" Mereka dengan bangganya menunjukan keharmonisan keluarga mereka di depanku, tanpa melihat bagaimana sakitnya diriku yang tidak bisa seperti mereka ".
.
.
.
.
.Hari pun berganti, dan Hari ini adalah hari dimana Selina akan mengikuti acara wisuda sekaligus pelepasan angkatannya itu sebagai kelas 9, setelah 3 tahun dia mengikuti pembelajaran di sekolahnya itu.
Dan saat ini Selina sudah siap dengan dirinya yang sudah di baluti oleh kebaya milik ibunya itu dan tidak lupa juga dengan wajahnya yang sudah dirias secantik mungkin oleh Arini yaitu kakak dari sahabatnya Tiara.
" Kamu cantik na gak perlu pake make up tebal, tipis juga kamu udah cantik " puji Arini kakak dari Tiara.
" Makasih kak, kakak juga cantik" puji Selina dengan tersenyum tipis pada Arini.
" Dah sekarang kalian berdiri disitu kakak mau foto kalian " titah arini.
Cekrekkk
" Duh cantiknya adek adek kakak ini" puji lagi Arini.
"Yaiyalah adek siapa dulu dong heheh" canda Tiara sedangkan Selina hanya tersenyum.
"Semoga acaranya lancar ya. kakak doain"
"Iya kak makasih"
" Sekarang ayo berangkat itu ayah sama bunda udah nungguin di depan. Jangan lupa bawa barang kalian " ucap Arini mengantarkannya sampai ke depan rumah.
" Udah siap semua?" Tanya Budi ayah Tiara
"Udah dong yah cantik gak putri ayah " ucap tiara sambil memutarkan tubuhnya.
" Duh cantiknya anak ayah yang satu ini mirip sekali dengan bunda kamu " puji Budi pada sang anak.
" Yaiyalah dong.. anak bunda gituloh " ucap bangga tiara.
" Ayahnya gak dibawa nih " rupanya Budi merasa cemburu dengan pengakuan anaknya itu.
" Hahaa.. ya sama ayah juga dong yah. Kalo gak ada ayah mana mungkin aku ada disini " ucapnya.
" Haha pinter ngomong kamu yaa.. masih kecil juga " ujar Budi.
" Enak aja, aku udah gede yaaa " ucap Tiara tak terima.
" Kalo kamu udah gede, bisa dong ayah buat adik buat kamu ya gak " ucap Budi dengan Menaik turunkan alisnya.
" Apasih yah udah ah. Sekarang kita masuk mobil takutnya telat nanti" ucap tunisa yang tak ingin mendengar ucapan absur dari Suami dan anaknya itu, dia memilih masuk saja ke mobilnya.
Sedangkan sedari tadi selina hanya melihat interaksi keluarga itu dengan senyumannya, yang entah senyuman itu ia tunjukan sebagai rasa senangnya atau sebagai rasa menahan sakitnya.
Dia senang ketika melihat sahabatnya itu bisa tersenyum dengan keluarganya. Tapi dia juga sakit ketika dia harus melihat tawa kebersamaan sebuah keluarga yang ada di hadapannya.
" Seneng banget kayanya Tiara sama keluarganya. Lina pengen kaya gitu sama keluarga Lina juga. Tapi apa daya, semua sudah usai " gumam Selina dalam hatinya
" Lina... " Ucap Arini membuyarkan lamunan Selina.
" Eh iya kak ada apa? " Ucap selina.
" Kamu mau tetep disini? "
" Hah.. "
" Lina ayo... Kenapa masih diem disitu " ucap Tiara di dalam mobilnya
" Eh iya ayo " Selina pun memasuki mobilnya, dan mereka pun berangkat menuju tempat acara wisuda itu di lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
garis takdir hidup Selina
Ficção GeralIni adalah kisah tentang seorang gadis yang terbayang bayang oleh kisah masalalunya. Selina Anggraeni putri adalah seorang gadis yang tak dianggap oleh keluarganya, dan sering dipermainkan kepercayaannya oleh orang yang dia percayainya. Selina yang...