EPILOG

17K 1K 31
                                    

hai.

.
.

"Sayang, waktu Kamu Dateng nanti semangatin aku ya."ucap Arjuna yang sedang memasang sepatu sekolahnya bersiap siap berangkat menuju turnamen nasionalnya.

turnamen terakhirnya pada Masa SMA, dan turnamen yang tidak pernah ia menangkan sama sekali.

Kenzi bersandar di samping dinding dekat Arjuna sembari melihat pria itu memakai sepatunya.

"anak anak gimana?."tanyanya.

"Bawa aja, Tidurin di kereta dorongnya, nanti aku cariin tempat yang nggak panas buat kamu."

"emang boleh?."

Arjuna mengangguk, bangkit dari duduknya yang telah selesai memasang sepatu, ia pun melingkarkan tangannya di pinggang Kenzi, lalu mencium kening pria itu lembut.

"Bolehlah, aku kaptennya, dan Kamu istriku, jadi apa masalahnya cari tempat yang nyaman untuk istri kapten?."

Kenzi mengangguk. "menyalahgunakan kekuasaan lagi?."

Arjuna terkekeh."sedikit."
"nanti kamu bisa bawa mobil sendiri kan? atau perlu aku jemput sebelum main? bisa sih keknya, tinggal cadangin aja akunya di menit pertama."ucap Arjuna menatap Kenzi dengan tangan yang masih melingkar di pinggang pria itu.

Kenzi menggeleng."nggak usah, Aku bawa mobil sendiri aja, kamu fokus mainnya, katanya ingin ke tingkat internasional."

Arjuna mengangguk, mengecup singkat pipi kenzi ia pun melepas lingkaran tangannya.

"yaudah, aku berangkat ya."

Kenzi mengangguk dengan senyum lebar ia pun menatap Arjuna."semangat ya, dan dominasi lah lapangannya, aku dukung kamu."ucapnya.

Arjuna tersenyum,melambaikan tangannya ia pun mulai melajukan motornya menuju sekolah, berkumpul untuk pergi ke lapangan basket tempat perlombaan nasional dengan tim nya yang lain.

kepergian Arjuna membuat Kenzi menarik nafas, masuk kedalam rumah melihat bayi bayi mungilnya yang masih tertidur dengan kaki Ziki sudah berada Di atas perut Tezza.

tersenyum ia pun memperbaiki posisi tidur anaknya itu.

mungkin terganggu akan kehadiran Kenzi, tangan Kecil Diaz mencoba memukul mukul tangan Kenzi di sampingnya.

menatap ke arah Diaz, Kenzi pun tersenyum lalu menggendong anak pertamanya itu dengan senang.

"Diaz udah bangun ya sayang? maaf yaa. papi bangunin kamu?."tanyanya mencoba berbicara Dengan bayi itu.

bayi itu hanya menatap Kenzi lekat sembari mengemut jempolnya, dengan mata polos ia menatap kenzi.

Kenzi mencoba merayu Diaz dengan senyum dan sedikit mengusili anak pertamanya itu.
"Senyum Diaz mahal ya nak? Sama Papi pun nggak mau senyum."ucapnya lagi.

Sembari menatap Kenzi dengan polos, ntah mengerti atau tidak, lama kelamaan. senyum Diaz semakin lebar menatap Kenzi.

"ahh, senyum juga."ucapnya gemes dengan menyatukan hidungnya ke pipi mungil Diaz.

Kenzi menatap ke arah anak kedua dan ketiganya, mereka masih tertidur nyenyak dengan tangan Ziki yang sudah numpuk di wajah Tezza.

"Diaz mandi dulu ya, Kita liat papa main basket, Papa turnamen hari ini, Diaz nggak boleh cengeng ya, Jagain adeknya supaya nggak nangis oke?! ayo kita siap siap."ajaknya dengan masih merayu Diaz menuju kamar mandi memandikan Diaz.

dengan Diaz yang anaknya enteng, hanya diam ketika kenzi memandikannya, oleh sebab itulah, Kenzi merasa aman memandikan Diaz.

memasang bajunya, dan kembali meniduri kekasur dahulu, dan meletakkan Bantal guling di kedua sisi Diaz mencegah bayi itu jatuh.

[BXB] MY PLAYBOY HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang