Aku, Kamal dan Nadia sudah yakin dengan keputusan kami—atau lebih tepatnya keputusanku—bahwa aku tetap akan berangkat ke Ibu Kota untuk mencari kabar tentang dua temanku di Ibu Kota yaitu Laksana dan Lim, dua pengawal sekaligus penunggang naga. Selain Kamal dan Nadia yang mengisi masa kecilku sampai aku tumbuh menjadi remaja, mereka juga terlibat. Mereka yang mendidikku dan menyayangiku sampai aku merasa kalau merekalah orang tuaku.
Mereka mengajarkan aku caranya berburu, agar saat aku tak punya uang aku dapat menggunakan ilmu itu. Mereka juga mengajarknku bertarung seperti seorang laki-laki yang membuatku bisa bertarung, meski tak setangkas Kamal. Dan pelajaran paling berharga yang mereka berikan adalah saat mereka mengajarkanku cara menunggangi naga. Aku tak bisa melupakannya saat Lim mengajakku naik ke atas naga putihnya dan terbang menembus cakrawala.
Aku, Kamal dan Nadia sudah mendapat perbekalan uang dari Ibu Gunung, sekarang rencana terakhir kami adalah menjinakkan dua serigala gunung dewasa lain. Karena tidak mungkin Tompel dapat memikul kami bertiga dalam perjalnan. Tompel menjadi milkku, sementara Kamal dan Nadia akan mencari serigala lain. Kami bertiga berjalan di tengah gelapnya hutan sambil membawa obor, Tompel memimpin jalan di depan untuk menggantar kami ke sarang teman-temannya.
"Ini benar-benar menakutkan," ujar Nadia. Dia memeluk lenganku dengan ekspresi ketakutan.
Kamal malah terkikik melihat ekspresi Nadia. "Kamu benar-benar memalukan kaummu, Nadia. Ingat jati dirimu, kamu adalah seorang penyihir darah."
Nadia mendengus kesal, kemudian memukul lengan Kamal. "Kamu menyebalkan sekali, Kamal!"
"Hey, aku berkata jujur." Kamal masih asik tertawa. "Di luaran sana, para penyihir darah memiliki kemampuan yang paling menakutkan. Mereka bisa menyembuhkan luka, tapi mereka juga bisa mengoyak organ dalam dengan mantra."
"Aku tidak pernah ingin jadi penyihir. Jika aku bisa memilih, aku ingin menjadi manusia biasa seperti kalian." Nadia mendengkus kesal. "Para penyihir masih sulit mendapatkan tempat di dunia ini, kaum kami sering dibantai dan diperjual-belikan dengan tidak manusiawi."
Aku menoleh ke arah Nadia. "Darahmu mengalir darah seorang penyihir. Apa yang membuatmu tidak mau menjadi penyihir? Ayahmu seorang penyihir hebat, dia dikagumi banyak orang karena kekuatannya yang dapat menyembuhkan seseorang."
Di antara kami bertiga Nadia adalah yang termuda, berumur 18 tahun. Jika Kamal hanya memiliki seorang ibu, Nadia hanya memiliki seorang ayah, sementara ibunya pergi entah ke mana. Ayah Nadia dikenal banyak orang karena dapat menyembuhkan sakit dan luka, selain itu Ayah Nadia juga Penyihir Darah yang memiliki kemampuan penyembuhan paling hebat di desa kotak ini, atau bahkan di Viraksa (?).
"Aku tidak ingin jadi penyihir karena kepalaku ingin pecah. Aku dituntut menjadi seperti Ayahku yang ahli dalam menyembuhkan orang. Aku pusing karena harus menghapal banyak mantra di buku-buku sihir." Nadia menghela napas panjang. "Aku ini hanya gadis lemah, aku bodoh, aku tidak akan bisa menyembuhkan orang seperti Ayahku. Aku hanya ingin menjadi apa yang aku mau."
Aku tersenyum, merangkul Nadia. "Kamu tidak perlu jadi seperti Ayahmu, Nadia. Jadilah dirimu sendiri, dan tetap jadilah Nadia yang kami kenal."
Kami bertiga serempak berhenti saat Tompel mengarahkan kami pada sebuah gua besar. Serigala hitam itu terus masuk ke dalam sana, sementara kami bertiga berhenti. Seketika bulu kudukku bergidik ngeri saat melihat sekeliling kami. Tulang-tulang hewan berserakan, kami melihat bangkai rusa yang masih segar, dan banyak kelelawar berterbangan di sekitar kami.
"Pasti para serigalanya berada di dalam sana," ujar Kamal sambil menunjuk ke dalam gua.
Kamal baru saja akat melangkah masuk ke sana, namun aku langsung menariknya. "Kamu jangan bertingkah konyol, Kamal. Kita tidak tahu seperti apa keadaan di dalam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebelum Malam
FantasiDi dalam dalam gunung Viraksa hidup seorang gadis bernama Elok, yang merupakan anak haram dari Raja Viraksa. Sekilas Elok hanyalah gadis biasa yang tak memiliki kelebihan selain mata ungunya yang bisa melihat dalam gelap atau rambut birunya yang ind...