Sepanjang malam aku tidak bisa tidur. Cuaca semakin lama semakin menggigit kulit membuatku makin larut dalam kesedihan, kebingungan, dan ketakutan ini. Aku memikirkan semua yang melanda kami sekarang. Aku menyesal. Harusnya aku tidak mengajak mereka keluar dari Virama, harusnya kami tetap berada di sana. Jika aku menyingkirkan egoku, mungkin sekarang aku tengah tidur nyenyak tanpa rasa takut.
Aku kehilangan serigala kesayanganku, sekarang aku kehilangan Nadia sahabat terbaikku, dan kehilangan bayi nagaku. Pikiranku kalut setelah mendengar cerita dari Lantang tentang nenek bernama Baghra itu, sosok tertua yang ditakuti, memiliki para penyihir budak kuat dan dua naga dewasa. Aku putus asa.
Meminta bantuan pada Ibu Gunung sama saja memicu peperangan antar kota. Satu-satunya orang yang bisa menyelamatkan Nadia tanpa memicu peperangan adalah Laksana dan Lim. Mereka adalah dua Pengawal Raja, penunggang naga terhebat di Ibu Kota. Namun bagaimana caranya aku meminta pertolongan pada mereka? Aku bahkan tidak tahu kabar mereka, aku tidak tahu apa mereka baik-baik saja atau tidak.
"Kamu belum tidur?"
Aku yang duduk di depan perapian menoleh ke arah Kamal yang terbangun dari tidurnya di ranjang. "Tidak bisa tidur, aku masih memikirkan Nadia dan bayi nagaku. Kamu sendiri tidak tidur?"
"Terbangun," jawabnya, mengucak mata sambil bangkit.
Setelah itu kami sama-sama terdiam. Aku termenung sambil duduk di depan perapian, sementara Kamal duduk di atas ranjang sambil sambil menatap langit-langit kamar. Kami menumpang di rumah Lantang sementara, sambil memikirkan mau dibawa ke mana nasib kami bertiga.
Aku menghela napas panjang, kemudian beranjak dari dudukku. Aku berjalan ke arah luar, namun saat aku akan menyibak kain penutup Kamal bertanya, "Kamu mau ke mana?"
"Aku butuh udara segar," jawabku. Aku melihatnya langsung bangkit. "Kamu di sini saja, Kamal. Kamu tidak perlu mengikutiku, aku hanya ingin mencari udara di luar."
Kamal mengangguk. "Jangan lakukan hal bodoh, Elok. Aku mohon."
Aku tidak membalasnya, kemudian akupun keluar dari bilik. Aku berjalan menyusuri rumah kayu itu, sampai akhirnya aku tiba di beranda rumah. Aku langsung menggigil saat menginjakkan kaki di luar membuatku mengencangkan mantel. Aku diam di sana cukup lama, hanya menatap ke arah luar dengan kosong. Bibirku sudah kaku, tubuhku sudah gemetar, namun aku urung untuk masuk.
Aku termenung di depan sana sampai fajar. Saat fajar telah tiba, aku masuk ke dalam. Meski terjaga sepanjang malam, aku tidak kunjung mengantuk. Pikiranku terlalu berat hingga diriku menolak untuk tidur. Aku teringat memoriku bersama Tompel sampai akhirnya aku kehilangannya. Aku teringat kebahagiaanku yang datang saat bermain bersama Nadia, dan aku kehilangannya juga.
Saat berjalan masuk ke ke dalam, aku melihat Lantang diam di depan jendela. "Lantang," panggilku.
Laki-laki gempal itu menoleh. "Eh, Elok."
"Apa yang kamu lakukan di sana?" tanyaku.
"Ada kabar buruk, Elok."
Aku baru saja akan bertanya, namun Kamal muncul dari bilik sebelah membuat perhatian kami teralihkan sejenak.
"Katakan pada kami," ujar laki-laki itu. "Apa yang telah terjadi?"
Lantang tampak ragu untuk mengungkapkan sesuatu, namun laki-laki itu tetap berusaha. "Setelah kalian tertidur malam tadi, ada kereta kuda yang melewati depan rumah ini. Kereta kuda itu milik Baghra, dan kereta kuda itu mengangkut para penyihir budak. Aku melihat teman kalian di sana. Kemungkinan besar dia akan dijual ke Ibu Kota pada penyihir—tunggu, kalian sudah tau tentang runtuhnya Ibu Kota?"
Aku yang mendengar itu langsung lemas. Mataku berkaca-kaca. Aku mengusap wajahku dengan emosi yang tak terbendung. Membayangkan Nadia yang lehernya dirantai membuatku benar-benar sedih. Tempat ini bukan untuknya, dan dia tidak pantas untuk mendapatkannya. Aku harus menyelamatkannya, aku tidak perduli apa yang harus aku hadapi, yang penting aku mendapatkan sahabatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebelum Malam
FantasyDi dalam dalam gunung Viraksa hidup seorang gadis bernama Elok, yang merupakan anak haram dari Raja Viraksa. Sekilas Elok hanyalah gadis biasa yang tak memiliki kelebihan selain mata ungunya yang bisa melihat dalam gelap atau rambut birunya yang ind...