kemana seyuman Selina? ( revisi )

47 2 0
                                    

“Teman yang paling baik adalah apabila kamu melihat wajahnya, kamu teringat akan Allah, mendengar kata-katanya menambahkan ilmu agama, melihat gerak-gerinya teringat mati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Teman yang paling baik adalah apabila kamu melihat wajahnya, kamu teringat akan Allah, mendengar kata-katanya menambahkan ilmu agama, melihat gerak-gerinya teringat mati. Sebaik-baik sahabat di sisi Allah ialah orang yang terbaik terhadap temannya dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah ialah orang yang terbaik terhadap tetangganya.” (HR. Hakim).

.
.
.
.
.
.









Selina dan Tiara sudah sampai di Gramedia dan mereka saat ini sedang berjalan memilih buku yang akan dibelinya itu.

" Na kayanya buku the golden story Khodijah ini bagus deh kita beli yu" ucap Tiara menunjukan buku islami itu.

" Gak gue gak mau " jawab Selina.

" Kenapa gak mau? Biasanya Lo suka nomor 1 kalo tentang ginian " heran Tiara.

" Lagi gak mood "

" Tapi na... "

" Udah belum pilih bukunya. Kalo udah cepet bayar gue lapar ni belum makan " ucap Selina datar.

" Ckk iyaiya udah ayo " ucap Tiara.

Selina pun berjalan lebih dulu di depan.

" Gue gak tau permasalahan Lo serumit apa na sampe sampe Lo berubah kaya gini. Tapi gue janji bakal terus ada di samping Lo bagaimana pun keadaan Lo sekarang " gumam Tiara melihat ke arah sahabatnya yang sudah jalan terlebih dahulu.

Setelah selesai membeli buku kini mereka mampir di salah satu kedai favoritnya tak lain yaitu kedai bakso mang Parman.

" Mang Parman yuhuuu " ucap gembira Tiara memanggil tukang bakso langganannya itu.

" Eh neng Ara sama neng Lina. Mau bakso neng? " Ucap mang Parman.

" Bukan mang kita mau beli bubur "

" Lah tapi mang Parman gak jualan bubur neng "

" Ya beli bakso atuh mang. Kalo kita kesini berarti beli bakso gimana sih si amang ini " jawab Tiara.

" Hehe kan basa basi atuh neng.. yaudah neng mau duduk di luar apa di dalam ? " ucap mang Parman.

" Di luar aja " jawab Selina.

" Yaudah amang bikinin baksonya dulu ya. seperti biasa kan? " Tanya mang Parman.

" Kaya gimana coba mang?" Tanya balik Tiara.

" Bakso yang neng Tiara cuman bihun sama sayur trus togenya mentah, gak pake bawang goreng sama gak pake tetelan juga trus pasti bakso daging kan. Nah kalo neng Selina campur tapi gak pake mie Aci tetelannya di banyakin sama baksonya bakso urat bener kan? " Jelas mang Parman yang selau mengingat pesanan pelanggan nya itu.

" Wahh mang Parman hebat.. inget aja sama pesanan kita " ucap bangga Tiara sambil menepuk tangannya.

" Iya dong mang Parman hehehe " ucap mang Parman menepuk dada dengan bangganya.

" Yaudah mang Parman bikinin dulu baksonya ya " ucapnya di anggukin oleh Tiara dan langsung membuat pesanan nya itu.

Sedangkan Selina sedari tadi hanya diam sambil melihat ke arah jalan tanpa ikut dalam pembicaraan sahabatnya itu.

" Gue iri sama keluarga mereka " ucap Selina dalam hati melihat sebuah keluarga di sebrang jalannya.

" Ini neng pesanannya. Jangan banyak banyak ya sambel nya cabe lagi mahal nih " ucap mang Parman bercanda sambil menaruh mangkok baksonya di meja.

" Wah mang Parman keterlaluan. Tiara gak berdaya kalo makan bakso tanpa sambal yang banyak mang " ucap tiara mendrama.

( Jadi pengen makan bakso kan author )

" Hahaa bercanda neng " tawa mang parman.

" Eh neng Lina kenapa diem aja dari tadi " tanya heran mang Parman yang tak biasanya melihat Selina begini.

Biasanya Selina selalu tersenyum dan sering menjahilinya tapi sekarang Selina tidak biasanya seperti ini pikirnya.

" Selina lagi sariawan mang " jawab Tiara melirik Selina yang hanya diam saja.

" Oh gitu ya kalo begitu neng makan baksonya ya mang parman mau buat pesanan yang lain dulu " ucap mang Parman yang mengerti maksud dari ucapan Tiara itu.

" Iya mang. Yang semangat yaa " ucap Tiara diangguki mang Parman.

" Udah ayo makan baksonya keburu dingin nanti. Tenang gue yang bayar " ucap tiara namun tak di jawab oleh Selina, Tiara hanya menghela nafasnya sabar.

🌸

Setelah selesai memakan baksonya Tiara mengajak Selina pergi ke taman hanya untuk menikmati pepohonan yang disana sekaligus untuk menenangkan suasana hati selina pikirnya. Dan Selina hanya bisa pasrah mengikuti permintaan sahabatnya itu.

" Eh Na itu kaya ibu Lo deh " tunjuk Tiara membuat Selina menoleh melihat ke arah yang di tunjuk Tiara dan benar saja itu ibunya tapi dengan siapa pikir Selina.

" Eh tapi itu sama siapa ya? Cowo lgi? " Ucap Tiara membuat selina mengepalkan tangannya kesal.

" Gue pulang. terserah lo mau disini atau ikut gue pulang " ucap selina langsung berlalu dari tempat duduknya.

" Eh Na tungguin gue yaelah " ucap Tiara mengejar Selina.

" Nyesel gue tunjukin ibunya tadi. Duh gue bego banget sih, niat hati ngajak dia kesini buat nenangin pikirannya eh gue malah menambah bebannya " ucapnya Tiara dalam hati.

Mereka pun pulang ke rumah Selina untuk belajar bersama karena besok mereka harus mengikuti ujian sekolahnya agar menentukan lulus atau tidaknya nanti.




Partnya sampai sini dulu hehe....

Ohiya kalian tetep jaga kesehatan yaa jangan sampe begadang buat baca WP kalian juga harus butuh istirahat...

Jangan lupa makan juga hehe....

Follow akun WP ku yaa

Jangan lupa vote sama komentar baik  kalian yaa....

garis takdir hidup Selina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang