Mata Ratih terbelalak seketika. Pengangan tangan Shaka di tengkuknya begitu kuat dan tekanan bibir pria itu di bibir Ratih juga terasa menyakitkan. Ia berusaha mendorong Shaka untuk menjauh namun tenaganya tidak cukup untuk membuat pria itu bergerak. Bahkan bukannya membuat tubuh Shaka mundur, yang ada justru Shaka balik memeluk pinggang Ratih dan menariknya ke atas sehingga tubuh mereka saling bertabrakan dan setelahnya pria itu membanting tubuh Ratih ke atas tempat tidur sehingga Ratih terbaring terlentang dan dengan mudah pria itu mendindih tubuhnya dan mengunci tubuh Ratih dengan menggunakan kakinya.
Ratih berontak. Ia tahu apa yang hendak Shaka lakukan terhadapnya dan dia merasa ketakutan karenanya. Apalagi kini satu tangan Shaka berhasil mengunci kedua tangan Ratih di atas kepalanya sementara tangan lainnya mengunci dagu Ratih dan terus memaksa mencium bibir Ratih.
Ratih mencoba meminta tolong. Ia berusaha untuk berteriak namun saat ia membuka mulutnya Shaka malah mengambil kesempatan itu dengan membuat ciuman mereka semakin dalam.
Ratih berontak, ia mencoba menggerakkan wajahnya supaya bisa melepaskan ciuman Shaka namun usahanya sama sekali tidak membuahkan hasil. Saat pegangan Shaka di pergelangan tangannya terlepas, Ratih berusaha untuk kembali mendorong Shaka menjauh, namun ia dibuat terkejut karena rongga yang tersisa diantara tubuh mereka justru dimanfaatkan Shaka untuk meremas payudaranya.
"Nggg..." Ratih mencoba memberontak diantara ciuman basah yang masih Shaka berikan. Ia mendorong dada bidang pria itu tapi pria itu sama sekali tak bergeming. Bahkan kedua kaki Ratih yang hendak menendangpun sama sekali tak berkutik karena himpitan paha kokoh milik pria itu.
"Ini yang mereka ingin aku lakukan padamu." Geram Shaka saat pria itu mengangkat wajahnya untuk sesaat. Ratih menggelengkan kepala, berusaha untuk kembali membuat tubuh pria besar itu menjauh darinya.
"Tuan, jangan. Saya mohon…" Isaknya takut seraya kembali mendorong tubuh Shaka. Namun lagi-lagi, usahanya sama sekali tidak membuahkan hasil.
"Mereka ingin aku menyentuhmu." Ucap Shaka yang entah kapan berhasil membuka kancing seragam Ratih dan menyingkapnya hingga kini perut Ratih terbuka. “Mereka ingin aku menggagahimu." Lanjutnya di telinga kiri Ratih sementara tangan kanan pria itu bergerak mengusap perut Ratih dan terus naik ke atas masuk ke balik bra yang Ratih kenakan hingga tangan besar pria itu berhasil meraup payudara Ratih yang bulat dan kencang.
"Tu-Tuan… jangan… " Pinta Ratih dengan airmata yang terus berderai. Namun lagi-lagi Shaka mengabaikan permintaannya, pria itu malah dengan sengaja terus mengusap dan meremas payudara Ratih hingga Ratih hanya bisa menggelengkan kepala dengan takut dan terus berusaha mendorong tubuh Shaka menjauh.
"Mereka berpikir aku sudah mati rasa." Bisik Shaka kali ini di ceruk leher Ratih. Pria itu mengecup dan menjilati leher dengan ujung lidahnya yang membuat Ratih kewalahan dan semakin merasa ketakutan. "Mereka ingin aku menyetubuhimu dan menanamkan benihku di rahimmu." Shaka bermain dengan leher Ratih yang lainnya yang membuat isakah Ratih semakin kencang. "Aku dengan senang hati bersedia melakukannya. Bukankah kau memang dibayar untuk itu? Untuk menghiburku?" Ucap Shaka di telinga Ratih dan dengan sengaja menjilat airmata si gadis yang mengalir deras di samping wajahnya.
"Tidak, Tuan. Saya mohon. Saya tidak kesini untuk itu…" Bisik Ratih dengan sisa tenaga yang dimilikinya sambil mendorong terus dada Shaka yang bidang. Ratih merasakan tekanan di bagian bawah tubuhnya yang berasal dari alat vital Shaka. Ia semakin berontak, mendorong Shaka dengan sekuat tenaga karena ketakutan.
Tidak, ini tidak boleh terjadi. Shaka tidak boleh memperkosanya. Shaka tidak boleh mengambil keperawanannya. Pekik Ratih dalam hati. Harga dirinya sudah hilang. Jika sampai keperawanannya pun hilang, Ratih tidak punya apa-apa lagi yang bisa dia banggakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Entangled by Your Charms
RomanceRatih yang putus asa meminta bantuan teman lamanya untuk mencarikannya pekerjaan. Dia ingin pekerjaan dengan gaji yang besar meskipun itu membuatnya harus bekerja keluar negeri sebagai seorang pelayan. Namun siapa yang menyangka kalau tanpa sepenge...