Part 12 - Kasihan

1.4K 63 0
                                    

Setelah mendengar apa yang dilakukan Shaka pada Ratih, Lasma bergegas meninggalkan kamarnya dan pergi menuju kamar Ratih. Ia mendengar pintu berusaha dibuka dari dalam dan Ratih sendiri terus berteriak minta untuk dikeluarkan seraya terus menggedor pintu dan memutar pegangan pintu.

Lasma ingin mengeluarkan gadis itu atau setidaknya ia sendiri yang akan masuk dan berusaha untuk menenangkannya, namun pegangan tangan Naraga di pergelangan tangannya membuat niatannya terhenti.

"Jangan. Biarkan saja." Ucap pria yang merupakan atasan sekaligus suaminya itu.

Lasma memandang suaminya dengan tatapan bingung dan suaminya menjawab pertanyaan tanpa suaranya dengan gelengan kepala.

"Shaka bertindak diluar perkiraan kita." Ucap Naraga seraya menarik Lasma untuk menjauh dari kamar Ratih yang masih terdengar meminta pertolongan.

"Apa dia benar-benar akan memperkosa Ratih?" Tanya Lasma ingin tahu. Jelas dia sendiri kaget dengan pelecehan yang dilakukan Shaka pada Ratih. Selama ia mengenal Shaka, ia tahu kalau Shaka bukan orang yang bejat. Bahkan dalam keadaan mabuk pun, Lasma yakin Shaka tidak akan tega memperkosa seorang perempuan.

"Shaka kehilangan kendali. Dia tertekan. Itulah alasan kenapa dia melakukan ini." Ucap Naraga lirih. Jauh dalam hatinya, Naraga juga merasa bersalah pada apa yang sudah Ratih alami. Namun sebagai pelayan yang setia, Naraga tidak bisa melakukan apapun selain melakukan apa yang tuannya perintahkan.

"Kasihan dia." Bisik Lasma. Lagi-lagi ia melirik pintu kamar Ratih yang kini gedorannya terdengar melemah. Mungkin Ratih mulai merasa kalau usahanya untuk meminta pertolongan itu sia-sia.

"Biarkan saja. Ini hanya akan berlangsung sementara." Ucap Naraga lebih seperti perintah meskipun di saat bersamaan Lasma melihat raut khawatir tercetak di wajah tua suaminya.

"Mas." Panggilan yang memang diucapkan Lasma hanya ketika mereka berdua itu berhasil membuat suaminya menoleh.

"Mereka harus melewati semua ini." Ucap Naraga berusaha menjelaskan. "Ratih harus terluka. Dengan begitu, nanti Shaka akan merasa bersalah padanya." Lasma masih memandangi pria itu dengan tatapan bingung. "Suka atau tidak, hanya cara ini yang bisa membuat mereka nantinya terikat satu sama lain.

"Saat Shaka merasa bersalah, dia akan melakukan beragam cara untuk menebus kesalahannya. Dan saat seseorang terluka, obat yang paling mujarab itu berasal dari orang yang sudah melukainya. Kamu paham? Seperti halnya vaksin, dibuat dari mikroba sebuah penyakit yang dilemahkan guna membuat seseorang kebal. Itu jugalah yang sedang kita lakukan pada Ratih saat ini. Kita membuatnya terluka karena Shaka supaya kelak dia akan kebal pada Shaka."

"Tapi apa ini tepat? Aku tahu apa yang diinginkan Tuan Noam, tapi menurutku ini salah. Tidak seharusnya Tuan Noam memaksakan kehendaknya pada Shaka dan Ratih hanya untuk memenuhi keinginannya sendiri."

"Aku tahu. Tapi aku juga tidak bisa menentangnya. Kita hanya bisa berharap yang terbaik untuk keduanya. Untuk itulah kita memilih Ratih sebagai tumbalnya." Naraga mengingatkan sang istri.

"Tapi apa menurutmu, Ratih bisa bertahan?" Tanya Lasma penasaran.

Naraga mengangguk dengan yakin. "Aku yakin dia bisa bertahan. Meskipun dia terlihat rapuh, nyatanya dia adalah gadis yang kuat. Dan mengingat betapa lembut dan tulusnya hati Ratih, aku juga yakin kalau semuanya akan menjadi lebih baik kedepannya." Ucap pria itu tanpa mengalihkan pandangannya dari pintu kamar Ratih yang tertutup.

Naraga jelas tidak sembarangan saat dia mempertimbangkan Ratih untuk menjadi pelayan Shaka.

Seperti yang dikatakan Shaka, untuk mendapatkan orang yang mau bekerja dengannya itu sangat mudah. Pengangguran di muka bumi ini jumlahnya tidak terhitung. Profesional atau fresh graduate. Pencari pekerjaan freelance ataupun tetap. Pengangguran yang berkeliaran di jalanan ataupun pengangguran yang mencari pekerjaan lewat agen resmi dan non resmi. Banyak sekali tersedia asalkan Naraga mau memilih, maka si beruntung itu akan bisa mendapatkan pekerjaan degan gaji yang jauh diatas rata-rata. Namun bukan itu yang Naraga butuhkan.

Untuk memenuhi keinginan kakek Shaka, Tuan Noam. Jelas Naraga harus mencari orang yang berkualitas sekalipun tidak berkelas. Karena pria tua itu ingin calon cicitnya terlahir dari rahim wanita baik-baik dengan kesehatan fisik dan mental yang baik sekalipun dia lahir bukan dari keluarga kaya raya atau berkelas seperti Noam Arsenio sendiri.

Noam Arsenio tidak ingin cicitnya lahir dari wanita murahan apalagi sekelas PSK. Dan dari beragam orang yang tersedia, di mata Naraga hanya Ratihlah orang yang cocok dengan keinginan Tuan Noam Arsenio.

Ya, sebelum memutuskan membawa Ratih ke hadapan Shaka mereka sudah memilah beberapa orang dalam waktu singkat dan melakukan penyelidikan rinci terhadap masing-masing kandidat termasuk Ratih dan keluarganya. Naraga tahu bagaimana Ratih hidup sampai di usianya kini dan bagaimana serakahnya seorang Fitri.

Harus ada satu hal yang membuat para kandidat bergantung dan tak bisa lepas begitu saja dari perjanjian yang akan mereka buat. Uang bisa jadi salah satu kelemahan namun hal itu tidak selamanya bisa mengikat seseorang. Karena itulah Naraga menggunakan keluarga Ratih untuk bisa membawa gadis itu ke dalam perangkapnya.

Karena uang, Ratih ingin melarikan diri dari ibunya sendiri hingga gadis itu nekad melamar sebagai seorang TKW. Dan karena uang, ibu gadis itu rela menjualnya kepada siapapun. Namun kepolosan gadis itu membuatnya tidak mau menyakiti keluarganya sendiri sekalipun selama ini gadis itu selalu tersakiti.

Tidak sulit untuk membuat Ratih terikat. Sedikit hasutan dan syarat yang tidak masuk akal berhasil membuat Fitri mengambil uang yang ditawarkan Lasma. Bahkan tanpa mempertimbangkan perasaan sang anak, Fitri mengambil jumlah yang banyak sekaligus. Wanita itu sangat yakin kalau putri sematawayangnya tidak akan mengecewakannya dan akan bisa bertahan bersama Lasma betapapun tersiksanya ia.

Kejam? Itulah ibu Ratih. Tapi Naraga tidak heran, di dunia ini tidak sedikit orang yang menumbalkan saudara dan anak sendiri demi uang. Dan daripada Ratih ditumbalkan pada saudagar kaya yang sudah tua renta hanya karena diiming-imingi mahar yang nilainya tidak seberapa. Naraga pikir lebih baik Ratih ditumbalkan pada Shaka saja. Toh pada akhirnya Ratih akan berakhir sama, menjadi wanita pemuas nafsu pria demi uang yang akan memuaskan ibunda tercinta.

Mungkin pada awalnya Ratih akan merasa tersiksa dan kehilangan harga diri. Namun Naraga bisa memastikan kalau lambat laun Ratih pun akan beryukur dengan apa yang Naraga lakukan padanya karena suatu saat nanti, saat Shaka menunjukkan sifat aslinya. Naraga yakin kalau Ratih akan balik jatuh cinta pada pesona anak asuhnya itu.

Apalagi Noam Arsenio pasti akan memberikan banyak hal pada Ratih jika gadis itu berhasil memenuhi apa yang selama ini menjadi obsesinya, yakni melahirkan cicit laki-laki untuk melanjutkan nama keluarganya.

Ya, nyatanya Ratih memang seberuntung itu dan suatu hari nanti, baik itu Shaka ataupun Ratih pasti akan berterima kasih atas apa yang sudah Naraga lakukan pada mereka.

Tapi permasalahan Naraga saat ini adalah, bagaimana caranya ia membuat Shaka mau kembali menyentuh Ratih dan bagaimana caranya supaya Ratih mau menerima sentuhan anak asuhnya itu.

Entangled by Your CharmsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang