7. Masalah Baru

132 21 0
                                    

Penyihir Api. Biasanya mereka yang dapat mengeluarkan api dari tangan mereka secara alami, lalu menembakkanya kepada lawan mereka. Tidak semua Penyihir Api dapat mengeluarkan api secara alami melalui tubuh mereka. Malah kebanyakan yang hanya bisa memantipulasi api atau mengendalikan apo. Namun ada juga yang bisa melakukan keduanya.

Jika Pennyihir Api bisa menciptakan api secara alami melalui tubuh mereka, Penyihir Air juga bisa menciptakan air secara alami dari tubuh mereka. Penyihir Air biasanya bisa melacak mata air, mereka bisa memanggil air dari jarak ribuan kilometer jauhnya. Semua Penyihir Air bisa melakukan itu, mereka juga bisa memanipulasi air. Para Penyihir Air biasanya dijadikan budak dikapal-kapal untuk menggiring ombak.

Sementara Penyihir Angin, mereka bisa mengendalikan angin. Mereka bisa menciptakan angin secara alami. Beberapa dari mereka bisa menciptakan puting beliung atau menggiring awan hitam. Para Penyihir Angin juga sering dijadikan budak di kapal-kapal sama seperti Penyihir Air, mereka bisa menggiring angin untuk menggerakkan kapal agar lebih cepat.

Penyihir Bayangan, mereka adalah satu-satunya penyihir yang dapat terbang. Para penyihir Bayangan dapat menciptakan ilusi, mereka juga handal dalam menebak gerak-gerik lawan melalui bayangan. Mereka bisa menjelma menjadi gumpalan bayangan hitam dan terbang dengan bebas.

Kemudian terakhir, ada Penyihir Darah. Seperti Paman Afan, mereka dapat menyembuhkan sebuah luka dan penyakit dengan mantra, atau seperti Nadia yang bisa memperlambat detak jantung para mahluk batu beberapa jam lalu. Yang lebih mengerikan adalah, para Penyihir Darah dapat mengendalikan semua organ di dalam tubuh manusia. Mereka bisa membuat organ dalam lawannya tak bekerja dengan baik.

"Kita pergi dari sini," ujar Nadia.

Setelah melihat anak kecil yang kepalanya pecah akibat mantra dari Penyihir Darah di pasar budak itu, Nadia langsung melengos pergi. Aku langsung juga langsung melengos pergi untuk menyusulnya meninggalkan Kamal yang masih asik menonton.

Nadia terlihat ketakutan dan frustasi. Gadis itu mengusap kepalanya. "Kita baru saja melihat aksi pembunuhan, dan kita semua hanya diam menonton. Orang-orang di sana hanya diam menonton!"

Aku merangkul Nadia, menenangkannya. "Jangan pikirkan itu Nadia. Sekarang lebih baik kita makan."

Aku pun menarik Nadia ke salah satu tempat makan di pasar. Bukan hanya Nadia, aku juga perlu menenangkan diri. Biar bagaimanapun kami baru saja melihat aksi pembunuhan. Aku bersyukur tidak tinggal di tempat seperti ini. Di Gunung Virama, semua kegiatan sihir diatur oleh Ibu Gunung. Sihir-sihir yang bisa mencelakai orang dilarang digunakan, semua penyihir setuju akan itu.

Setelah masuk ke dalam tempat makan itu, lagi-lagi semua mata langsung mengarah pada kami. Semua orang di sana mengalihkan atensinya terhadapku. Aku berusaha mengabaikan tatapan itu dan memilih pergi ke depan untuk memesan makanan, sementara Nadia mengikutiku dari belakang.

Saat aku sampai di depan, pelayan laki-laki di sana terkejut sekaligus terpukau dengan naga di bahuku. Aku pun berkata, "Aku ingin memesan."

Pelayan itu tersadar, menatapku sambil tersenyum. "A-apa itu naga sungguhan?"

Aku menoleh ke arah nagaku, kemudian mengangguk. "Ya, ini bayi naga."

Pelayan tersebut berkaca-kaca. "Aku tidak mengira mereka seindah itu saat kecil. Aku tak pernah melihat bayi naga, namun aku sering melihat dua naga dewasa milik tertua di kota ini. Boleh aku menyentuhnya?"

Aku mengerutkan keningku. Jadi ada orang di tempat ini yang memiliki seekor naga? Setahuku, Naga tidak boleh dipelihara oleh sembarang orang jika orang itu bukan bagian dari pertahanan Viraksa. Naga hanya boleh berada di Ibu Kota untuk mempertahankan pusat kedaulatan.

Sebelum Malam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang