                    

" Semenjak saat itu, aku selalu memimpikan hal yang sama. Yaitu berada di kegelapan yang sunyi dan terdengar bisikan bisikan yang melukai hatiku "

.
.
.
.




Hendri pov

Kini kakak beradik itu sudah tiba di rumahnya. Namun saat membuka pintu mereka dikejutkan dengan prilaku ibunya itu dan seorang pria yang tengah berpelukan. Mereka berdua mengepalkan tangannya erat lantaran kesal dengan ibunya itu.

" Apa apaan ini " teriak Hendri.

Melisa dan laki laki itu terlontar kaget dan langsung melepas pelukannya melihat kehadiran anaknya itu.

" Hendra Hendri kalian sudah pulang? Sejak kapan kalian sampai sini " ucap Melisa mengalihkan perhatian.

" Gak usah alihin pembicaraan, ibu tadi ngapain pelukan sama laki laki itu? Ibu tau kan kalo kalian itu bukan mahram " ucap Hendri menahan amarahnya.

" Gapapa juga lah dri kan ibu bentar lagi mau nikah jadi gapapa dong... " Ucap Melisa tanpa merasa bersalah.

" Ohiya mumpung kalian disini kenalin ini om firman calon suami ibu dan nanti hari Senin ibu mau nikah. kalian harus datang ya sama kamu Hendra ajak istri kamu kesini kita kumpul " sambung melisa enteng.

" Kenapa ibu gak minta pendapat dari kita? " Tanya hendra.

" Ibu lupa, tapi kalian setuju kan? " jawab Melisa.

" Kalo kita gak setuju gimana? " Tanya Hendri sedikit kesal.

" Yaa kalo kalian gak setuju ibu bakal tetep nikah. Toh undangannya juga udah kesebar kan. gak enak dong ibu " jawabnya enteng.

" Seenggaknya ibu tanya dulu ke kita, bukan malah seenaknya gini apalagi nanti sama Selina satu rumah disini apa ibu gak mikirin Selina? " Ucap Hendri dengan amarahnya.

" Ibu gak peduli, Selina juga udah gede ini kan, pasti ngerti dia " ucap Melisa tak peduli.

" Ohiya tu anak kemana udah malam gini masih aja keluyuran, jual diri kayanya dia. Emang ya anak itu tidak tau di untung udah hidup enak disini malah keluyuran malam malam gini di... " Sambung Melisa terpotong.

" IBU JAGA OMONGAN IBU " pecah sudah amarah Hendri.

" Dri tahan dri " tenang Hendra pada adiknya itu.

" APA!.. Kamu berani teriak teriak sama ibu hah? Cuman karena anak tidak tau diri itu kamu berani teriak sama ibu " ucap Melisa tak kalah emosi. Sedangkan firman hanya duduk canggung di kursinya.

" Anda! Keluar " usir Hendra menunjuk firman dan firman pun memilih pergi dari rumah itu.

" Kenapa kamu usir calon suami ibu? " Tanya Melisa.

" GK penting "

" Ibu tau? Ucapan ibu itu tidak pantas di ucapkan, ibu juga tau kalo ucapan ibu itu doa Bu buat anaknya. Apa ibu gak mikir kesitu " sambung Hendra sambil memegang bahu Hendri.

" Ibu gak peduli mau dia kaya jalang kek atau apapun itu ibu gak peduli. Kalian juga tau karena dia lahir kita jadi hidup gini, jadi ibu gak salah kan bilang gini "

" IBUUU " teriak Hendri lagi.

" Kamu liatkan sekarang dra.. sekarang lihatlah anak ibu yang satu itu berani teriak ke ibu cuman karena membela anak itu " ucap Melisa pada Hendra.

" SELINA JUGA ANAK IBU " ucap Hendri.

" DIA BUKAN ANAK IBU " teriang lantang Melisa.

" IBU " kini Hendra yang tak bisa menahan emosinya.

garis takdir hidup Selina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang