Entah sudah berapa jam pertempuran ini berlangsung, entah sudah berapa jam dua kubu saling menyerang dan membunuh. Pasukan Rukshale terus berdatangan seolah tidak ada habisnya, mereka terus menyerang Istana Langit Jatuh dan menghabisi pasukannya yang masih setia. Sementara Langit Jatuh kehabisan pasukan, banyak dari mereka yang berkhianat.
"Bakar semuanya!" teriaku dengan lantang.
Satu-satunya alasan Langit Jatuh masih bertahan adalah karena naga-naganya. Selama berjam-jam Gerhana dan Cahaya terbang mengelilingi bangunan istana untuk membakar semua orang yang datang menyerang. Aku dan nagaku mulai kelelahan saat merasakan serangan ini tidak ada habisnya.
Kedudukan Rukshale benar-benar diperkuat oleh pengkhianatan yang dilakukan para Tentara Kedua Langit Jatuh. Mereka bisa mendatangkan hujan untuk membuat api nagaku padam, mengendalikan api untuk membelokkan api nagaku atau mendatangkan tornado untuk melempar tubuh nagaku.
Aku, Gerhana dan Cahaya mendarat di sebuah tebing tinggi dekat istana. Di sana kami diam sambil menatap Istana Langit Jatuh yang mulai kebobolan, banyak Tentara Rukshale yang berhasil masuk ke sana. Aku khawatir saat mereka masuk ke sana sambil mengangkat senjata mereka.
"ARGHHHH!!" Aku berteriak dengan frustasi. Aku marah dan kalut. Aku kembali berpegangan pada pegangan di pelana dan berkata, "SERANG!!"
Kedua nagaku langsung terbang ke arah gerbang masuk Istana Langit Jatuh. Setibanya di sana Gerhana dan Cahaya langsung meniupkan api ke arah orang-orang yanf berniat masuk. Beberapa saat kami hanya berputar di sekitaran gerbang untuk menghadang orang-orang yang mau menerobos ke sana.
Saat tengah terbang, aku tidak menyangka kalau bahaya akan datang langsung padaku. Seorang Penyihir Angin dari Tentara Kedua yang berkhianat melompat dari atap bangunan, dia menubruk tubuhku dari belakang hingga membutku terguling dari pelana.
Untungnya sabuk pengaman di pinggangku masih melingkar sehingga aku tidak benar-benar jatuh, hanya saja tubuhku lepas dari pelana dan meggelantung di sana. Sementara itu, Penyihir Angin tersebut bepegangan pada kakiku, dia mulai menyerangku dengan menusukkan pisau ke betisku.
Aku berteriak kencang sontak membuat Gerhana sadar kalau aku tengah dalam bahaya. Nagaku itu mengaum gila, lalu terbang dan melambung tinggi. Hal itu malah membuatku makin kesulitan untuk kembali duduk di atas pelana, ditambah Penyihir itu terus berusaha meryarap ke atas.
"Kamu pikir kamu adalah penyelamat," katanya yang masih terus berpegangan pada kakiku di tengah Gerhana yang terus terbang tinggi. "Tapi sebenarnya tidak. Kamu hanyalah pembawa masalah di sini."
Saat itu aku merasa tidak bisa apa-apa, karena yang bisa aku lakukan hanya berpegangan pada tali yang terikat di pelana sambil terus menendang-nendang Penyihir itu. Aku bisa merasakan bagaimana sakit dan perihnya saat pisau itu mengoyak daging di kakiku, menyebabkan terjadinya pendarahan.
"Pengkhianat!" teriakku. "Aku memang bukan penyelamat, tapi setidaknya aku bukan pecundang sepertimu yang hanya memikirkan diri sendiri!"
Aku melepas satu tanganku dari tali di pelana, lalu dengan segala kesulitan yang ada, aku meraih pisau pemberian Kamal di sabukku. Saat aku sudah memegang pisaunya, tiba-tiba Gerhana menungkik tajam membuatku berteriak.
Aku tidak mau menunggu lama lagi untuk mengambil keputusan. Dengan segala risiko yang akan terjadi, aku langsung menacapkan pisau itu tepat ke mata si Penyihir. Dia sontak berteriak kencang saat pisau itu berhasil mengoyak matanya, spontan langsung melepas pegangannya pada kakiku dan jatuh masuk ke dalam kobaran api di bawah.
Aku menghela napas lega, dengan segala sisa tenaga aku meraih tali demi tali untuk bisa kembali naik ke ata pelana dan duduk di sana. Setelah berhasil singgah di pelana, aku memerintahkan Gerhana untuk kembali ke medan pertempuran, dan nagaku itu mengiyakan permintaanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebelum Malam
FantasyDi dalam dalam gunung Viraksa hidup seorang gadis bernama Elok, yang merupakan anak haram dari Raja Viraksa. Sekilas Elok hanyalah gadis biasa yang tak memiliki kelebihan selain mata ungunya yang bisa melihat dalam gelap atau rambut birunya yang ind...