Aku membuka mataku saat mendengar pekikan-pekikan kecil di telingaku, aku lalu mengadahkan kepalaku menatap ke atas langit mendung yang dihiasi kabut. Entah itu kabut, atau kebulan asap. Aku lalu memeriksa tiga bayi naga yang pekikan kecilnya membangunkanku. Saat itu aku bisa menghela napas lega, mereka baik-baik saja.
Bayi naga yang berwarna merah naik dan merambat ke bahuku, dia lalu memekik sambil mengibas-ngibaskan tangannya. Dia berusaha untuk terbang, meski pada akhirnya jatuh. Mereka masih belum bisa terbang, apalagi untuk menyemburkan api. Mereka sangat rentan mati di usianya.
Aku tidak tahu sudah berapa lama aku tidak sadarkan diri sampai aku bisa melihat cahaya matahari di luar kebulan asap yang menghiasi langit, yang jelas saat itu aku sudah tidak mendengar suara dentuman dan pertempuran yang terjadi saat terakhir kali aku ingat. Sekarang aku berada di tengah-tengah timbunan puing.
Aku meletakkan bayi naga merah itu di bahuku kananku, lalu mengambil bayi naga dengan corak biru yang hinggap di puing reruntuhan dan meletakkannya di bahu kiriku, kemudian aku meraih bayi naga dengan sisik hijau itu dan memeluknya. Dengan penuh hati-hati, aku mulai memanjat puing-puing reruntuhan itu.
Aku berusaha dengan keras meski sesekali aku terjatuh sampai lutut dan sikuku berdarah, tapi aku tidak menyerah sampai akhirnya aku berhasil mencapai bagian teratas rentuntuhan. Tepat saat aku berada di atasa sana, aku melihat sebuah pemandangan yang aku sebut kehancuran.
Aku berdiri di atas ribuan puing reruntuhan bangunan Langit Jatuh, di antara jasad-jasad manusia yang mati melawan ego mereka masing-masing. Yang tersisa hanya abu dari reruntuhan dan sebuah Istana besar di ribuan kilometer di ujung sana. Istana itu masih berdiri, membuatku bertanya?
"Apa kita menang?" tanyaku.
Aku mengambil sebuah tirai bekas barak yang setengah terbakar di tengah reruntuhan, lalu melilitkannya pada tubuhku yang tidak mengenakan sehelai pakaianpun. Aku mengusap bayi naga di pelukanku, dan berjalan dengan tertatih-tatih.
Di perjalanan, aku melihat jasad Si Merah yang masih nampak segar setelah gugurnya dia saat perang. "Kematinmu tidak berakhir sia-sia. Bayi-bayimu akan menjadi masa depan untuk tanah ini."
Setelah mengatakan itu, dengan hati yang berat aku kembali melangkah menuju bangunan di ujung sana. Aku juga menoleh ke langit, di sana aku melihat dua naga yang terbang. Mereka mengaum gila dan tidak terkendali, seolah mencari sesuatu. Itu adalah Gerhana dan Cahaya, mereka tidak melihatku.
Aku tidak berusaha memanggil mereka, yang aku lakukan saat itu hanya melangkah dengan dua bayi naga yang berada di pelukanku dan satu berdiri di bahu kananku. Aku melangkahi tiap mayat yang berserakan di jalan, sebagian besar dari mereka hangus karena api.
Cukup lama aku berjalan untuk mendekat ke arah Istana Langit Jatuh, sampai akhirnya aku sudah tidak jauh dengan bangunan itu. Bangunan itu hampir tidak berbentuk, banyak bagian-bagian bangunan yang hancur dan runtuh. Aku terus berjalan untuk bisa masuk ke sana.
Aku melihat orang-orang di sana tampak sibuk. Sebagian dari mereka mengangkat tiap jasad para pejuang yang gugur, mengumpulkannya menjadi satu. Aku juga melihat beberpa beberapa Penyihir Angin dari Tentara Kedua mengendalikan udara untuk menggali reruntuhan, mencari jasad-jasad yang tertimbun.
Saat aku mulai dekat, orang-orang yang tengah sibuk itu menghentikan aktivitasnya dan menatapku, akupun juga diam. Bayi naga di bahuku memekik sambil mengibaskan sayapnya, membuat tempat itu cukup berisik sampai aku melihat beberapa orang keluar dari istana.
Aku melihat Kamal datang dengan kakinya yang pincang, lalu disusul Arya, Minara dan Zaheer yang kepalanya diperban. Waktu seolah berhenti saat itu, karena yang kami lakukan hanya saling menatap. Sampai akhirnya salah satu bayi naga di dekapanku memeikik, lalu menydarkan kami semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebelum Malam
FantasyDi dalam dalam gunung Viraksa hidup seorang gadis bernama Elok, yang merupakan anak haram dari Raja Viraksa. Sekilas Elok hanyalah gadis biasa yang tak memiliki kelebihan selain mata ungunya yang bisa melihat dalam gelap atau rambut birunya yang ind...