SIDE STORY

13.5K 923 15
                                    

"Pagi Pap." Tezza turun dari lantai atas menyapa Kenzi yang duduk di meja makan dengan mengecup pipi kenzi lembut.

menengok ke arah Tezza, Kenzi tersenyum."Pagi sayang."

Tezza pun duduk di kursi depan Kenzi, menunggu Kakak dan adeknya turun dari kamar masing masing sembari memainkan handphonenya.

sekarang triplet sudah berumur 17 tahun, Dan sudah Menginjak Bangku SMA lah mereka sekarang.

"Pagi Papi,  Papa mana? "Ucap Pria dengan suara berat turun dari Lantai atas duduk di kursi samping Kenzi ketika menengok kursi kepala keluarga tetapi tidak menemukan Arjuna.

"Pagi sayang, Papa kamu masih mandi di atas, kita tunggu Ziki dan Papa kamu dulu ya."ucapnya.

Diaz mengangguk, menatap ke arah Tezza yang masih memainkan ponselnya tanpa memperdulikan dia datang.

Lalu ia pun merebut paksa ponsel itu.

Tezza yang kehilangan ponselnya pun menatap Diaz tajam, Tak merengek sedikit pun, ia hanya menatap Diaz tajam begitupun dengan Diaz, pria itu juga Diam, tak berniat mengembalikan handphone Tezza. seolah olah mereka berbicara dengan tatapan dingin itu.

"Ardiaz, Kembalikan handphone adekmu"Ucap Kenzi menatap Diaz yang lebih dulu mengusili Tezza.

Diaz menatap papinya lalu menggeleng."Kita lagi bareng pap, Nggak sopan main handphone di saat begini."ucap Diaz menolak perintah Kenzi.

Kenzi diam sebentar, menatap ke arah Tezza yang mana tatapan dingin itu masih setia menatap Diaz.

Ucapan Diaz tidak salah juga, yang jadi masalahnya sekarang adalah tatapan dingin Tezza.

"Artezza." Ucap Kenzi lembut mencoba membuat gadis itu mengerti.

dari dulu, Tezza benar benar susah mengendalikan ekspresinya, di rumah gadis ini sangat lah ramah seperti gadis pada umumnya yang sangat manja tetapi ketika Di luar, Gadis manja itu tidak akan di lihat dimana mana, dimana Tezza yang memiliki sifat dominant sejak dini akan sangat menjaga sesuatu yang di sayangnya, tidak peduli siapapun orangnya, dia akan membuat orang itu babak belur ketika menganggu.

Dan yang hanya bisa menghentikan Tezza ya hanya Diaz lah orangnya, karena sifat yang sama persis.

Pernah waktu Tezza berumur 10 tahun, Gadis itu mematahkan tangan seorang gadis yang mencoba mengusik pensil mekanik Tezza.

hanya satu tangan, tapi ketika tangan yang lain ingin ikut di patahkannya, Diaz pun datang menghentikan Tezza.

Tezza dengan mata lunak menatap Kenzi yang memanggilnya."Maaf pap." ucapnya.

Kenzi mengangguk."Nggak papa, Kakakmu begitu demi kamu, Jadi jangan marah ke dia ya."

Tezza mengangguk, ia menurut lalu setelah itu, barulah Diaz mengembalikan handphone Tezza dan sedikit mengacak rambut Tezza dengan sayang, lalu ia pun duduk di Samping Kenzi.

"Papi."Ucap salah seorang datang dari lantai atas dengan rambut acak acakan miliknya.

Kenzi menatap Anak bungsunya lalu tersenyum."masih tidak bisa menyisir rambut sendiri hmm?."Tanya Kenzi kepada anak bungsu itu.

Ziki cemberut, merengek ia pun menatap Tezza."Kakak." panggilnya

Tezza melihat ke arah Ziki, dengan tersenyum lembut, mengambil sisir di ranselnya ia pun menyuruh Ziki berjongkok di bawahnya.
"Sini kakak bantu." ucapnya lembut.

Ziki tersenyum sumringah, berjalan ke arah Tezza, ia pun mnerima perlakuan manis Tezza, sehingga rambutnya kembali Rapi.

lalu setelah selesai ia pun mulai duduk di samping Tezza.

[BXB] MY PLAYBOY HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang