dinginnya angin malam ( flashback on )

43 3 0
                                    


" Dinginnya malam itu kurasakan tanpa dekapanmu ayah "
.
.
.
.
.
.




Sudah 2 jam Melisa dan anak anaknya berjalan disepanjang jalan namun mereka masih belum menemukan tempat berteduh untuk mereka sekarang.

Melisa tidak tahu harus kemana sekarang. Dia sudah sangat Lelah sedari tadi hanya berjalan saja tanpa arah tujuan, apalagi cuaca malam sekarang yang dingin dengan iringan gerimis kecil, tidak hanya itu bahkan langit sudah bergemuruh petir.

" Ya Allah harus kemana lagi sekarang. Gak ada tempat lagi yang harus aku tinggali. Kasihan anak anak kedinginan " gumam Melisa.

" Ibu sebenarnya kita mau kemana? " Tanya Hendri berusia 6 tahun itu sembari mengucek matanya mengantuk.

" Ibu juga gak tau Dri harus kemana. " Jawab Melisa sembari mengais Selina yang masih tidur.

" Ibu kita ke depan toko itu dulu aja. bentar lagi mau ujan gede kita neduh dulu di sana " ucap Hendra menunjuk toko yang sudah tutup itu.

" Yaudah ayo sayang kita kesana " ucap Melisa langsung ke toko itu.

" Kita disini dulu ya di " ucapnya pada Hendri.

" Iya Bu. Tapi Endi dingin Bu " ucapnya sambil memeluk tubuhnya sendiri.

" Coba kamu buka tasnya trus ambil jaket kamu sama Abang " titah Melisa.

" Iya Bu " .

Hujan tak kunjung reda membuat mereka harus tetap disana dan membuat mereka sampai ketiduran di depan toko itu.

🌸

" Bu. Bu bangun Bu " ucap seorang wanita membangunkan Melisa.

" Eh iya Bu ada apa? " Kaget Melisa langsung terbangun.

" Permisi Bu ini saya mau buka toko saya. Mohon maaf apa ibu bisa pindah dari sini " ucap pemilik toko itu secara halus takut menyinggung pikirnya.

" Eh iya maaf Bu saya tidur disini. Makasih ya Bu kalo gitu kami pamit dulu permisi " ucap Melisa langsung mengajak anaknya untuk pergi dari sana.

" Sekali lagi maaf ya Bu " ucapnya diangguki oleh ibu - ibu tadi.

🌸

" Aku harus kemana lagi ya. Tabunganku juga tinggal dikit lagi. cuman cukup ngontrak 1 bulan makan pun aku harus cari uang lagi " ucap Melisa melihat uang ditasnya yang hanya tinggal beberapa lembar lagi.

" Yaudah deh gapapa cari kontrakan dulu aja mudah -mudahan nanti bisa dapat uang lagi. " Sambung Melisa langsung mencari kontrakan yang murah disana.

Setelah hampir seharian mencari kontrakan yang murah itu kini Melisa menemukannya. Walaupun sempit yang penting masih bisa dijadikan tempat berteduh dan tidur untuk anak anaknya.

" Hendra Hendri kalian tunggu dulu disini ya jagain adek kalian ibu mau pergi dulu cari uang buat makan kalian nanti " ucap Melisa pada anak sulungnya itu.

" Iya Bu " jawab mereka berdua.

Melisa pun langsung bergegas mencari pekerjaan yang bisa dia lakukan meskipun berat dia akan tempuh demi anak anaknya itu.

🌸🌸

Setelah hampir 1 bulan Melisa hidup di kontrakan kecil itu, keadaan mereka tidak berubah sedikit pun yang ada hanya malah memperparah keadaan.
Hendra yang usianya masih 10 tahun itu harus ikut banting tulang mencari uang untuk makan keluarganya itu apalagi harus membayar uang kontrakannya nanti.

garis takdir hidup Selina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang