Part 3 - Tawaran Pekerjaan

1.1K 67 1
                                    

"Kamu bilang butuh pekerjaan cepat?" Tanya cempaka di suatu sore.

"Iya. Kau punya?" Tanya Ratih antusias. Mereka sengaja berbincang di dapur dengan berbisik-bisik karena di tengah rumah ada ibu dan juga adiknya yang sedang menonton TV.

"Ada." Jawab Cempaka tak kalah antusiasnya. "Malah pekerjaan ini gak bikin kamu keluar modal banyak. Gak perlu bikin passport, Visa atau surat-suratan macam itulan."

"Pekerjaan apa?" Ratih memandang Cempaka dengan curiga seraya mencuci sayuran di wastafel. Ya, setelah lelah bekerja kini Ratih harus kembali sibuk dengan pekerjaan rumahnya yaitu memasak makan malam untuk keluarganya.

"Merawat orang sakit." Ujar Cempaka seraya membantu Ratih mengiris tomat. "Cuma syarat pekerjaannya memang sedikit diluar nalar. Mereka minta perawat yang bisa menjaga selama satu kali dua puluh empat jam. Tanpa hari libur dan yang cukup sulit—buat aku—kamu gak boleh pakai ponsel selama bekerja dan juga gak boleh dikunjungi sama keluarga." Ucap Cempaka yang masih membuat Ratih mengernyit.

"Kamu yakin pekerjaan yang kamu tawarkan ini gak berbahaya buat aku?" Tanya Ratih dengan agak curiga. "Apa mereka majikan yang baik? Gimana caranya aku bisa kerja selama satu kali dua puluh empat jam, itu gak masuk akal. Aku bukan robot.

"Kalau gak dibolehin dapat kunjungan keluarga, aku paham. Tapi masa aku sama sekali gak boleh pakai ponsel. Meskipun aku gak pakai ponsel tiap menit, tapi kalau ada sesuatu yang penting atau semisal aku butuh bantuan gimana?"

"Aku udah nanya itu ke mereka. Kamu gak sepenuhnya bekerja dua puluh empat jam, mereka tentunya gak segila itu sampai gak ngasih kamu istirahat sama sekali. Tapi maksud mereka, kamu harus tersedia untuk menjaga si majikan saat dia perlu. Jadi kamu harus mau bangun sekalipun itu tengah malam. Ya seperti mengasuh bayi saja."

"Memangnya majikannya sakit apa?"

"Aku gak tahu, aku gak berani tanya. Mereka bilang, untuk tempat tinggal kamu gak usah khawatir, kamu akan diberi tempat tinggal yang layak, makanan dan fasilitas kesehatan. Kamu gak perlu mengerjakan yang lain termasuk mencuci dan menyetrika pakaianmu sendiri karena akan ada orang yang mengerjakan itu.  Fokusmu hanya satu yaitu mengurus majikan yang sakit itu. Dan yang terpenting, mereka gak akan nipu kamu dengan gak bayar kamu seperti yang terjadi di berita-berita itu karena mereka bersedia ngasih kamu gaji dimuka secara penuh.

"Ya, intinya sih kamu seolah lagi kerja di luar negeri, hanya saja pekerjaan itu ada disini." Ucap Cempaka dengan antusias.

"Dimana?" Tanya Ratih ragu. Kini, setelah pekerjaan di depan mata, entah kenapa Ratih justru mendadak cemas.

"Ada pokoknya. Katanya kamu akan dibawa ke tempat peristirahatan si majikan yang ada di desa karena sekarang calon majikanmu sedang ada di desa untuk penyembuhan." Jawab Cempaka lagi kali ini dia yang tampak tidak yakin.

"Berapa gajinya?" Tanya Ratih ingin tahu.

"Nah, ini yang hebat." Ucap Cempaka antusias. "Mereka bersedia gaji kamu sampai dua puluh juta sebulan. Bayangin, dua puluh juta. Itu nilainya sangat besar, Tih. Perawat di rumah sakit aja gak dapat segitu sebulannya padahal sama-sama ngurusin orang sakit. Fantastis kan? Gimana, kamu minat?" Cempaka kembali antusias. Tentu saja, dengan nilai sebesar itu, pasti akan ada komisi yang besar juga untuk agen tenaga kerja milik keluarganya.

"Kamu yakin mereka akan membayarku sebanyak itu?" Tanya Ratih ragu.

"Bener, Tih. Aku gak bohong." Ucap Cempaka meyakinkan. "Aku juga awalnya sempat ragu, tapi mereka meyakinkanku. Kamu mau aku kontak orang yang mau ngasih pekerjaannya?" Tanya Cempaka yang dijawab anggukkan Ratih. "Sebentar." Cempaka mengeluarkan ponsel dari saku pakaiannya dan kemudian mencari kontak di ponselnya.

Entangled by Your CharmsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang